Wedding Party

9K 376 7
                                    

Langkahku tergesa-gesa menuju lorong sekolah. Dimana banyak siswa siswi yang sudah berkerumunan. Hatiku gelisah menunggu jawaban atas usaha ku 3 tahun ini. Aku terdiam menatap urutan ke 10. Bagaimana bisa namaku tercantum disana? Hah benar 10 besar di sekolah? Padahal menjawab saja aku memakai jurus ngawur kenapa bisa?

"Lo gak pake kunci kan ly?" Tanya Shani.

"Gila apa, ya gak lah buat apa juga pakek gitu" belaku.

"Kok lo bisa dapet 10 besar?" Tanya Rosa sembari memainkan poninya.

"Ya bisa lah gue belajar tau! Lagian apa sih cuma hasil UN aja rempong banget. Gue rela kok UN gue jelek tapi keterima PMDK" yah mungkin belum takdirku keterima jalur PMDK. Namun masih banyak jalan menuju roma.

lulusan sudah lalu. Berarti aku akan menikah dengan orang yang belum aku cintai. Apa aku bisa dengannya? Apa nanti kami akan kawin cerai? Ah pusing lebih baik aku fokus ujian masuk universitas.

"Gimana persiapannya ly?" Tanya bunda. Eh bunda kok gak nanya lulus gak ly gitu ya? Hmm mungkin bunda percaya aku pasti lulus.

"Buat apa bun?"

"Pernikahan kamu lah"

"Yaelah bun kirain buat ujian Masuk. Tau ah bun ga mikir. Bunda tuh anaknya baru menerima pengumuman kelulusan bukannya nanya lulus gak? Gimana hasilnya? Mau kuliah dimana ? Eh malah tanya persiapan nikah. bunda memang langka"

"Memang kamu enggak? dimana temen kamu fokus buat ujian masuk eh malah kamu minta di kawinin"

"Nikah bun, nikah. Gak enak banget bahasanya. Lebih manusiawi dikit kek"

"Heleh sama aja kalau buat kamu. Jangan ditunda-tunda ly gak bagus. Kalau rejeki gak boleh ditolak"

"Apanya bun? Nikahannya?"

"Bukan. Momongannya. " ya tuhan mimpi apa punya ibu macam bunda. Nikah aja belum udah minta cucu. Kenapa gak bikin sendiri sih. Nyusahin. Lagian siapa yang mau sama Gio? Orang pernikahan ini aja gak tau gimana ujungnya. Bisa saja habis ijab qobul terus cerai. Gak ada yang tau.

"minta kak sha aja deh bun. Naily masih kecil tau, pengen fokus kuliah dulu" membayangkan tubuhku gendut kemana-mana membuatku ngeri. Gio mah enak gak nanggung beban. Nah aku? kemana-mana membawa beban berat. Belum lagi jika Gio tiba-tiba pergi. Pernikahan ini saja atas dasar terpaksa, perjanjian. Habis kuliah ? Entahlah mungkin aku menjadi janda kembang.

"kakakmu itu memang aneh udah bunda bilangin ngeyel aja make kontrasepsi. Ih bunda dulu ngidam apa ya punya anak pembangkang"

"Kontrasepsi itu makanan apa sih bun?"

"Ya tuhan , kontrasepsi gak tau aja mau minta di kawinin. Itu alat buat gak hamil"

"bilang aja pengaman kan Ily tau bunda. Pakek kontra kontra apa tadi ? Kontraresepsi? Wajar lah bun. Ily kan mempelajari perekonomian , bukan Biologi kayak Sha jadi gak tau"

"Yasudah sana belajar"

"buat ujian masuk bun?"

"Buat jadi istri yang baiklah" GUBRAKKKKKKK!!!!!!

Hari ini rencananya aku diam saja dirumah sambil menikmati saat-saat terakhirku menjadi lajang. Aku tidak akan mengadakan pesta lajang seperti kak Sha dengan kawan-kawannya. Ya kali aku nikahnya pas udah sukses, la ini baru aja lulus SMA mau ditaruh dimana mukaku?  Helloo tutup buku buka amplop. Abis terima ijazah langung ijapsah.

Lebih baik aku menonton film Remember When. kasihan Gea ,dia dihianati sahabat terdekatnya dan kekasihnya. Meski aku suka dengan kisah romantis Freeya tapi tetap saja dia menghianati Gea.

Motherfucker (young mother)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang