Tenderly Touched - Ch. 7

76K 5K 63
                                    

Rhys meletakkan tangannya di pinggul Emma dan bersama-sama mereka berjalan keluar dari gedung kantor Whittaker.

"Ikutlah bersamaku." Bisik Rhys di telinga Emma.

"Tidak bisa, Rhys. Aku harus pulang."

"Ayolah, Emma. Tidak ada yang menunggumu di rumah, bukan?"

Emma diam dan tidak menjawab. Ia terlihat gelisah dan bimbang bagaimana baiknya memberitahu Rhys bawah ia memiliki seorang anak. Ia tidak mau Rhys malah berlari kearah berlawanan.

"Emma?"

"Maafkan aku, Rhys. Aku tidak bisa ikut denganmu."

Rhys meraihnya dan memaksa Emma untuk melihat kearahnya.

"Suatu saat kau akan mempercayaiku sepenuhnya, Emma. Dan sampai saat itu tiba, aku akan tetap berada di sampingmu."

Perasaan bersalah merayapi Emma. "A-aku...,"

Rhys mengecup bibir Emma dan membuatnya diam. "Tidak apa, Sayang. Kau tidak perlu memaksakannya. Aku akan sabar menunggu."

Senyum Rhys yang tulus meringankan rasa bersalah Emma sedikit. Ia berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan segera memberitahukan Rhys tentang Micaela.

"Tapi, ijinkan aku untuk mengantarmu pulang. Ayo!"

Tanpa menunggu persetujuan Emma, Rhys menarik tangannya dan menuntunnya menuju mobil pria itu yang diparkir di basement dan Emma hanya bisa tersenyum sendiri melihat bagaimana Rhys sangat bersemangat untuk mengantarnya.

Perjalanan ke apartemennya hanya memakan waktu tidak lebih dari 20 menit dan selama itu pula mereka menikmati waktu bersama dalam keheningan yang terasa nyaman.

Rhys menghentikan mobilnya di parkiran apartemen Emma tetapi Emma tak kuasa membuat dirinya keluar dari mobil Rhys dan mengakhiri suasana yang tentram ini.

Menautkan jari tangan mereka, Rhys membawa punggung tangan Emma ke bibirnya dan mengecupnya ringan, bibirnya berlama-lama di sana seakan sulit untuk berpisah.

"Baiklah, aku akan turun sekarang." Ucap Emma akhirnya.

Rhys melepaskan tautan jemari mereka dan membiarkan Emma membuka pintu mobilnya.

"Emma," panggilnya menghentikan gerakkan wanita itu. "Mana kecupan selamat malam untukku?"

Semburat merah menghiasi pipi Emma. Dengan malu-malu Emma mengecup bibir Rhys cepat. "Selamat malam, Rhys."

Tersenyum, Rhys membiarkan wanita itu kabur dari mobilnya. "Selamat malam, Emma."

***

Keesokan harinya, Emma terbangun dengan suasana hati yang berbeda dari biasanya, seolah-olah ia sanggup untul menaklukkan dunia. Perasaan hatinya ringan dan untuk pertama kalinya ia merasa..., utuh.

"Mommy, kenapa kau tersenyum?" Tanya Micaela polos begitu memasuki kamar Emma dan meloncat ke atas ranjang.

Putrinya memiliki kebiasaan bangun pagi dan tidak jarang langsung membangunkan Emma dari tidurnya. Gadis kecil itu sedang memperhatikan wajah Emma yang terlihat berseri-seri sekarang.

"Mommy sedang merasa senang, Sweetheart." Jawabnya sambil menciumi pipi Micaela dan menggelitik perutnya yang buncit.

Micaela tertawa kencang dan berusaha berguling untuk menjauh dari serangan ibunya. Setelah beberapa saat mencoba tanpa hasil, Emma melepaskan putrinya yang tertawa sampai kehabisan napas. Micaela berbaring dan terkikik di tengah ranjang Emma, menunjukkan barisan giginya yang putih.

Tenderly Touched [WBS #1 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang