Part 7

2.2K 128 3
                                    

John Mayer - Friends, Lovers or Nothing


Friends, lovers or nothing

There can only be one

Friends, lovers or nothing

There'll never be an in-between

So give it up

***

"Gue nggak tau pada siapa sebenarnya hati gue jatuh" -Dika.

***

Dika mengetuk-ngetuk jendela kamar Aluna. Rumah mereka sebenarnya berhadap-hadapan, hanya saja Dika dengan sifat isengnya yang kelewat batas itu memanjat pohon di sebelah kamar Aluna tanpa harus repot-repot mengetuk pintu rumah Aluna.

Cowok itu lalu meloncat dari dahan pohon kebalkon kamar Aluna. Dan di sinilah ia sekarang, duduk di sofa sambil memangku gitar milik Aluna yang berada di balkon.

Aluna keluar setelah mendengar Dika mengetuk-ngetuk jendelanya. Cewek itu menggunakan celana legging dan kaos panjang yang bertuliskan 'no boyfriend no problem' yang beberapa waktu lalu sempat ditertawai Dika. Dengan rambut yang dicepol asal.

"Ngapa lo?" Tanya Aluna setelah menjatuhkan diri di sofa, di sebelah Dika.

Dika terdiam. Ia hanya memainkan nada-nada gitar asal. Walau tetap terdengar merdu di telinga Aluna. Seakan menjadi latar suasana yang pas di antara keduanya.

"Akhir-akhir ini gue liat lo jadi sering sama Alang," ujar Dika setelah diam beberapa saat. Aluna menghela nafas kecil.

"Terus?" Dika meletakkan gitar milik Aluna lalu mencengkeram bahu cewek itu dengan lembut. Membawa Aluna untuk menghadap ke arah cowok itu.

"Gue rasa ini saatnya gue ngasih kepercayaan buat Alang, buat jagain lo," ujar Dika, cowok itu menatap Aluna dengan mimik serius.

Aluna mengangkat sebelah alisnya lalu terkekeh. "Apa gue nggak salah denger?"

"Tentu aja nggak Lun."

"Kenapa harus nyuruh Alang jagain gue, kalo lo masih bisa?"

Aluna tak mengerti. Dari dulu Dika tak pernah mengizinkannya dekat dengan cowok manapun, termasuk Alang. Tapi sekarang cowok itu seolah-olah ingin menyerahkan Aluna kepada Alang.

"Lun lo tau, semua orang yang datang pasti akan pergi. Gue cuma ngasih kesempatan Alang aja."

Gue nggak butuh siapapun. Gue cuma butuh elo di sini. Di samping gue. Selamanya.

Aluna menatap Dika. Memperhatikan sahabat cowoknya dengan jarak yang begitu dekat. Alisnya yang tebal.  Matanya yang hitam pekat, yang bisa membuat Aluna jatuh lagi dan lagi setiap menyelami mata milik cowok itu. Hidungnya yang bangir. Lalu bibirnya yang tipis, yang selalu dihiasi tawa setiap hari.

"Lun," panggil Dika saat Aluna tak kunjung bersuara.

"Apa karena Ana?" Tanya Aluna lirih. Dika menghembuskan nafasnya pelan.

"Bukan. Tentu aja bukan. Ada Ana atau nggak, gue tetep nggak akan selamanya kan jagain lo?"

Aluna menyusukkan kepalanya ke dada Dika. Memeluk cowok itu erat. Menghirup aroma khas milik cowok itu. Dan mendengar detak jantung Dika yang terdengar merdu di telinganya.

"Gue sayang lo, lo tau itu kan?" Tanya Dika, cowok itu membalas pelukan Aluna sama eratnya. Lalu mengusap kepala cewek itu.

Gue lebih sayang sama lo Dik, gue cinta sama lo.

Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang