Part 14

1.8K 118 5
                                    

Sam Smith - I'm Not The Only One

You say i'm crazy

Cause you don't think i know what you've done

But when you call me baby

I know i'm not the only one

***

GOOOL

Sorak sorai memenuhi lapangan indoor futsal SMA Bangsa saat Dika kembali berhasil menjebol gawang milik lawan. Cowok itu melakukan celebration ala pemain timnas. Memutari lapangan dengan mengacung-acungkan telunjuk tangan kanannya, lalu bersujud sebelum Dika diangkat oleh teman-teman satu teamnya.

Pertandingan persahabatan antara SMA Bangsa dan SMA Persada berlangsung cukup meriah siang itu. Walau pertandingan persahabatan tapi permainan mereka berjalan cukup sengit. Bahkan skor mereka hanya beda tipis.

Peluit dibunyikan beberapa saat kemudian tanda permainan selesai. Membuat Dika terpaksa diturunkan oleh teman-teman satu timnya. Cowok itu lalu berlari kecil menuju pinggir lapangan meninggalkan teman-temannya di belakang. Beberapa dari mereka masih sibuk berhigh five, melihatnya membuat Dika tersenyum hangat.

Ah, mungkin hanya dengan bermain futsal Dika bisa mendapatkan kembali separuh jiwanya yang sempat hilang.

"Bagus kayak biasanya," ujar Aluna saat Dika sudah duduk di sampingnya. Cewek itu lalu mendapatkan acakan rambut dari sahabatnya itu, membuat Aluna mendecak sebal lalu memukul tubuh berkeringat milik Dika.

"Eh berani ya sama gue, sini lo!" Dika lalu menarik lengan Aluna untuk mendekat padanya lalu memeluk tubuh ramping sahabatnya itu. Memposisikan wajah Aluna tepat di ketiaknya. Membuat Aluna menjerit-jerit.

"Dikambiiiiing! Lepas bego, bauuuu!" Tangan cewek itu memukuli bagian tubuh Dika yang dapat dijangkaunya dengan tangannya yang terbebas.

"Hahaha. Siapa suruh berani sama abang. Ya sini abang peluk," Dika tak bisa menahan tawanya saat jeritan Aluna semakin keras memenuhi lapangan indoor sekolahnya.

"Lepas Dik please," Rajuk Aluna.

"Minta maaf dulu," perintah Dika.

"Lepasin duluuuu."

"Awww!" Bersamaan dengan teriakan Dika yang menggema di lapangan indoor, pelukan erat Dika pun terlepas. Kini gantian Aluna yang tertawa lebar. Jurus cubitan mautnya kembali membawa hasil. Setelah Alang menjadi korban, kini gantian Dika.

"Gue minta maaf sama lo? Ogaaah," Aluna buru-buru mengambil tasnya lalu berlari meninggalkan Dika yang masih meringis kesakitan.

"Heh gue nggak bawa minum! Beliin gih," perintah Dika yang disambut dengan Aluna yang memeletkan lidahnya pada cowok itu.

"Bodo amat! Gue mau balik sama Alang, bye!"

Dika menatap punggung Aluna yang mulai menghilang di balik pintu ruang indoor. Masih dengan ringisan yang tercetak di bibirnya, Dika meraih lalu membuka tasnya. Walaupun cowok itu sudah tau kalau ia tak membawa botol minum yang biasanya selalu ia bawa itu. Dika mengerutkan hidungnya kesal. Cowok itu lalu menjenggut rambutnya yang basah oleh keringat, sebelum ia mendapati botol yang disodorkan oleh sebuah tangan mungil didepan matanya.

Dika nyengir lalu meraih botol itu. "Thanks Lun--" ucapan Dika terhenti saat ia mendongak dan kaget saat melihat bahwa seseorang yang memberinya sebotol minum tadi bukan Aluna, melainkan Ana.

Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang