Orang Baru

3.1K 141 22
                                    

Naily POV

aku menangis tersedu-sedu, sejadi-jadinya. Bukan karena satpol PP itu.  Oh tidak masalah itu sudah berlalu beberapa minggu yang lalu. Untung saja Gio mengingat nomor telepon rumah. Jadi ayah Gio, umm maksudku ayah kami datang kesini  membawakan buku nikah kami beserta KTP.

Kali ini aku meratapi layar laptopku. Melihat film mischievous kiss ( itazurana kiss)  highschool. Jahat sekali itu irie-kun.  Dia itu hatinya terbuat dari apa sih. Ada ya manusia seperti itu. Ahh mirip Es. Oh iya aku jadi keingetan sudah nonton drama / cerita ini menurut versi lain. Versi jepang, versi korea bahkan versi Thailand. Oh ya yang paling menyedihkan itu versi Thailand. Tenten pemain laki-lakinya sangat kejam sekali. Dia jenius,  namun saking pintarnya dia nggak punya hati. Dia menggunakan akal untuk segala hal. Lebih jahat dari irie-kun.

Wanita itu bodoh sekali. Ada lelaki yang sangat baik kepadanya namun dia menolak,  demi bertahan pada orang yang dia cintai yang belum tentu mencintainya. Lalu mengatakan bahwa semua laki-laki jahat. Lah, siapa yang nyuruh ngerasain semua laki-laki.

Namun, disini aku mendapat pelajaran bahwa Jodoh itu tidak bisa kita duga. Bahwa semuanya, tidak seperti harapan kita. Mungkin hasil bisa sesuai usaha. Namun dalam mencapai Hasil perlu menghadapi rintangan bertubi.

"maa... " ringikan Nico membuatku menyeka air mata

" ada apa sayang? " tanyaku Lirih,  seraya mendekap Nico.

" mama kenapa nangis? Nico nakal ya? " Nico memegang tanganku erat.

" enggak sayang. Mama habis nonton film ini sedih ceritanya " ujarku tersenyum tipis.

" oh iya ma, Nico laper " ucapnya seakan memohon aku untuk memasakkan makanan untuknya. Tapi, hari ini aku lagi gak mood masak. Terlalu terbawa emosi karena menonton tadi.

" kita beli saja ya? Nico mau makan apa? " tanyaku

" Nico pengen tahu tek ma" Spontan aku mbelalakkan mata. Oh iya mungkin saja dia tau dari saudaraku yang di Surabaya. Dengar-denger disini ada tahu tek,  sambal petis asli Surabaya yang enak.

Aku meraih handphoneku lalu memencet layarku dan menelfon suamiki tercinta. Namun, dia mereject. Batinku bergejolak. Mengapa dia menolak panggilanku. Apakah dia sedang dengan yang lain?
Hatiku rasanya terbakar. Pikiran buruk berkecamuk di otakku. Namun,  aku tak kehilangan akal. Aku coba telfon lewat wa. Dan akhirnya di angkat.

"halloo....kamu dimana? " tanyaku

" haduh sayang,  kenapa sih aku lagi push rank ini mengganggu saja" ia berdecak sebal

"gak peduli, bodo amat. Anakmu lapar. Dia ingin tahu tek. Kamu pikir dia bisa makan buff " jawabku bersungut.

" iya tapi sebentar lah ya, aku selesain ini dulu. Nanti aku di marahin squadku "

" yaudah nggak jadi. Dan gak usah pulang" teriakku dalam telefon lalu mematikan panggilan itu segera.

Aku tidak kehabisan akal. Sekarang ada Grab yang lebih setia dari siapapun. Bapak driver pasti mau beliin. Akhirnya, aku mengorder makanan untuk kami. Dan sudah di terima oleh drivernya Irfandwi. Wow, ternyata di foto profil nya sangat tampan. Dan usianya masih muda sekali. Mengapa dia mau berpanas-panasan ya?  Salut dengannya yang sangat giat.

"hallo mbak naily?  " ah iya aku baru sadar bahwa sudah mengangkat telfon dari grab.

" iya pak, sesuai pesanan ya" jawabku singkat.

"baik mbak,  silahkan ditunggu ya"

Hampir 45 menit berlalu. Namun Driver itu tak kunjung datang. Aku berpikir yang tidak-tidak. Baru saja aku ingin menelepon drivernya. Namun, bel pagar depan berbunyi. Buru-buru aku mengambil uang dan menemuinya. Karena aku yakin ini pasti driver.

Aku berjalan ke halaman depan, dan ternyata benar. Seseorang memakai motor N-max dan memakai jaket hijau khasnya. Dia tersenyum manis. Sangat manis, mirip artis jepang Taishi Nakagawa. Sangat manis. Menurutku sih lebih cocok jadi Model.

"ini mbak pesannnya" driver itu tersenyum manis. Semanis gula. Ah manis sekali,  gak kuat.

"terimakasih ya pak" aku memberikan beberapa lembar uang dan tip untuknya.

"sama-sama ya mbak. Ijin save ya" aku tidak paham apa maksudnya. Namun langsung mengiyakan aja. Mungkin maksudnya ijin nyimpan duit kali ya.

Aku masuk kedalam membawakan makanan Nico. Sendok demi sendok telah masuk ke dalam mulut Nico. Tampaknya ia sangat antusias. Lalu aku mencoba punyaku, umm enak juga. Kami menghabiskan makanan itu.

Aku mengambil ponselku dan melihat ada notif wa dari nomer baru. Siapa ya pikirku. Dan ternyata itu driver tadi. Omegat, aku nggak tau harus bersikap gimana. Coba aku masih single. Pasti aku sangat girang.

Kami saling chat satu sama lain,  sampai akhirnya dia cerita bahwa sebenarnya dia seorang model. Namun, dia juga jadi driver untuk cari pengalaman. Wah hebat, tidak mempunyai rasa gengsi. Coba saja pemuda indonesia semua seperti dia.

Tiba-tiba langkah kaki menuju kearahku,  membawa kresek besar. Ya,  dia suamiku yang menyebalkan itu. Dia membawakan makanan pesananku tadi. Namun,  cih aku tak meliriknya sedikit pun.

"ini aku bawakan makanan sayang" ujarnya pada Nico.

"sudah kenyang pa. Mama tadi udah pesen grabfood" jawab Nico seraya mengusap perutnya.

"kamu gimana sih yang, kan aku udah beliin" tanyanya sebal.

"bodoamat,  kelamaan. Keburu kita kelaperan " jawabku kesal.

" ya maaf sayang. Tadi aku langsung beliin kok " belanya.

" sama aja telat. Kamu tau nggak hukuman buat orang yang menelantarkan anak dan istrinya di akhirat nanti?" tanyaku.

"nggak tahu sih. Emangnya diapain?" tanyanya kepo. Wajahku menyeringai.

"di tusuk pakek tombak zilong dari belakang sampek tembus kedepan. Lalu di ulti petir Eudora " jawabku cekikikan. Gio bergidik ngeri. Dahinya mengerut bertanya apakah itu benar. Lalu aku terbahak melihat ekspresinya.

Gio berjalan mengambil piring, Untuk makanannya. Gio melahap sangat makanan itu. Aku mengantar Nico sampai kamarnya. Karena aku lihat dia sangat mengantuk. Berulang kali menguap. Aku kembali menemui Gio. Dia sedang duduk di sofa dan memiringkan handphonenya. Aku tau pasti dia lagi main lagi. Terdengar suara welcome to mobile legends  dari kejauhan.

Aku menghela nafas, hah pasti dicuekin lagi. Menyebalkan. Aku memainkan handphone ku. Masih membalas wa dari irfandwi. Aku mengklik foto profil nya dan terlihat wow. Dia pemotretan di Ranukumbo. Sangat bagus. Aku juga ingin kesana. Dulu cita-citaku ingin mendaki sebelum menikah. Namun apa daya tidak kesampaian.

You has been slain.  Terdengar suara dari handphone nya Gio. Dia marah-marah tidak jelas. Lalu masih meneruskan aktivitasnya.

"gi.. " panggilku

" ada apa sayang" jawabnya. Namun matanya masih fokus di handphone nya.

"aku besok ke kampus, pagi banget. Kamu urus Nico ya. Aku ada bimbingan hari ini. Kamu tau kan Dosenku susah banget dihubungin. Aku sebel banget. Coba aja bisa ganti, udah pasti aku ganti" namun dia tak menjawab.

"GIO!!! " bentakku.

" iya sayang iya. Ini masih main mobile legends nih nanggung" jawabnya santai. Aku menghela nafasku. Aku sudah muak.

"kamu pilih mobile legends apa hubungan kita yang legend" ancamku serius. Gio menghela nafasnya panjang. Dan akhirnya menaruh handphonenya.

Gio meminta maaf karena dia telah lalai. Dan akhirnya memelukku. Kami berpelukan sampai akhirnya handphone ku berbunyi. Ada wa dari irfandwi. Oh matilah aku sekarang. Gio merebut handphone ku. Dan membaca nya.

"dia siapa..? " tanyanya setengah marah.

#maaf lama ya
Sorry banget kalau pendek.
Lanjut besok

Motherfucker (young mother)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang