Chapter 15

1.1K 160 43
                                    

"Tunggu!", mereka langsung menutup pintu nya dan mengunci nya. Aku menggedor-gedor pintu besi ini. "Kendall! Please buka!", aku terus menggedor-gedor pintu nya. Ruangan ini sangat gelap membuat ku spontan menangis.

Suara tawa mereka semakin lama semakin kecil dan menghilang. Pasti mereka sudah pergi. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa.

Harry's POV

Aku sedang berjalan sama Niall, dia sedang makan es krim. Kendall dan kawan-kawan nya melewati ku yang sedang jalan di lobby ini.

"Kendall, dapet salam dari Harry!", kata Niall membuat Kendall dan teman-temannya cekikikan.

Aku mendorong tangannya yang sedang memegang es krim sehingga es krim nya jatuh. Aku tertawa terbahak-bahak, sementara Niall hanya menatap ku kesal. Aku langsung berlari meninggalkan Niall.

"Awas aja lo Har!!", Niall mengejar ku.

Untung saja lari ku cepat daripada si pirang bodoh itu. Aku langsung lari ke arah gudang kampus karena tempat nya sepi. Ternyata Niall tidak bisa menjangkau ku sampai ke sini, sekarang saja dia sudah menghilang entah kemana.

Aku menyenderkan badan ku di tembok sambil mengatur napas ku yang terengah ini.

"Tolonggg", seorang cewek menggedor-gedor.

Tunggu, jangan-jangan bukan orang, tapi setan.

"Tolooong", dia terus menggedor-gedor. Untuk memastikan dia orang atau setan, aku pun memutuskan untuk bertanya.

"Si-siapa lo?!", tanya ku menahan takut.

"Gue Joan, maba di sini. Please siapa pun itu tolong bukain pintu nya"

Joan?

"Hah? Joan? Lo ngapain di dalem?"

"Lo siapa?"

"Harry"

"Harry! Please bukain dulu pintunya", kata dia dengan suara serak.

"I-iya tunggu sebentar ya", aku pun mencari satpam kampus untuk minta kunci gudang, setelah itu aku pergi ke gudang lagi.

Aku pun membuka pintu yang berat ini. Aku melihat Joan menangis seperti anak kecil di depan ku. Ia terus mengusap wajah nya yang penuh air mata.

Aku mendekapnya. "Jo, lo ngapain di sini sih?", aku mengusap wajah nya yang basah karena keringat dan air mata dengan sapu tangan ku.

Ia terus menggelengkan kepala nya sambil menangis terisak. "Ya udah, gue bawa aja ya ke kamar lo?"

Dia menatap mata ku, lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Kenapa? Ya udah mau ke kamar gue aja?"

Dia mengangguk. Aku pun merangkulnya sambil berjalan menuju kamar ku.

Dia merebahkan tubuhnya di kasur ku lalu aku memberikannya botol minum ku yang berisi air putih. "Ngga apa-apa kena?", kata Joan dengan wajah polosnya itu. Aku duduk disamping tempat tidur ku.

"Iye. Udah minum dulu", dia pun menenggak minuman ku sampai habis. "Jadi, lo itu ngapain di gudang?"

Dia terdiam sejenak, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Tapi, janji ya Har jangan bilang siapa-siapa"

"Iya janji"

"Jadi...", ia menghela napas panjang. "Jadi, semalem Zayn nembak gue Har", dia tersenyum lebar.

Duh, kok gue kesel ya dengernya.

"Terus... lo terima?"

"Tunggu dulu. Dia nyuruh gue ke rooftop kampus buat jawab dia. Tapi kata Kendall rooftop lagi dibenerin jadi Zayn nyuruhnya ke gudang"

"Rooftop dibenerin? Gak kok. Boong tuh dia", dasar Kendall kurang ajar.

Dia menghela napas panjang, "awalnya gue ngga tau, tapi gue ngikut dia aja. Eh taunya sampe sana hp gue diambil sama dia terus dia nyuruh gue masuk ke gudang, katanya Zayn udah ada di sana. Ngga taunya gue malah dikunciin"

Wah, kurang ajar!

Aku spontan berdiri. Rasanya aku ingin mencincang Kendall. "Kurang ajar tuh perlu dilabrak tu orang!"

"Jangan Har... kan lo udah janji jangan kasih tau siapa-siapa"

"Iya tapi gue ngga janji buat ngga ngelabrak dia"

"Please Har jangan", wajah nya memelas.

"Iya deh. Ya udah gue ada kelas nih bentar lagi. Lo istrihat aja dulu di sini. Nanti gue bilang sama Louis supaya kalo misalnya dia ke kamar, ngga berisik. Ngga usah pikirin kejadian tadi lagi, oke?"

Dia tersenyum, "makasih banyak ya Har. Untung aja ada lo. Lo emang sahabat terbaik yang gue punya"

Iye sahabat.

"Hehe sama-sama. Ya udah gue kelas dulu ya"

"Oke", aku pun keluar dari kamar.

Saat berjalan menuju kelas, aku berpapasan dengan Kendall dan teman-temannya itu. Kendall tersenyum ke arah ku. Cih, aku sudah muak.

"Heh, balikin sini hp nya Joan", wajahnya tampak kaget.

"H-hp apa? Ngga d-di gue kok"

"Udah deh ah balikin aja. Gue ngga bakal marah-marah sama lo atau mempermalukan lo kok di sini. Pokoknya balikin hp nya Joan", Kendall dan teman-temannya saling lirik-lirikan, akhirnya Kendall mengeluarkan handphone Joan dari tas nya.

Aku mengambil handphone nya kasar. "Apa sih tujuan lo ngunciin Joan di gudang? Kayak sinetron aja. Percuma cantik tapi kelakuan kayak gitu"

"Eng-engga Har. Gigi yang nyuruh kok serius", Gigi langsung melotot ke arah Kendall.

Oh, ternyata dia cemburu.

"Awas ya lo macem-macem sama Joan. Kalian harus minta maaf sama dia"

Mereka semua mengangguk. Aku pun meninggalkan mereka.

****

no hendall guys huahahaha

The Senior // harry s.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang