Nice.

151 2 2
                                    

"Shhh…." Aku mengeliat memperkencang pegangan tanganku dan membiarkan jari-jariku memilin di antara rambutnya. Dia meyakinkanku. Meyakinkanku akan diriku yang dibawanya untuk hari ini. Aku tidak ingin kehilangannya. Untuk kapanpun aku tidak ingin kehilangannya. Aku sangat mencintainya. Frad.

Dia mencium bibirku lembut. Dalam dan lebih dalam aku menikmatinya dan membalas tarian lidahnya di mulutku. Aku sangat menyukainya caranya membuatku terbang begitu jauh. Apapun itu, aku sangat menyukai caranya. Sangat. Kecuali saat iya meninggalkanku saat aku sedang tersiksa akan kenikmatan yang ia berikan seperti kemarin malam. Dia becanda, aku tahu itu.

Dia kembali memainkan lidahnya di mulutku dan tangannya sudah menjelajah tubuhku. Aku menyukainya dia memainkan payudaraku, hanya beberapa kali tidak intens seperti kemarin malam. Dia memegang erat pinggangku mengendongku menuju sofa dekat balkon. Dan duduk di sana, posisiku berada di atasnya. Dia masih menciumku dalam dan dalam aku menikmatinya, sangat.

Dia memainkan tangannya di pinggangku lalu meluncur lembut naik ke atas menuju payudaraku, memilinnya satu-satu dengan jari lihainya, namun tangan satunya masih tetap berada di pinggangku untuk menopangku, aku tetap menutup mata menikmat kenikmatan yang ia suguhkan untuk sarapan ini. Aku terbangun pagi-pagi sekali karena aku tidak bisa tidur dengan baik. Saat aku membuka mata, ia sudah ada di sampingku tertidur dengan lelap dan saat aku selesai membasuh muka, ia sudah duduk manis di tempat tidur apartment ku.

"Nice breakfast, Cher" dia membisikannya di telingaku setelah melepaskan bibir dan lidahnya yang lihai menari di mulutku. Dia memberika kissmark di leherku dengan sekejap ia membuka kemejanya yang aku pakai. Kini aku hanya mengunakan celana dalam. Aku dapat merasakan dirinya dibalik celana boxer yang ia gunakan.

"want it, Cher?" pertanyaan yang menggoda. Aku tidak menjawabnya langsung mencuimnnya, aku rasa ia tahu apa yang aku maksudkan. Dia memainkan payudaraku di mulutnya, dan tangan satunya yang tidak menopangku meluncur dengan bebas ke dalam celana dalamku, dia memutar-mutar jarinya di lubang luarnya, membuatku tidak sabar, mainkan, mainkan, mainkan, mainkan tolong… aku mengeliat menaikan pinggangku memberikannya akses untuk memasukan jarinya, dia masih memainkan jarinya di luar sana, aku memperkencang pilinan jariku di rambutnya mengisyaratkan untuknya agar memasukinya.

Dia memasukan jarinya di sana, ahhh.. aku merasakannya, namun kali ini lebih berasa daripada malam kemarin, aku merasakannya ini lebih, tiga jari, Oh God, aku mengikuti alunan jarinya, naik turun naik turun melingkar, shhh….  Dia mengeluarkan jarinya dari sana.

Aku merengek, namun salah. Dia melepaskan miliknya dari sana, oh tidak. Aku tidak sabar, aku ingin tahu bagaimana rasanya. Aku masih duduk diatasnya, merasakan miliknya sangat keras, dia mendorongku hingga aku terlentang di meja ruang tamu, kayu mahoni. Aku merasakan kayu yang dingin, dia berada di atasku. Tertunduk lalu menciumku dengan dalam, perlahan memasukan miliknya ke sana.

"Shh…." Dia sudah memasukinya, sakit. Aku ingin menangis ini sakit, dia diam sejenak saat keseluruhan miliknya memasukiku, sakit, sakit. Namun, nikmat sekali saat dia mulai bergerak maju, mundur, maju, mundur, perih nikmat sakit arghh..

Dia masih dengan gerakan yang sama, sangat hati-hati, perlahan namun pasti, aku merasakannya, nikmat, sangat besar. Dia memainkan tangannya di pipiku dan bibirnya tidak selesai-selesai memainkan lidah di mulutku. Arghhh.. ahhh… ini nikmat. Rasa Frad.

Dia menambah kecepatannya, lebih cepat, konstan kembali, lalu lebih cepat lagi, konstan kembali, lebih cepat kembali dan sangat cepat, aku kelelahan dibuatnya dia masih bergerak dengan cepat, sangat cepat. Cepat sekali, aku kesakitan AhhhhhFrad… aku berteriak saat dia sudah sangat cepat dan aku sangat lelah untuk mengikuti alurnya. Dia merubuhkan badannya di atasku namun tidak menompang berat badannya di diriku, dia menempatkanku diatasnya kali ini. Namun tidak mengeluarkan dirinya di diriku.

Aku terungkup lemah kehilangan energiku diatasnya. Minggu pagi ini, sangat indah. Matahari bersinar memasuki ruang tamuku menyaksikan aksi mesumku bersama pacarku ini. Frad. Aku masih menikmati aroma tubuh Frad. Dia membuka matanya, menciumku dalam dalam.

Aku duduk tegak karena aku merasa tenagaku sudah pulih. Aku ingin merasakannya lagi namun dia sepertinya kelelahan, "Cher.." aku berbisik di telingannya itu berhasil membuatnya tersadar. Dia sangat lucu saat tertidur. Seperti bayi, Baby big. Aku tersenyum dan mencium bibirnya dalam. Kembali merebahkan diriku di atas dadanya.

Aku terbangun saat dia mempererat pelukannya, jam 10:00 tidak terasa. Ini terlalu siang, aku terbangun. Namun tersadar dirinya masih di dalam diriku. "Cher.. lets breakfast" dia membuka matanya dengan malas. Dia mulai mengeluarkan miliknya di diriku, namun dia merubuhkanku hingga akhirnya aku berada di bawahnya "What type of breakfast, Cher" dia tersenyum nakal dan memasukan kembali miliknya ke dalam diriku, sangat dalam. Dia memaju mundurkannya beberapa kali dan kali ini ia benar-benar mengeluarkannya dari dalam diriku.

Memberiku kecupan singkat di keningku. Aku tidak tahan, aku segera mencium bibirnya dengan rakus. Dia milikku. Dia milikku. Kata-kata itu terus berjalan-jalan indah di otakku. Otak mesumku. Otak mesumku hanya bersama dia. Aku merasa sudah cukup karena perutku juga memerlukan makanan, cacing-cacing di perutku sudah berontak rantai membakar ban demo besar-besaran untuk memberikanku arahan untuk memakan sesuatu.

Aku menuruni meja ruang tamu tempat kami berlaku mesum tadi pagi. Memakai kembali kemejanya. Kemeja putih dari kain linen yang biasa yang ia gunakan pergi ke kantor. Aku baru berjalan beberapa langkah aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku kesusahan untuk berjalan rasa nyeri dah perih itu masih tersisa. Namun, aku memaksakannya. Aku tersenyum sendiri merasakannya. Mesum.

****

Maaf ya ceritanya agak rada. Nikmatin aja wkwk..

adegan gitunya tersinspirasi dari novel fsog, fsod dan fsof semuanya aku baca buat aku sange..

Kira kira siapa ni yang jadi itu di adegan ini?
Jangan lupa vote ya

Titik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang