Back.

56 2 0
                                    

"Here we go" dia berlari kecil mengenggam tanganku menuju ke taman yang penuh akan bunga. Indah.

"Where this is?" Dia berbalik arah ke arahku. Tersenyum singkat, masih dengan muka dinginnya. Muka dinginnya, tetap mempesonaku.

"Come on, Cher. I wish you like this" whatever that i always love what you done, Cher. Whatever that.

"Always, Cher" aku tersenyum menyambut tangannya. Dingin. Masih tetap dingin seperti biasanya.

Aku memberikan kecupan singkat dia bibirnya. Mengikutinya. Namun, ia tiba-tiba mengendongku ke tengah taman ini.

*****

"Cloo......" ibu membangunkanku. Sinar matahari memasuki kamarku seiringan dengan tirai yang membuka secara perlahan.

06:48

Mata ini tak pernah ingat akan sugestiku untuk tidak menangis lagi. Dia masih tertidur di sana. Tertidur dengan lelap, lelap dah tidak berpindah tempat sedikitpun. Tidak bergerak. Hanya nafas yang teratur. Kenangan demi kenangan mulai mengeliat di otakku. Datang secara terus menerus. Air mata terus mengalir tidak perduli aku sedang dimana dan sedang apa.

Pekerjaanku masih bertumpuk. Begunung-gunung tidka pernah aku sentuh barang sekalipun. Tidak pernah aku memerdulikannya. Aku hanya melihatnya sesekali. Tiap hari selalu bertambah tumpukan kertas tersebut. Aku benar-benar tidak memiliki mood untuk menyentuhnya. Bahkan, asistenku tidak berani untuk meneleponku walaupun hanya untuk mengingatkan deadline.

Biasanya, dalam satu jam dia bisa meneleponku belasan hingga ratusan kali hanya untuk mengingatkan deadline.

Aku sangat bahagia saat bermimpi. Bermimpi saat kita bersama, kita memadu kasih bersama, berpegangan tangan. Aku merindukannya. Aku sangat mencintainya, sangat. Aku meribdukannya ada di sampingku saat bangun tidur, aku merindukannya menyantap lahap sarapannya, aku merindukannya saat merengek sepulang kantor untuk aku pulang lebih awal, aku merindukannya saat berhubungan, saling memuaskan satu sama lain, aku kangen saat tidur berpekukan, aku merindukan dekapan hangatnya, aku merindukan dengkuran yang mengangguku di tengah malam. Aku merindukan segalanya tentang dia. Sangat.

*****

Aku tidak mau tenggelam.

Aku takut.

Namun aku sudah ada di palung terdalam.

Palung yang dingin

Sendiri

Tanpa dirinya yang menemani kesendirianku.

Tak ada lagi.

Dia madih berbaring di sana

Berbaring kaku

Atau bahkan mungkin

Dia tidak mengetahui aku di sini.

Menantinya.

***

06:08

"Cher..." seseorang memanggilku, iya dia. Dia satu-satunya orang yang memanggilku dengan sebutan Cher. Sayang.

Titik.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang