Chapter 13

1.4K 167 12
                                    

Zayn mendekati wajah nya ke dekat ku. Membuat ku meremas baju ku sendiri.

Zayn menempelkan bibirnya dengan bibir ku membuat jantung ku berdetak cepat, sangat cepat.

Ia menciumi ku dengan lembut. Aku spontan membalas ciuman lembut nya. Momen ini akan selalu ku abadikan dan ku ingat.

Ia melepas ciuman kami. Aku tersenyum, begitu juga dia.

"Good night Joan"

"Good night Zayn", ia tersenyum lalu pergi meninggalkan ku. Aku menahan teriakan ku di sini.

Aku memasuki kamar ku dan aku terkejut melihat Kendall dan teman-temannya sedang berada di kamar ku. "Hey", aku menyapa mereka.

Mereka juga menyapa ku balik. "Darimana Jo?", tanya Cara.

"Abis makan malem aja hehe"

"Oh sama siapa? Kok mukanya merah gitu", shit.

"Sama temen aja kok", aku tidak mau kalau jujur sama mereka, karena ada Gigi di sini.

Aku pun pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, sikat gigi, dan ganti baju. Aku juga cukup lelah hari ini.

Saat aku keluar kamar mandi, tiba-tiba kamar menjadi sepi. Hanya ada Kendall di sini.

"Loh cepet banget udah pada pulang?", kata ku lalu duduk di tempat tidur ku.

"Iya udah malem jadi pada capek", kata Kendall dengan mata nya yang masih terpaku melihat layar handphone nya. Aku hanya menganggukan kepala ku. "Jo, lo tadi pergi sama Zayn kan?", kali ini Kendall berbeda, nada nya tidak sama seperti biasanya dia berbincang dengan ku, kali ini lebih dingin, dan mata nya juga menatap ku tajam.

"I-iya hehe kenapa emang Ken?"

"Akhir-akhir ini lo jadi deket ya sama Zayn? Kasian Gigi", ucapannya menusuk.

"Tapi gue ngga ada maksud buat ngerenggangin hubungan mereka kok Ken, serius", aku jadi merasa tidak enak.

"Ya sebenernya ngga apa-apa sih. Gigi ataupun gue juga ngga ngelarang lo buat deket sama Zayn kok. Cuma gue ngga salah kan sebagai temennya Gigi ya ngerasa kasian aja sama Gigi?"

Perasaan merasa bersalah menyelimuti ku. Apa yang harus aku lakukan? Di sisi lain, aku sangat menyukai Zayn. Tapi bagaimana dengan perasaan Gigi? Apakah aku harus menjauh dari Zayn walaupun mereka tidak menyuruh ku?

***

Aku sedang melihat papan pengumuman kampus. Jadwal pertandingan basket sudah di tempel. Team nya Eliza dan juga Zayn main sore nanti. Aku harus menonton mereka main.

"Nanti nonton ya", kata seseorang tiba-tiba. Zayn.

"Pasti hehe", dia merangkul ku.

"Kalo lo nonton pasti gue menang"

Aku tertawa, "dasar gombal"

"Ehem permisi", seseorang berdeham di belakang kami membuat Zayn melepas rangkulannya.

Astaga, itu Gigi.

"I-iya maaf", ia sepertinya mau melihat jadwal pertandingan basket nya.

Sore nya

Aku sudah sampai di lapangan basket. Tapi lapangannya outdoor jadi agak sedikit panas. Tim Eliza sedang bermain. Aku menyemangati mereka semua.

"Hey", aku terkejut saat seseorang memegang bahu ku. Aku tersenyum lebar saat melihat siapa itu.

"Harry! I miss you sooooo much", aku benar-benar merindukannya. Astaga, sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya?

"Ternyata ada yang ngangenin gue juga hehe. Gue juga kangen sama lo Jo. Sekarang lo mah sibuk sama temen baru"

"Ih ngga gitu Har", aku merasa bersalah.

"Hehe gue pengen curhat banyak dah sama lo"

"Gue juga Har! Ya ampunn"

"Nih jadi masa ye--"

"Jo!", seseorang memanggil ku dan itu Zayn. Ia sedang berlari kecil ke arah ku.

"Hey", aku tersenyum menyapa nya.

"Nanti pokoknya liatin gue main ya hehe"

"Pasti!"

"Eh liat foto ini dah lucu banget", Zayn membuka handphone nya dan memperlihatkan gambar (mulmed).

"HAHA siapa yang edit? Astagaa"

"Si Niall kampret", aku tertawa sejadi-jadinya.

Tak terasa Harry sudah menghilang. Dimana dia?

Akhirnya tim nya Zayn dipanggil ke lapangan. Aku langsung berteriak kepada mereka untuk memberi semangat. Eliza, Kendall, Barbara, Gigi, dan Cara juga ikut menonton.

Ngomong-ngomong tim Eliza menang loh yeaay.

Sekitar 20 menit bermain, tiba-tiba Zayn ditabrak musuh hingga terjatuh dan melukai siku nya. Aku dan yang lainnya terkejut tapi ternyata Zayn baik-baik saja dan masih bisa main.

Di detik akhir-akhir pertandingan, Harry mendribble bola ke dekat gawang musuh, tapi ia di-body sama lawan dengan keras sehingga ia terjatuh dan keningnya terbentur aspal. Untungnya ia masih sadar, hanya ada goresan panjang di kening nya. Dengan spontan, aku menghampiri Harry, begitu juga yang lainnya.

Waktu permainan pun habis. Permainan ini dimenangkan oleh tim Liam. Aku senang tapi juga khawatir dengan Harry. Harry dibawa ke ruang klinik untuk diobati. Aku mengikuti tim palang merah menuju klinik, begitu juga dengan teman-temannya.

Sesampai di ruang klinik, Harry dan teman-temannya masuk, lalu aku.

Aku berniat menghampiri Harry karena aku memang sangat mengkhawatirkannya. Tiba-tiba tanganku ditahan Zayn.

"Bisa obatin siku gue? Sakit banget nih", di sisi lain aku juga tidak tega melihat Zayn. Aku pun memutuskan untuk mengobati Zayn, tanpa melihat keadaan Harry.

Dengan pelan dan hati-hati aku mengobati siku Zayn. Tiba-tiba saja Harry berjalan dengan menghentak-hentakan kaki nya dengan wajah kesal dan keluar dari pintu klinik sambil membanting pintu nya, membuat aku dan yang lainnya terdiam.

"Kenapa dia?", tanya Zayn. Louis mengangkat bahu nya.

****

WOOO JOAN GA PEKA WOO (?)

EH GUYS YG MAEN RP FOLLOW GW DONGG @.joannakuch69 gue baru balik lagi ke rp soal nya HAHA

btw vomment nya jangan ketinggalan ya hehe:3

The Senior // harry s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang