SAEUN POV
Aku benar-benar tak ada gambaran apapun mengenai Kyungsoo yang menarik-narikku sekarang ini.
"Kyungsoo! Lepaskan! Kau ini kenapa sih?!"aku melepaskan cengkeramannya yang kuat.
Ia menoleh padaku, "Kau. Jangan seenaknya menerima tawaran dari orang, sedangkan kau ada pekerjaan yang harus dilakukan. Apa kau bodoh atau bagaimana sih?!"
Kami berhenti di persimpangan jalan yang untungnya sudah mulai sepi.
"Dengar ya! Aku bahkan belum menerima tawarannya, Kyung! Aku tadi baru memikirkannya! Dan terakhir, aku tidak bodoh!"kataku dengan tajam.
Kulihat ia mundur selangkah, namun wajahnya kembali mengeras. "Aku tak pernah mengerti kenapa kau begitu keras kepala."
"Aku tak pernah mengerti kenapa kau begitu keras kepala!"
Kata-kata itu terputar di otakku. Dan sialnya, kepalaku mulai merasakan pusing yang luar biasa. Kata-kata itu.. aku pernah mendengar sebelumnya. Tapi di mana?! Dan.. kapan?
Aku memegang kepalaku erat.
Dan kulihat ekspresi Kyungsoo berubah sedikit, "Hei, aku sedang bicara. Kau malah memegang kep-"
Kalimatnya terpotong saat melihatku jatuh terduduk.
"Kau kenapa?"tanyanya lalu membantuku berdiri.
Aku menggeleng pelan, "Aku tak apa-apa."kataku, nyaris tak bersuara.
Ia memutar bola matanya, "Seperti ini tidak apa-apa?! Sudah kubilang, kau ini benar-benar bodoh!"
Aku hanya meringis menahan rasa sakit di kepalaku. Dan menahan air mata yang akan keluar dari mata.
"Tidak bisakah kau bersikap baik padaku."kataku dengan suara kecil, nyaris berbisik.
Tapi sepertinya ia mendengarnya. Alih-laih membalas pertanyaanku, ia hanya diam dan terus membawaku entah ke mana.
"Seperti yang kau lakukan di depan kamera, di depan orang-orang."aku melanjutkan kalimatku, kini bulir-bulir air mata mulai turun perlahan.
Ia terdiam. Cukup lama.
"Tidak bisakah kau bersikap seperti layaknya seorang tunangan, seorang pasangan. Hanya sehari saja."aku menggigit bibir bawahku, mencegah air mata untuk turun lebih lanjut.
Ia tetap diam.
"Aku tidak tahu mengapa kau begitu membenciku. Aku tidak paham mengapa kau begitu dingin. Aku selalu bertanya dalam hati, kapan kau akan berubah?"lagi-lagi aku menggumam tak jelas di depannya.
Dan bisa kulihat wajahnya mengeras kembali, "Sudah kubilang kan, semua ini karena pertunangan yang sebenarnya aku tak mau!"
Kini aku merasakan amarah dalam diriku. Memangnya ia kira aku menyetujui pertunangan ini?! Memangnya ia kira aku mau bersama dia kalau ia terus begini?! Memangnya aku MAU?!
Tetapi walaupun aku tak mau, aku tak bersikap kekanakan sepertinya. Aku menjalani hubungan dengannya layaknya seorang pasangan. Aku tak mengeluh atau bersikap dingin di depannya hanya karena aku tidak mau. Dan kurasa kesabaranku sudah nyaris habis.
"Kalau kau tak menyetujui pertunangan ini dari awal, seharusnya kau bisa lebih tegas."kataku dengan kepalan tangan. Aku menggeretakan gigi, menahan rasa marahku.
"Kau tidak mengerti."katanya dengan dingin. Ia bahkan menutup matanya rapat-rapat, seakan-akan kalau ia tak melakukan hal tersebut ia akan meledak saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Camera[EXO Fanfiction]
Fanfiction[Bahasa] =============== Di depan kamera kau selalu bersikap ramah, baik, dan selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali padamu. Tapi di belakang kamera.. kau selalu bersikap dingin padaku. Apakah ini karena kau membenciku? Apakah ini karena kau tak...