17. Another Love to Share

494 20 0
                                    

Bram POV

Sinar matahari yang menerobos membuatku terbangun. Kubuka perlahan mataku, punggungku terasa nyeri.

Bau obat-obatan menusuk hidungku. Aku berada di rumah sakit.

Kulihat Eloise tertidur disampingku, menggenggam tanganku.

Aku bergerak, mencoba merengangkan ototku yg kaku. Eloise terbangun.

"Kau sudah bangun?" Katanya setengah sadar. Ia mengucek-ucek matanya.

Aku mengangguk.

"Syukurlah..."katanya serak. "Minum dulu Bram" katanya mengambilkan minum.

Aku mencoba duduk. Namun punggungku terasa begitu nyeri. Aku mengerang.

Sesaat kemudian El tertunduk.

"Bram.... Aku... aku benar-benar minta maaf" katanya menatapku berkaca-kaca.

"Hey, it's okay. Itukan kecelakaan." Aku mencoba untuk tidak meringis agar El tidak lebih merasa bersalah lagi.

"Kau hampir mati Bram..." suara El bergetar.

"Hampir. Catat itu. Buktinya aku masih ada disini untuk melihat betapa cengengnya gadisku" Aku mencoba bercanda menghibur El.

Tapi El hanya diam menatapku.

Aku menarik nafas "El, dengar, aku akan melakukan apapun untukmu. Kau tau itu."

El menangis memelukku.

"Teruslah hidup, bersama kami. Lakukan itu." Katanya terisak.

El seakan mengatakan umurku tidak akan lama lagi. Aku melepas pelukan. Menatap dalam ke matanya.

"Ya." Kataku tegas.

El membalas tatapan intensku. Dan jarak kami mendekat seiring bertambah cepatnya detak jantungku.

Bibir kami hampir bertemu dan....

Pintu terbuka.

Ryan dan Grace datang membawa kopi dan sandwich.

"Bram!!!!! Kau sudah sadar!" Teriak Grace. Karena suara melengkingnya Jill ikut masuk dengan handphone yang masih tertempel di telinganya.

Aku tersenyum.

"Akhirnya kau bangun juga Bram." Kata Jill menutup telponnya.

"Emang berapa lama aku tidur?"

"Dua hari. Kau keracunan asap dan punggungmu terkena ledakan gladiator" jelas Grace sambil menyeruput kopinya.

"Aku ga percaya kalian membakar apartemenku karena berebut DVD" kata Jill mengejek.

"Jill.... jangan dibahas lagi. Toh perusahaan asuransi kan mau mengganti kerusakannya" kata Grace mengingatkan.

"Untung aja apinya ga besar dan membakar seluruh gedung. Jadi kami bisa tinggal di tempat Ryan" kata Jill masih mengoceh.

"Jadi mulai sekarang kita gak bisa hang out di apartemenku. Masih nunggu perbaikan." Jill masih berceloteh.

"Apartemen Ryan kan lebih luas. Masih ada ruang untuk kita bakar" kata Grace bercanda. Ryan mencibir.

"Jadi kapan aku diperbolehkan pulang untuk membakar apartemen Ryan?" Kataku membuat Ryan menatapku sinis.

"Besok kau sudah boleh pulang asal banyak istirahat"

"Bram, kau kan tinggal sendiri, sulit untukmu jika kau memerlukan sesuatu. Tinggallah bersama kami di apartemen Ryan untuk sementara sampai kau sembuh" kata Grace lembut. Sejak kapan Grace jadi penuh ide seperti ini? Bukankah biasanya.....

Aku melirik Jill. Aku tahu dia yang mengusulkan. Ia membuang muka. Ia tampaknya masih marah padaku dan El. Namun ia tetap peduli, jadi gengsi mengatakannya.

Aku mengangguk. Ryan tersenyum. "Sepertinya apartemenku bakal ramai nih"

****

Aku harus membenarkan kata-kata Ryan tempo hari. Meskipun kami setiap hari selalu bertemu, berbeda rasanya jika kami tinggal bersama.

Ryan, Jill dan Grace memperlakukanku bak raja dibawah perintah Eloise. El tampaknya benar-benar merasa bersalah padaku. Ia hanya pergi meninggalkan apartemen untuk tidur dan bekerja. Jika saja Ryan punya lebih banyak tempat tidur dan kamar, aku yakin dia sudah menginap disini.

"Bram, kau sudah minum obat?" Entah kapan El masuk dan duduk di tepi tempat tidur. Aku terlalu banyak melamun.

"Bram?" Panggil El lagi. Ia mengeluarkan sandwich dari bungkusan yang dibawanya. "Makanlah dulu. Biar aku ambilkan air dulu"

"El, ayolah. Aku kan udah bilang nggak perlu merasa bersalah kaya gini" tahanku sebelum dia pergi.

El duduk kembali. Di pegangnya tanganku lembut.

"Bukankah kau bilang kau akan melakukan apapun untukku?"

Aku menggangguk.

"So do I" lantang El menyatakannya.

Sebelum aku menyadari apa yang terjadi, bibir El sudah melumat bibirku.

****

It Always Been YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang