Di pagi hari yang mendung di sekolah.
"Zahra?" tanya seorang cowok yang di belakang Zahra.
Deg..
Kok aku kaya kenal suara ini?
Zahra menoleh ke arah suara tersebut.
"Iya?"Cowok tersebut tersenyum kepada Zahra sambil berjalan beriringan dengannya.
"Sekelasnya Evan ya?" tanya cowok itu sambil tersenyum,membuat Zahra semakin merasakan sakit akibat jantungnya yang berdegub kencang.
"Iya,kak" jawab Zahra kaku
"Ini,tolong kasih ke Dia ya?" kata cowok itu sembari memberikan sebuah kertas bewarna putih.
"Itu undangan OSIS. Semalem waktu rapat OSIS Evan absen. Jadi Aku kasih ke Kamu deh. Gak apa-apa kan Zahra?" ucapnya lagi sambil menatap lekat Zahra."Oh,iya gak apa-apa kak. Nanti Aku kasih ke Evan"
"Ya udah. Aku diluan ya"
"Iya kak"
Tuhan,apa ini? Rifky ngomong sama aku? Ya ampun. Aduuh, Kevin,mana Kevin.. Ahk..
Zahra tak sabar menceritakan hal tersebut pada Kevin. Meskipun itu hanya hal sepele tetapi mampu membuat Zahra seakan terbang melayang di udara.
Zahra bergegas menaiki tangga dan mencari Kevin"Duh,Kevin mana lagi" gumam Zahra tak henti-hentinya mencari Kevin,ekor matanya pun melihat cowok sedang duduk di tangga dekat perpustakaan.
"Hey" bisik Zahra tepat di telinga cowok tersebut. Kemudian Zahra duduk di sebelah cowok itu.
"Kenapa sih? Ada apa?" Kevin tersenyum simpul.
Kevin hanya menatap Zahra dengan tatapan kosong. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Lalu Kevin tersenyum kecil dan merangkul Zahra akrab
"Aku gak apa-apa kok. Cuma lagi banyak PR aja"Zahra cuma ber-oh-ria.
"Kamu kenapa pagi-pagi nyari Aku? Mau cerita tentang... Rifky" Kevin menyeringai nakal."Ish,kamu tau aja deh" balas Zahra lalu mencubit pipi Kevin.
"Iya,tau gak Vin tadi aku ketemu dia tau' terus aku ngomong sama dia. Ih,walaupun yah cuma ngasih undangan OSIS buat sih Evan-tapi seenggaknya dia.. Manggil nama AKU" teriak Zahra histeris"Ya udah deketin terus. Bye the way.. Emang dia gak punya pacar apa?"
Zahra berfikir sejenak.
"Kata Dina doi lagi jomblo" Zahra nyengir
"Emang kenapa?""Gak kenapa-napa. Cuma kan,dia lumayan tuh masa gak ada?" Kevin melebarkan matanya
"Iya sih" Zahra menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Kamu udah tau orangnya yang mana?""Udah. Tapi,ya masih gantengan Akulah hahaha" kata Kevin sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Ish,ke-pedean" kata Zahra menyikut lengan Kevin.
•••
Kenapa ada derita,bila bahagia tercipta
Kenapa ada sang hitam,
Bila putih menyenangkan
Aku pulang..
Tanpa dendam.. Ku terima.. kekalahanku
Aku pulang tanpa dendam ku salutkan kemenanganmu :'(
Kau ajarkan aku bahagia
Kau ajarkan aku derita
Kau tunjukan aku bahagia
Kau tunjukan aku derita
Kau berikan aku bahagia
Kau berikan aku derita :(
•••Uci melirik kesana kemari. Wajahnya tampak kecewa. Ia duduk dibangku dengan cepat. Tampak rasa kekhawatiran dalam dirinya. Entah apa yang membuatnya seperti itu.
"Woy... Kenapa sih ?" tanya Dina
"Biasa lah tuh,apa lagi.. Sibuk mencari si Chandra hahahahah" kata Zahra terkekeh"Kalian jahat banget sama AKUU",teriaknya sembari keluar pintu
•••
Ada yang lain dalam diriku. Dalam suasana hati yang tak bisa dijelaskan. Aku tak bisa menghentikan rasa rindu ini yang semakin dalam. Rasa yang membunuhku di tiap detik hembusan nafas yang kumiliki. Aku sayang padamu. Begitukah engkau? Aku tak mampu dan tak bisa menduga-duga perasaanmu padaku. Hingga tiba saatnya Aku menyadari bukan cuma Aku pemujamu. Ada yang lain,diluaran sana. Zahra,memang kau bodoh dan bodoh.
.
.
Sekarang,disini. Di tempatku berdiam,aku mencoba menghapus bayang-bayang Rifky. Ah,entahlah.. Tetapi,pada saat itu aku sangat yakin bahwa kau memperhatikanku,ah salah kau melihatku bukan memperhatikan. Tatap kita bertemu,benar-benar bertemu. Jika aku mampu Aku ingin kembali ke saat itu. Saat dimana kau sedang asik dengan duniamu. Duniamu sendiri. Ya,duniamu sendiri bersama temanmu. Apa yang aku pikirkan? Aku memikirkan apa? Oh Tuhan,bodoh sekali aku. Jika aku tak bisa memilikinya,maka Aku akan bahagia jika melihatnya bahagia di sana.
Mungkin ini jalan yang terbaik buatku. Ya,mungkin.
Seandainya hati tak serumit ini.Dadaku terasa sesak dengan semua ini. Sakit. Apalagi jika mengingat semua ini. Aku tersakiti. Apa ini? Aku tak mampu.. Tentang apa yang terjadi saat ini. Tuhan,tolong Aku melupakan dirinya. Walau sebenarnya Aku yang salah. Bukan dia atau yang lain.
•••
Kevin Pov
Kenapa seseorang lebih memilih orang yang dicintainya dari pada orang yang mencintai dirinya,walaupun akhirnya dia akan tersakiti.
.
.
"Woy ngapain?"
Kata seseorang yang nenepuk pundak Kevin kasar."Oh... Kamu Vin.. Kirain siapa.."
Vina duduk disebelah Kevin."Kenapa sih? Kok murung terus? Tadi Aku lihat kamu baik-baik aja. Kok lemes gitu?" kata Vina sambil membetulkan kacamatanya. Kevin tersenyum sejenak,lalu ia menarik hidung mancung Vina dan beranjak dari tempat duduknya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
"Kepo deh ahh" kata Kevin sambil tertawa.
Vina bersungut-sungut lalu mengekor langkah Kevin dari belakang.
"Kevin!!!!!" teriak Vina.•••
"Nih.." kata seorang cewek sembari memberikan sebuah kertas putih kepada seorang cowok.
"Apaan nih?"
"Undangan buat orang yang merasa anggota OSIS yg hobinya absen mulu" ketus Zahra
Evan mebggaruk kepalanya yang tidak gatal,lalu berpikir sejenak."Oh.... Hahahahahahahahahahahaha" Evan tertawa histeris membuat teman-temannya bergidik ngeri.
"Ish... Kesurupan ya dia?"
"Ih... Bising banget sih lo"
"Woy gak nyadar ya lo ini sekolah bukan hutan"
"Gue lagi tidur kampret! Jangan ganggu!"
dan begitulah komentar-komentar dari anak-anak. Tetapi tidak dihiraukan Evan. Dan pada akhirnya teman-teman cowok itu melemparinya dengan kertas lalu mengusirnya keluar kelas.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di SMA
Teen FictionSeorang cowok tinggi, putih, berkumis tipis, manis. Hingga aku tak sadar aku menyukainya. Dan, takdir yang akhirnya menjawab. Apa kah ia akan memilihku atau tidak. Antara persahabatan. Apakah akan tumbuh rasa suka? Dan rasa suka yang berbuah menjadi...