~Happy Reading~Keesokkan harinya kedua mertua Jaejoong kembali ke Gwangju. Rumah terasa kembali tenang . seolah-olah angin topan baru saja melanda. Tetapi, entah kenapa Jaejoong ingin sekali mendengar suara Umma Jung yang memanggilnya. Sungguh aneh bukan?
Tiba-tiba saja Jaejoong tersenyum sendiri. Dalam sekejap, Umma Jung bisa menerimanya sebagai menantunya dan dalam waktu sekejap pula, dia menyayangi Jaejoong bahkan lebih dari pada anaknya sendiri, Yunho. Sifat sang mertuanya itu memang sungguh unik.
" Boo? Kurasa mangkuk nasinya kelebihan satu," ujar Yunho sambil menatap meja makan.
" Ne? Ah, aku merasa eommonim masih berada disini, hehehehe." Sahut Jaejoong tersipu-sipu. Saat ini Jaejoong sedang menyiapkan makan malam.
" hahaha... seperti bukan Boojae saja."
" eommonimkan tinggal di sini cukup lama," kilah Jaejoong.
" Ne, kamu benar sayang. Hampir setengah Bulan. Boojae jadi terbiasa makan bertiga sama Umma, ne?"
" ya, begitulah," ujar Jaejoong kemudian mengambil sebuah mangkuk yang sudah dia letakkan di atas meja tadi dan menyimpannya kembali di lemari peralatan makan.
" Yun."
" Ne?"
" Entah kenapa aku merasa kesepian, ya?"
" Ada apa, sayang ? eoh?"
" Entahlah..."
" ha ha ha .. . Bukannya kamu sebal dengan Umma?"
" Aniyo, itu tidak benar."
" Lebih baik orang tuaku kembali Gwangju, kan?"
" iya, sih. Eh, Tapi...."
" Tetapi kenapa?"
" Entahlah kenapa, Aku hanya merasa rindu dengan eommonim. Aku menyayanginya."
" kok bisa?"
" Mungkin karena dia adalah Ibunya Yunho suami-ku."
" Boo.." Yunho memanggil Jaejoong dengan lembut dan menatapnya sambil tersenyum.
~~~~~~
Kemudian kami melalui hari-hari berikutnya dengan tenang. Saat akan bersantai, beberapa hari kemudian datanglah surat dari Umma Jung.
" Boojae, ada surat dari umma," panggil
Yunho dari ruang tengah.Sekarang hari minggu yang cerah. Cuaca hari ini cukup cerah. Jaejoong menghampiri Yunho yang tengah duduk di sofa dan memeluknya dari belakang.
" surat dari eommonim? Benarkah? Bacakan untukku, Yunnie."
" Ne, Baby. Dengar baik-baik, ne."
" Ne, suamiku yang tampan." Ujar Jaejoong usil yang langsung mendapatkan sentilan di hidungnya dari sang suami yang melihat kemanjaan Jaejoong yang semakin menjadi.
'Yunho-ku dan Jaejoongie, apa kabar?'
" Kami Baik-baik saja eommonim!" kata Jaejoong seolah-olah sedang menjawab surat tersebut. Yunho tertawa melihat tingkah laku istrinya itu, kemudian melanjutkan membaca suratnya.
' Selama umma di rumah kalian, sudah banyak merepotkan kalian, terutama kamu Jaejoongie. Umma sudah membuat kalian kesal dengan tingkah kekanak-kanakkan umma. Sekarang umma benar-benar menyesal.'
" Hmm." Gumam Jaejoong.
" Apakah Umma benar-benar merasa menyesal? Aku sedikit tidak yakin." Ujar Yunho sambil tersenyum usil.
" Sudahlah. Ayo cepat lanjutkan membacanya!"
" Ne, ne istriku yang cantik!" sahut Yunho
sambil menyeringai.' sekarang Umma sudah berbaikan dengan Appa. Hubungan kami semakin mesra, dan tidak kalah mesranya dari pada kalian..."
" Ha ha ha ... kenapa Umma membandingkan kemesraanya dengan kita?" seru Jaejoong.
" Entah kenapa, kok aku merasa orang tuaku seperti menjadi orang tua mu Joongie. Bahkan aku merasa mereka lebih perhatian kepadamu di bandingkan denganku." Keluh yunho.
" Jinja?"
' Cucu pertama akan lahir pada bulan febuari tahun depan. Jaga kesehatanmu baik-baik Joongie, agar cucu kami lagir dengan selamat dan sehat. Umma dan Appa tidak sabar menanti saat itu tiba. Kalau umma ingin cucu pertama umma itu laki-laki yang tampan dan mirip dangan Yunho. Jaga diri kalian baik-baik. salam."
" Aku juga ingin memiliki anak laki-laki yang mirip dengan mu, Yunnie," ujar Jaejoong.
" Boo, ada catatan tambahan," kata yunho.
" Ne?"
' P.S. : Umma merasa cemas karena ini adalah anak pertama kalian. Makanya beberapa bulan sebelum Jaejoongie melahirkan, Umma akan ke Seoul untuk mengajari Jaejoongie beberbagai hal.'
" Umma memang begitu, ya" ujar Jaejoong. Dan tanpa sadar Jaejoong tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Yunho memandangi surat tersebut dengan ekspresi kesal.
" Umma merepotkan saja," ujar yunho.
" Yun, kau tidak boleh seperti itu," kata Jaejoong sambil menggelengkan kepala.
" Kenapa?"
" Dia kan Orang tua Kita."
" Iya sih, tapi.."
" Eommonim akan menjadi nenek dari aegya yang akan kulahirkan."
" Boo..."
Yunho terseyum lembut dan mengambil tangan Jaejoong lalu mencium dengan lembut. Anak yang akan kulahirkan tahun depan laki-laki atau perempuan, ya? Jika dia lahir, aka kuceritakan kisah kami berdua.
The End.
Mian jika epilogue nyy tidak sesuai harapan...
Terima kasih yang udah setia vote, comment, dan read ff buatan saya ^^
Jika berkenan silahkan membaca karya saya yang lain
FLOWER LADY
&
PRINCE GIRL
sekian dan terima kasih ^^
Salam hangat Ayana Jung :*
![](https://img.wattpad.com/cover/49571886-288-k49181.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
19! An Affair
Fiksi PenggemarNamaku Jung jaejoong. Aku sudah menikah sewaktu masih duduk di kelas dua SMA dengan guru bahasa inggris terfavourit di sekolah, namanya Jung Yunho. Tentu saja selama aku masih bersekolah, kami merahasiakan pernikahan ini. Selama di SMA, aku mengalam...