SAEUN POV
Hari-hari berat pasti pernah dialami oleh setiap orang. Ya, pasti.
Salah satunya seperti hari ini, setelah pulang syuting, aku diperintahkan oleh appaku untuk beristirahat sebentar bersama Kyungsoo. Ia memintaku dan Kyungsoo untuk berbicara satu sama lain sebelum kami berdua berpisah dari drama yang satu ini.
Dan omong-omong soal drama yang kami berdua bintangi, itu sebenarnya adalah permintaan appa dari Kyungsoo. Orangtua kami gila? Ya memang. Harus aku akui bahwa mereka memang sedikit gila.
Buktinya, mereka selalu memaksa kami untuk pergi bersama, kencan bersama, dan gilanya, memerintahkan kami untuk latihan tinggal di satu atap sebulan sekali.
Apa itu yang namanya orangtua waras? Mungkin bagiku tidak.
Bukannya aku tidak menolak atau apa, tetapi mereka lah yang sulit untuk ditolak. Begitu juga dengan kedua orangtua Kyungsoo yang jauh lebih keras kepala dibanding kedua orangtuaku.
Aku menghela nafas, mengetahui bahwa Kyungsoo akan menolak mentah-mentah permintaan dari appaku. Lalu ia akan menyuruhku untuk berpura-pura pergi dan pulang beberapa jam kemudian. Dasar otak jahanam. Eh tunggu, itu kan baru bayanganku saja ya? Berarti aku dong yang jahanam? Ya sudahlah..
"Kyungsoo-ah."aku membuka sms dari appaku lalu menyodorkan tepat ke depan wajahnya.
"Kau ini bodoh ya?! Sudah tahu ini gelap, ponselmu terang sekali dan kau menaruhnya tepat di depan mataku! Kalau aku buta mendadak bagaimana?"ia dengan kasar menampiskan ponselku jauh-jauh.
Aku nyaris tertawa. Astaga. Gara-gara ponsel dan baru sekali saja masa bisa membuat buta? Astaga Kyungsoo.. Kyungsoo..
"M-Mianhae."aku tersenyum, masih menahan tawa.
Ia hanya mendengus kesal.
"Ada sms dari appa. Ia bilang bahwa kita harus pergi berdua dan-"
"Aku tahu. Aku juga dapat sms-nya."ia berkata sambil memutar bola matanya.
"Lalu..?"aku bertanya. Tidak, tepatnya berharap.
"Mau bagaimana lagi."
Aku langsung bersemangat, "Maksudmu, kau mau pergi denganku?"
"Tidak."
Aku menjatuhkan pundakku, "Lalu apa maksudmu?"
"Tadi aku belum selesai bicara. Maksudku, mau bagaimana lagi, kau harus mengarang cerita dan berkata bahwa kita sudah pergi tadi."
"Lalu, bagaimana dengan waktunya?"
"Kau pergi saja ke kafe atau restoran sendiri. Setelah sudah cukup lama, kau bisa pulang lalu mengarang semuanya."Kyungsoo berkata dengan wajah datar biasanya.
Aku mendengus, "Memangnya aku tukang karang yang akan selalu mengarang cerita! Lalu, bagaimana denganmu sendiri? Kau akan pergi ke mana? Bagaimana kalau waktu pulang kita berbeda?"
"Aku ada urusan. Nanti kau telfon aku saja."
"Kenapa tidak kau saja yang menelfonku?!"
"Pulsaku sudah mau habis!"jawabnya dengan jujur.
Lagi-lagi, aku nyaris tertawa.
Dan untuk kesekian kalinya, aku mendengus, "Kenapa sih kau tak menuruti mereka sekali saja?"
"Tidak menuruti, katamu? Lalu apa dengan pertunangan ini?"
Aku terdiam.
"Arasseo, aku akan pergi dan nanti akan menelfonmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Camera[EXO Fanfiction]
Fanfiction[Bahasa] =============== Di depan kamera kau selalu bersikap ramah, baik, dan selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali padamu. Tapi di belakang kamera.. kau selalu bersikap dingin padaku. Apakah ini karena kau membenciku? Apakah ini karena kau tak...