Tenderly Touched - Ch. 8

75.2K 5K 58
                                    

Chapter ini didedikasikan untuk AyyZhou siskasuitomo DanielaSofyan FossaAmelia3 asti_ta uknowmmee atas komen dan semangatnya, dan juga semua voters and readers lainnya yang gak bisa di mention satu-satu. Thankyou for reading!

Walaupun sebenarnya author sedang gak ada waktu untuk nulis lagi karena kesibukan lain, tapi berkat komen dan vote yang kalian kasih bikin author merasa semangat dan harus melanjutkan ceritanya secepatnya. So, here we are on the 8th chapter. Hope you enjoy it!

Happy reading! <3

******************************

Emma setuju untuk ikut bersama Rhys dengan syarat bahwa pria itu bersedia untuk bergabung bersama dengan Emma untuk menemani Micaela ke bioskop, yang tentu saja langsung di setujui oleh Rhys.

Kemudian, ia hanya mengemasi pakaian dan perlengkapan seperlunya karena pikirnya, ia bisa kembali kapanpun jika ada barang yang tertinggal. Tetapi sepertinya Rhys tidak setuju karena pria itu mengernyitkan kening dan berkata apapun yang Emma perlukan bisa di belinya tanpa harus bagi Emma untuk kembali ke apartemen wanita itu, yang menurutnya sudah tidak aman.

Dalam waktu beberapa jam, mereka sudah tiba di kediaman Rhys. Rhys tanpa ragu langsung membawa Emma ke kamar tidurnya, menegaskan bahwa wanita itu akan menempati kamar tidurnya sedangkan Micaela diberikan kamar tidur tepat di sebelah kamar mereka.

Mendapati dirinya tinggal di bawah atap yang sama dengan Rhys membuat Emma sedikit berpikir ulang tentang hubungan mereka. Tiba-tiba saja ia merasa tidak pantas dalam menjalin hubungan dengan Rhys. Bukan hanya karena ia berasal dari kalangan yang jauh berbeda dari Rhys, ia juga memiliki seorang putri.

Dan lagi, meskipun sudah hampir 5 tahun berlalu, Emma terkadang masih dilanda mimpi buruk akan malam dimana ia kehilangan keperawanannya itu. Rhys pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya. Ia bukan wanita yang tepat bagi pria itu.

"Semuanya baik-baik saja?" Suara Rhys dari arah pintu kamar membuat Emma terkejut. "Kau sedang memikirkan apa, Sayang?"

Emma tersenyum kecil dan menggeleng. "Aku hanya sedang berpikir apa yang sebenarnya aku lakukan disini, ditempat ini. Kau tidak seharusnya melibatkan dirimu terlalu dalam. Bagaimanapun, aku harus bisa berdiri sendiri tanpa meminta bantuan darimu."

"Kau tidak meminta bantuanku, Emma. Aku yang menawarkan diri, ingat?"

"Intinya sama saja, Rhys." Desah Emma.

Rhys berjalan mendekat dan meraih lengan Emma. Memaksa wanita itu untuk berdiri menghadapnya.

"Kita sama-sama tahu bahwa kau adalah wanita kuat, Emma. Menerima bantuanku sama sekali tidak membuatmu terlihat lemah dan kau tahu itu."

"Ya, tapi...,"

"Tidak ada tapi, Emma." Potong Rhys. "Kau akan menerima bantuanku meskipun kau tidak mau."

Perkataan Rhys terdengar final dan Emma tidak bisa membantahnya. Seperti inikah rasanya ketika kau membiarkan seorang pria mengemban tanggung jawab akan dirimu? Emma belum yakin bahwa ia bisa menerima sepenuhnya kontrol Rhys akan dirinya, tapi ia tak keberatan untuk mencoba. Tersenyum, Emma memberikan anggukkan kecil kepada Rhys.

Tenderly Touched [WBS #1 | SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang