Happ.

49 2 2
                                    

My Heart Will Go On

Celine Dion



***


"Cher..." dia memanggilku memegang tangaku, dia masih lemas dan aku kehilangan kata-kata. Aku tidak mampu berbicara. Aku meraih tangannya. Air mata ini tak mampu aku bendung. Air mata kebahagiaan karena dia membuka mata kembali.


Aku sangat mengkhawatirkan ia pergi untuk selamanya, meninggalkanku, terkadang pikiran negative ku terus mengontai antai melayang-layang tidak jelas di otakku. Aku merasa lebih baik tidur dan bermimpi daripada membuka mata melihat kenyataan bahwa dia sedang berada di ruang ICCU. Aku tidak tahan. Namun, kini harapan datang menyinari pikiran kosong nan gelapku.


Aku sudah tidak berada di palung laut terdalam yang dingin dan gelap namun berada di perairan lautan, perlu beberapa waktu untuk mencapai daerah pesisir. Mencapai daratan setelah aku jatuh tenggelam di palung laut. Aku bahkan tidak dapat mengenali diriku saat berada dalam kegelapan itu. Sepertinya, aku bukanlah aku, bukanlah Clo yang selama ini tubuhku kenal. Tidak memiliki semangat. Bahkan hanya untuk membuka mata aku tidak memiliki semangat.


"Cher.. I'm here, I'm here always here for you" dia mengenggam tangannya. Aku masih tidak percaya dia berada di sini saat ini. Terasa begitu fana. Aku terlewat senang sehingga aku tidak dapat merespon apa-apa. Hanya tersenyum dan sesekali tetesan air mata meluncur dengan mulus di pipiku. Dramatis.


"I'm okay, Cher" aku meraih pipinya didahinya luka itu, aku menahan tangisku mengingat kejadian yang dijelaskan kronologisnya oleh polisi, malangnya nasibmu, Cher. Aku bahkan tidak menyangka saingan bisnisnya tega melakukan itu kepada Frad. Aku mengelus pipinya, memberikannya semangat untuk menjalani semuanya, menjalani kehidupan yang keras ini.


Aku bahkan sempat bertemu beberapa kali dengan otak dari tambarakan berencana ini. Di kantor Frad saat aku masih bertugas mengaudit keadaan keuangan perusahaan yang dipimpin oleh Frad. FAKE!!! Muka Ennia begitu polos, alim dan tidak mencurigakan sama sekali. Namun, merencanakan pembunuhan tragis. Frad memang saingan bisnis namun, jangan lenyapkan nyawa Frad seperti memusnahkan nyamuk.


Aku mengelus halus tangannya, merasa senang karena dia kembali sadar dan tidak hilang ingatan seperti pikiran negativeku. Dia tidak melupakanku, bahkan dia yang menyadarkanku saat pertama kali ia sadar dan aku tertidur lelap di sampingnya. Aku bahagia. Sangat. Sangat bahagia. Karena ia kembali lagi. Tidak meninggalkanku.


"I love you, Cher. Don't leave me. I'm afraid of you" aku membungkukan badan mencium ringan bibirnya. "you must be hungry, Cher. I'll back and bring some food" dia tersenyum mengisyaratkan iya memang menginginkan makanan. Dia tertidur lima hari iya sudah terlihat sangat kurus, kulit putihnya semakin pucat. Aku sangat khawatir melihatnya. Rambut-rambut liar tumbuh di dagunya.

Aku berjalan menuju ke kantin rumah sakit, aku beberapa kali makan di sini. Aku memilih melewati tangga karena aku malas untuk mengantri di lift dengan beberapa orang di sana. Aku memasang indah headsetku dengan iPodku.


****

Sam Smith - Stay With Me


Aku sudah berada di lantai tiga tinggal satu lantai lagi menuju kantin rumah sakit ini. Wow dari lantai lima. Sudah beberapa lagu berganti hingga aku merasakan ada tangan yang menahanku, lelaki tadi yang berpapasan denganku. Dengan samar aku mendengarnya memanggil namaku, aku segera melepas headsetku. Aku melihatnya dengan seksama.



"Clo?" dia dengan ragu memanggil namaku. Aku sepertinya mengenali lelaki ini, namun siapa. Aku lupa atau bagaimana.


"Aku Aldi, temanmu di sekolah menengah pertama, masih inget aku gak?"



******

Kurang baper aku buatnya. Gara-gara bosen nih, Lagi dikacangin. Udah berasa jamuran aku nungguinnya, Cher. Hmm.

Ditambah nanta buat aku ngiler es krim malem-malem.

Dan rista yang sibum dengan ceritanya.

Dan berkat anak-anak di kelas yg ributin wattpad.

Okay..

Happy reading ya. Jangan lupa vote dan komentarnya selalu ditunggu.

Mumumu
Cup uah

Titik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang