Nightmare

6.8K 228 4
                                    

NAILY POV

aku pernah bermimpi, berlari kecil di pantai bersama orang yang kucintai. Dan tuhan,mungkin menghendaki itu. Kejadian itu benar begitu nyata di depanku. Berulangkali aku menampar wajah Gio, dan berulangkali gio merintih kesakitan.

"Kamu kenapa sih yang nampar aku terus? Apa wajahku begitu jelek?" Tanya Gio bersungut.

"Aku mau buktiin kalau ini bukan hanya mimpi"

"Terus kenapa wajahku yang ditampar ayang??"

"Kenapa? Gak mau?" Tanyaku balik dengan nada mengancam. Mataku menyorotkan 'berani jawab, tidur diluar'

"Iya yang , tampar aja gapapa. Kalau perlu pukul aja gapapa kok pakek sarung tinjunya chris john"

"Lebay kamu" cibirku.

"biarin yang penting sayangku ini nggak ngambek" balas Gio sembari merangkulku mesra.

"Ih Gio malu tau, lepasin ah" pintaku.

"Kamu itu lo yang kenapa mesti malu? Kita ini bahkan udah nikah duakali lo. Coba liat ABG disana, mereka palingan juga kelas 3 smp yang" Gio melirik ABG yang sedang memadu kasih di bawah pohon kelapa yang teduh.

"Mesra mah mesra tapi gausah diumbar Gio, kayak anak kecil aja"

"Berati boleh dong mesra-mesraan di kamar yang? Kan cuma tuhan dan kita"

"iya deh iya"
Gio mengerlingkan matanya penuh makna. Dan pergulatan panas itu dimulai dengan 10 ronde di menangkan Gio yang tak kenal lelah.

Pagi itu ketika sinar mentari masih malu-malu mengintip dibalik gorden, suara nyaring terdengar dari mulut Nico. Aku yang masih telanjang bulat, memakai pakaianku seadannya.

"Ada apa Nico sayang?" Tanyaku. Mendengar suaraku , Nico berlari berhambur kepelukanku.

"Nico mimpi gigi Nico patah ma, sakit rasanya" Gigi patah? Bukankah itu berarti buruk? Tidak.. itu hanyalah mitos.

"Gio, kamu pasti tau kan arti dari mimpi Nico? Aku takut"

"Tidak , jangan percaya dengan mitos. Percaya dengan tuhan"

"Tapi Gio--"

"Kamu punya agama kan? "
aku hanya mengangguk.

"Lalu kenapa kamu percaya dengan mitos yang tidak ada dasarnya di agamamu?"

"Tapi setidaknya kita harus hati hati Gio. Kali ini aja deh percaya sama aku"

"Iyain aja deh, oh ya jangan lupa nanti kita dateng ke pernikahan Anjar-Syifa. Gakusah pakai yang kebuka ya,yang biasa aja. Awas kalau kamu pakai yang aneh-aneh"

"Iya, paling cuma pakai lingerie" celetukku asal yang mendapatkan pelototan dari Gio. Oh Gio sangat sensitif dengan hal seperti ini.

"Mukanya biasa aja dong, kan bercanda Gio" aku mendecak sebal. Suami siapa sih ini kok pemarah banget. Lagi mens kali ya?

"Gak lucu " jawabnya sedatar papan tulis

"Gak niat ngelucu juga, orang lagi nggak stand up comedy" jawabku judes.

"O" jawabnya singkat, bulat padat. ya allah lebarkan pintu surga hamba karena masih bisa sabar dengan suami macam ini. Apakah engkau salah mengirimiku jodoh ya allah? aku selalu berdoa mempunyai jodoh yang sabar bukan yang cuek bebek gini.

Matahari kini telah berada dipuncaknya. Terik begitu menyengat. Aku mulai menyeka keringat yang mengalir di pipiku. Ternyata capek juga berkebun hari ini. Mungkin besok aku akan berubah menjadi hitam pekat. Asal tidak berubah menjadi Power Rangers aja tidak apa-apa.

"Ayy..." teriak Gio. Mungkin dia pulang dari kantornya.

"iya aku di halaman belakang" teriakku balik.

"Loh ay aku tadi liat motor sama mobil masih di garasi. Gak ngampus ay?"

"udah tau pake nanya" jawabku judes. Ni orang kaya ga punya dosa aja. Aku seperti ini karenaa siapa? Bukalah matamu Gio.

"Emang kenapa? Sakit" hel to the lo, siapa sih yang nggak sakit kalau diajak main 10 ronde tanpa henti?

"Ya iyalah emangnya kucing apa, pakek sepuluh kali naik. Kuda aja di naikin capek apalagi aku." Jawabku sewot

"Maaf deh ay, maaf ya?"

"Gampang nanti aku pikirin lagi" Aku berjalan meninggalkan Gio. Aku kembali mengurung diri di kamar mandi dengan tetesan air hangat yang membuat tubuhku lebih baik.

"Ay , kamu di dalam kan?" Suara Gio mengganggu acara malas-malasanku

"Hmm iya kenapa?"

"Dapat undangan nih, disuruh ke Hotel Lian. Mau peresmian nanti malam"

"Kok dadakan banget. Aku kan belum siap-siap. Gimana sih temen kamu itu"

"Tenang Ay. Bebas kok ini bukan acara formal. Ini acara temen-temen aku aja" yasudahlah ga ada salahnya ngikut saja.

"Okelah" akhirnya aku harus beranjak dari titik puncak kenikmatan karena harus menyiapkan nanti. Walaupun acara non formal, tetap saja aku harus menyiapkan. Karena aku tidak mau membuat Gio malu.

Aku menyisiri helai rambutku yang kian menipis. Beberapa helai mulai jatuh di sisir maupun lantai. Kenapa ini bisa terjadi, apakah aku sakit kanker otak? Oh tidak jangan berpikiran seperti itu. itu hanya rontok biasa karena salah shampoo.
ini gara-gara aku memakai shampoo lain. Hahaha...ups. sudah seperti iklan saja aku ini.

Gio keluar dari kamar mandi dengan rambut basah membuatnya terlihat sexy sekali. Tubuhnya yang atletis itu di basahi tetesan rambut habis keramas. Membuat seluruh tubuhku merinding.

"Kenapa? Pengen?" Tanyanya menggoda.

"Nggak banget. Eh , aku copot cincin dulu ya. Soalnya tadi jatuh waktu aku mandi. Takutnya jatuh lagi."
Pintaku.

"Iya gapapa. Yang penting besok dipakai lagi. Biar semua tau, kamu udah punya suami. Biar mereka gak ganjen" aku sebel sekali jika Gio over seperti ini. Mana ada yang mau sih sama aku? Mereka aja lihat wajahku sudah lari terbirit-birit. Ada-ada saja Gio ini.

"Hmm serah dah ngikut aja" jawabku malas.

Malam ini Gio memakai kemeja denim dengan celana chino. Dia terlihat biasa namun istimewa. Sedangkan aku hanya memakai blazer dan rok span saja.

Gio melajukan mobilnya ke Hotel Lian. 20 menit kemudian kita sudah sampai disana. Lian sedang bersama kawan-kawannya. Hanya orang tertentu saja disini. Dan ternyata mereka juga berpakaian non formal. Aku bisa menghembuskan nafas lega. Aku kira hanya aku yang menjadi upik abu.

Acara yang sederhana namun meriah. Lian mengundang Bondan Prakoso untuk menghibur tamu-tamunya. Kami semua menikmati permainan bondan. Hingga tak terasa sudah pukul 23.00 akhirnya semua tamu berpamitan.

Di luar sana hujan. Tapi tidak menjadi masalah. Karena para tamu mengendarai mobil. di dalam perjalanan pulang, Gio memilih jalan pintas. Karena sangat macet lewat jalan Raya. Banyak yang berteduh dan parkir motor seenaknya. Setiba di depan hotel kelas melati mobil Gio mogok.

"Aduh udah malem, mogok. Disini sepi. Gimana?" Tanya ku.

"Udah jangan panik. Kita nginap di hotel dekat sini aja"
Akhirnya kita memutuskan untuk menginap di hotel ini. Waw hanya 100rb/malam. namanya juga hotel kelas melati.

"Hitung-hitung honeymoon lagi ya" bisik Gio saat aku memasuki kamar itu. Dan akhirnya pergulatan satu ronde telah terjadi. Tiba-tiba.
BRAKK!!!!! Banyak SatpolPP di sini. Saat kami sedang berpelukan. dalam keadaan telanjang.

"Mana surat nikah kalian" Teriak salah satu satpol PP itu.
Dan ternyata kami lupa membawanya. Juga KTP, karena berada di dompet satunya. Bahkan cincin nikahpun tidak terbawa. Dan aku dikira Purel yang melayani om-om. Benar-benar NIGHTMARE!!!!

#TBC
Maaf telat update. Sibuk sama persiapan kuliah. Maba nih ciye...
Tunggu yaa part depan ada Xtra part. 😂😂







Motherfucker (young mother)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang