AUTHOR POV
Tak disangka-sangka, malam setelah Kyungsoo tak mau mengantarkan Saeun pulang, mereka berdua diundang ke acara makan malam keluarga.
Dan tentu saja keduanya menolak. Maksudnya, Saeun dan Kyungsoo.
"Aku tidak mau, eomma.. Eomma tahu sendiri bagaimana hubunganku dengan Kyungsoo."Saeun menghela nafas.
Eomma Saeunpun hanya bisa tersenyum lalu mengelus rambut anaknya lembut.
"Kau akan terbiasa dengan dirinya. Dan ia akan terbiasa dengan dirimu."
Saeun hanya bisa menghela nafas, "Eomma selalu mengatakan itu.."
"Dan eomma tak akan berhenti mengucapkan itu sampai kalian bisa bersama."eomma tersenyum.
Saeun memutar bola matanya, "Itu sama saja memaksakan kehendak, eomma!"
Sang eomma hanya bisa tertawa, "Arasseo, arasseo. Nah sekarang, kau harus bersiap-siap untuk makan malam, malam ini."
"Apa eomma akan tetap memaksa?"tanyanya, hampir merasa pasrah.
"Tentu saja."eomma Saeun hanya tersenyum kecil.
"Arasseo arasseo! Aku pergi."kata Saeun sebelum beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
===
"Apa? Pergi ke acara makan malam?"tanya Kyungsoo dengan kening berkerut."Ne. Dan kau harus berpenampilan baik malam ini."kata sang appa dengan tegas.
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapi. Kau harus pergi. Titik."ia menggebrak meja sebelum beranjak pergi.
Kyungsoo menghela nafas kasar sebelum beranjak ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Baiklah akan kuulang lagi..
Jadi begini, eomma dari Saeun tahu mengenai sifat Kyungsoo yang asli, sedangkan appanya tidak tahu mengenai sifat Kyungsoo yang asli. Ia hanya tahu sifat Kyungsoo yang begitu baik di depan kedua orangtua mereka.Dan mengenai kedua orangtua Kyungsoo, mereka tidak tahu mengenai sifat Kyungsoo yang buruk di depan Saeun. Mereka hanya tahu sifat anaknya yang baik dan manis.
Jadi yang tahu hal ini hanyalah eomma Saeun. Tch tch, how cliche.
===
SAEUN POVKalau eomma atau appaku sudah memutuskan, akan sulit untuk diganggu gugat. Jadilah aku mengikuti kehendak mereka. Dengan sangat terpaksa.
Aku memakai dress simple berwarna orange selutut, high heels senada, dan riasan wajah yang tipis.
Cepat-cepat aku menghubungi nomor Kyungsoo.
"Ppali Kyungsoo-ah.."aku menggigit bibir bawahku dengan cemas.
Ketika akhirnya tersambung, aku menunggu ia untuk bersuara.
Tapi tak ada suara dari seberang sana.
Maka aku buru-buru membuka pembicaraan, "Kyungsoo-ah, nanti kau harus akting bersikap-"
"Baik. Aku tahu."potongnya bahkan sebelum aku selesai berbicara.
Aku menghela nafas, "Baiklah kalau kau mengerti."lalu aku memutuskan sambungannya.
Aku menghela nafas.
Sampai kapan ia akan bersikap seperti ini?
Dan.. mengapa?
===
Begitu kami tiba di restoran berbintang lima, kami langsung disambut oleh para pelayan. Dan kami langsung dibawa menuju ruangan VIP."Sebelah sini."kata salah satu pelayan berparas cantik tersebut.
"Terimakasih."kata eommaku dengan senyuman yang membuat orang tenang.
Dan pada ruangan VIP, aku melihat Kyungsoo, eomma, dan appanya yang sudah duduk manis di salah satu meja sambil menunggu kami.
Ketika melihat kami datang, mereka cepat-cepat berdiri dan menyambut kami. Aku buru-buru memberi sinyal ke arah Kyungsoo.
Ia terlihat mengerti, "Akhirnya kau datang juga."ia tersenyum lalu tanpa kusangka-sangka, ia mencium puncak kepalaku.
Dan sialnya, aku merasakan jantungku mulai berdegup dengan kerasnya.
Aku hanya pura-pura tersenyum dan duduk tepat di sampingnya.
Kedua orangtua kami yang melihat hanya bisa tersenyum-senyum melihat kami. Yah.. Kecuali eommaku yang hampir tertawa.
Kamipun berbincang-bincang sambil menikmati hidangan yang ada. Dan bahkan Kyungsoo sekali-kali memeluk pinggangku dan mencium keningku dengan lembut. Aku hanya membalasnya dengan senyuman canggung. Aku bahkan hampir tak mengenali Kyungsoo yang satu ini. Aktingnya memang patut diberi jempol.
Ketika akhirnya makan malam kami selesai, kedua orangtua kami masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Kata mereka, ingin memberi kami waktu sebentar untuk berbicara berdua.
Apa yang mau dibicarakan kalau tunangannya seperti ini?
"Kyungsoo, aku tahu kau-"
"Sudah muak denganmu. Ya betul."
Aku menghela nafas dengan kasar, "Kalau itu kau tak perlu kasih tahu aku juga tahu."
"Lalu apa?"tanyanya dingin.
"Aku tahu kau membenciku. Tapi sekali-kali, cobalah mencoba.."
"Mencoba apa?"tanyanya sambil membalikkan badan ke arahku.
"Mencoba untuk membuka hatimu.."
Ia mendengus kasar, "Lalu setelah hatiku dibuka, kau bisa masuk seenaknya? Tidak akan."
Aku nyaris teriak, tapi aku menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar.
"Aku tak mengerti mengapa kau membenciku. Apa aku ada salah denganmu?"aku bertanya dengan takut-takut. Terakhir kali aku menanyainya ini, ia berteriak dan berkata bahwa aku salah karena aku pernah lahir. Dan pada saat itu aku menangis.
Ia mendengus kesal, "Kau punya salah. Salah yang sangat besar. Tapi kau belum menyadarinya."
Salah?! Salah apa sih? Aku tak akan mengerti dengan pria dingin yang satu ini! Dan sialnya, sebenarnya ia hanya bersikap dingin di depanku saja. Aku pernah sempat melihatnya bertemu dengan temannya dan ia benar-benar bersikap ramah.
"Baiklah. Aku memang salah. Dan aku tak akan pernah mengerti mengapa. Aku pulang dulu."
Kyungsoo hanya mendengus sebelum melangkah jauh.
===
"Jadi bagaimana?"tanya eommaku ketika kami sudah sampai di rumah."Bagaimana apanya?"tanyaku heran.
"Kyungsoo."
"Tak berubah. Dan tak akan berubah."aku mengangkat bahuku seolah-olah itu hal yang biasa. Yah, kenyataannya memang itu hal yang biasa sih.
"Aku percaya suatu saat ia akan mau membuka hatinya padamu."kata eomma sambil tersenyum misterius.
Aku bingung apa yang ada di balik senyuman itu.
===
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Camera[EXO Fanfiction]
Fanfiction[Bahasa] =============== Di depan kamera kau selalu bersikap ramah, baik, dan selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali padamu. Tapi di belakang kamera.. kau selalu bersikap dingin padaku. Apakah ini karena kau membenciku? Apakah ini karena kau tak...