Chapter 6

1.3K 190 36
                                    

Harry's POV

Aku dan Niall sedang duduk di backstage panggung welcome party. "Har, bosen nih. Kemana kek gitu", kata Niall sambil memainkan kaleng coca cola nya yang sudah kosong.

"Eh daripada lo berdua ngga ada kerjaan, cek dorm maba aja sana. Kalo masih ada yang di sana, suruh ke sini", kata Zayn, aku memutar bola mata ku.

"Ah elah", dumel Niall.

"Udah ngga apa-apa daripada bosen di sini", Niall ngangguk dan akhirnya kita pergi ke dorm mahasiswa baru.

Sesampainya di sana, aku dan Niall memang tidak menemukan siapapun di lantai satu, sekarang kami pergi ke lantai dua. Bahkan, sudah sampai pojok lantai dua juga sudah tidak ada siapa-siapa.

"Eh ke kamar nya Barbara yok", kata Niall.

"Emang kamar nya yang mana?"

"Ngga tau sih", aku menoyor kepala nya. Dasar anak bodoh.

Dari jauh aku melihat seorang cewek. Sepertinya aku kenal dia.

Eh, itu kan Joan? Hehe jailin ah.

Aku menarik tangan Niall ke dekat salah satu galon yang ada di lantai ini, untuk menutupi badan kami. Kebetulan juga ada cetekan lampu di sini.

"Lo mau--"

"Sstt, bisik-bisik aja. Gue mau jailin dia"

"Siapa?", tanya Niall.

"Si Joan", Niall memasang wajah bingung seperti 'siapa-joan?'

Aku pun mematikan lampu lorong ini.

"Aaaaaaaaaaaaaa!!", aku sama Niall cekikikan dengar teriakan Joan.

Tapi lama-lama teriakannya berhenti. Waduh.

Aku pun menyalakan lampu nya dan berlari menuju tempat Joan berdiri tadi. Dan ternyata Joan sudah... pingsan?

"Jo, Joan!", aku menggoyang-goyangkan badannya sementara Niall masih memasang tampang bingung.

Dia sama sekali tidak bangun, jangan-jangan beneran pingsan?

"Duh, gimana nih Ni. Baru pertama kali gue bikin pingsan anak orang", kata ku.

"Hahaha mana gue tau. Bhay, tanggung jawab lo tuh hahay", Niall dengan santainya meninggalkan ku.

"Woy! Ni! Hadehh apes banget dah", aku pun menggendong Joan, karena aku tidak tau dimana kamarnya, jadi aku memutuskan untuk membawa nya ke kamar ku.

Sesampainya di kamar ku, aku langsung merebahkan Joan di kasur ku. Untung saja badannya enteng jadi aku tidak terlalu pegal. Tak lupa aku melepas high heels sialan itu yang sudah menginjak kaki ku.

Sementara aku, aku tiduran di kasur Louis. Aku memutuskan untuk menelpon Louis.

Tidak diangkat.

Karena capek dan ngantuk, aku pun terlelap.

Keesokannya

Joan's POV

Hmm, sudah pagi. Ugh aku lelah sekali. Aku merenggangkan badan ku dan guling-guling ke kanan dan ke kiri.

"Heh jangan banyak gerak, rok lu kebuka tuh, paha lo kemana-kemana"

Deg

Siapa tuh?

Dengan perlahan aku menengokan kepala ku ke tempat tidur Kendall.

"Aaaaaaa!!!", aku langsung spontan menyelimuti tubuh ku. "Kurang ajar ya lo!! Ngapain lo di kamar gue hah?! Cowok mesum dasar! Semalem........... lo ngapain hah?!", demi apapun kenapa makhluk itu bisa berada di sini?!

"Kan semalem kita ena ena. Lo lupa?"

Apa? Serius? Ayo Joan ingat-ingat lagi semalem apa yang kau lakukan. Oh iya, aku semalem pingsan karena mati lampu. Dan ini juga bukan kamar ku. Astaga apa yang sudah dia lakukan?

"Dasar penjahat!! Semalem lo liat gue pingsan kan terus lo bawa gue ke kamar lo? Terus lo......... ihh!!", aku memukuli badannya dengan bantal.

"Udah woy udah sakit", kata Harry.

"Gak bakal! Apa yang udah lo lakuin ke gue belom seberapa ya!"

Dia berdiri lalu menahan tangan ku.

"Lepas--"

"Diem", mata nya menatap lekat mata ku. "Semalem gue yang matiin lampu nya, jadi lo pingsan. Karena gue ngga tau kamar lo di mana, jadi gue bawa lo ke kamar gue"

Oh. Duh. Malu.

Aku cengengesan, "ohh gitu hehehe. Lagian lo ngapain sih matiin lampu segala?! Gue phobia gelap tau"

Dia tertawa, "oh lo phobia gelap? Gue Harry"

Aku memutar bola mata ku, "ngga lucu", aku melepaskan tangan ku dari nya dan menatap sesuatu di dinding. Jam.

Jam menunjukan pukul 07.08 AM.

Mati, aku kan ada kelas!

"Astaga Har, gue kan ada kelas pagi ini! Duh gimana nih", astaga padahal hari pertama aku masuk malah jadi telat begini.

"Duh, lo kelas apa sekarang?"

"Language and Culture kalo ngga salah"

"Oh, ruang nomor berapa?", tanya Harry.

"Duh gue ngga inget. Duh gimana nih"

"Ya udah sini ikut gue"

"Tunggu, gue pake heels nya dulu"

"Halah kelamaan, pake sendal gue aja nih", akhirnya aku memakai sendal Harry yang kebesaran ini lalu berlari bersama nya menuju gedung kampus bagian jurusan Art and Letters.

Aku mengikuti Harry melihat mading pengumuman. Di sana terdapat daftar nomor kelas. Ternyata kelas Language and Culture ada di 1.6

"Tuh di kelas 1.6", kata Harry.

"Temenin gue dong Har ke sana. Gue ngga tau 1.6 di mana", dia memutar bola mata nya lalu berjalan.

Akhirnya kami sampai di ruang 1.6

"Duh takut nih. Sekarang udah jam 7.18 lagi"

"Ck, cepet buru masuk dulu sana. Gue tungguin"

Duh untung ada Harry. Kalau aku sendirian mungkin rasa insecure ku akan terus mengikuti ku.

Aku pun mengetuk pintu kelas lalu membuka nya. Puluhan siswa dan satu dosen menatap ku.

"Sorry Mr. saya te--"

"Keluar. Saya tidak menerima mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit", oh ayolah, aku hanya kelewat 18 menit saja.

"Ba-baiklah", aku pun kembali menutup pintu lalu menatap Harry. "Ngga boleh masuk"

"Ya udah, masuk di kelas selanjutnya aja", ucap Harry santai.

"Ini gara-gara lo tau huh"

"Lah kok gue?"

"Iya. Lagian lo pake bikin gue pingsan segala. Coba kalo ngga pingsan, pasti gue dateng tepat waktu", ucap ku kesal.

"Iya iya maap. Mending sarapan aja yok di kantin. Setengah jam lagi ngga dapet jatah sarapan loh", daripada aku tambah kesal, aku pun menyetujui pergi ke kantin bersama Harry.

***

SUMPAH YA GW KESEL BGT SAMA DOSEN YANG KAYAK GITU TUH NGUSIR2 MURID AJA GAK TAU APA EFFORT MASUK KE KELAS NYA DIA ITU PAKE PENUH PERJUANGAN!!

(KENAPA SIH THOR LO CURHAT MULU)

HEHEHE MENDING VOMMENT AJA YA:* MAKASEEEY


The Senior // harry s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang