Grace POV
Bram memukul gelasnya dengan sendok. Semua perhatian tertuju padanya.
"Aku berdiri disini, sebagai sahabat kedua mempelai sekaligus Best Man dari mempelai pria. Aku bersahabat dengan Ryan sejak masih SMA dan mengenal Grace bertahun-tahun lalu. Aku mengenal mereka berdua dengan baik. Aku tahu mereka sebagai diri mereka masing-masing, dan aku mengenal mereka juga sebagai sepasang kekasih. Dan aku tahu, tidak ada yang lebih baik daripada melihat mereka sebagai sepasang suami istri. To Ryan and Grace" kata Bram menyodorkan gelasnya ke udara, mengajak tamu undangan bersulang.
"TO RYAN AND GRACE!!" teriak tamu undangan menyambut pidato Bram.
Aku tidak bisa lebih bahagia lagi dari saat ini. Berdiri disamping pria yang kucintai, sebagai istrinya. Suara tawa ada dimana-mana.
Mom dan Dad ada disana. Menatapku bangga.
"Jangan minum alkohol, ya ampun apa yang kau lakukan" kata El tiba-tiba mengambil gelas ditanganku. Ia membuyarkan lamunanku.
Aku tersenyum. Ya, El, Bram dan Jill juga ada disini. Tersenyum bahagia, sama sepertiku.
"Apa yang ada dalam kepala cantikmu ini, sayang?" Suara Ryan membuatku lagi-lagi tersenyum.
"Aku bahagia" kataku singkat.
"Apa ini ada sedikit hubungannya denganku?"
"Tidak."
Ryan menatapku tidak percaya.
Aku tertawa. "Semuanya ada hubungannya denganmu" kataku sukses membuat Ryan tersenyum lebar.
"Aku merasa ingin selamanya ada di momen ini" kataku lagi.
Ryan menatapku intens "Setelah ini akan lebih banyak momen yang lebih membahagiakan dari ini Grace. Aku berjanji."
Aku bisa mendengar suara Ryan yang bersungguh-sungguh. Dan aku mempercayainya....
KAMU SEDANG MEMBACA
It Always Been You
SonstigesGrace kabur dari rumah karena dijodohkan. Namun, hidup mandiri di tengah kota New York bukanlah hal mudah. Ia yang biasanya berfoya-foya dengan uang ayahnya akhirnya harus bekerja untuk membutuhi hidupnya. Untunglah, ia hidup dengan keempat sahabat...