Hari ini Prilly kelihatan badmood. Pasalnya,seisi sekolah menggosipi dirinya. Mood-nya benar² hancur. Ingin rasanya dia menyingkirkan para gosiper itu,tapi sungguh mustahil. Atau harus dia saja yang menghilang?
Ah! Tidak! Prilly bukan seseorang yang suka lari dari masalah,istilahnya... Pengecut."Kebuktikan lo? Alah! Kemaren aja bilangnya gak mau,gak suka,gue norak,tapi sekarang? Munak lo!" Shena. Bisakah ia menghilang saja ditelan bumi.
Prilly menghela nafas pelan. Ia memilih bangkit dari kursinya. Ingin rasanya menghabiskan jam istirahatnya dengan tenang. Ntah kenapa ia ingin pergi ke suatu tempat. Bukan taman di belakang sekolah seperti biasanya. Ia malas kalau Ali menemuinya seperti biasanya.
"Woy! Priwitan! Mau kemana lo? Mau lari dari kenyataan?" Shena berbicara dengan volume suara besar. Prilly tak menjawab dan memilih meneruskan langkahnya dan membiarkan Shena sibuk dengan sindirannya. "Oh iya lupa ! Maling ketangkap basah!"
Prilly menghentikan langkahnya dan berbalik. Enak saja dia dikatain maling. Mereka aja tuh yang sebenarnya gak tau Ali dan dia sebenarnya apa. Prilly menjawab Shena dengan tenang. "Maaf,setidaknya gue gak perlu bersikap centil,manja,dan lebay. Oh juga tidak perlu merusak wajah gue dengan dandanan menor kayak yang lo lakuin untuk bisa dapatin Ali." Shena terdiam. Banyak yang tersenyum mendengar jawaban Prilly.
Wajah Shena memerah menahan emosi yang sudah mencapai puncaknya. "Siapa lo yang berani manggil sir Ali dengan sebutan Ali? Wuahh perlu gue aduin nih sama sir Ali kalau muridnya yang bloon b.inggris bersikap kurang ajar."
"Mau gue panggil apa si Ali dengan sebutan apapun itu,itu hak gue. Aduin aja, emang lo fikir gue takut? Dasar tukang ngadu..." Prilly terkekeh "Lagian lo gak punya muka ya? Sampai² lo harus cari muka sama Ali?" Prilly berbalik dan keluar dari kelas.
"Ih!!! Dasar Priwitan TK!!!!" Shena memekik kesal dan tak sedikitpun yang menertawakannya.
"Kasihan ya...ck! Ck! Pantesan belang tuh muka sama leher. Ntuh muka atau adonan mochi?
(Mochi:kue khas orang china yang isinya itu kacang yang dihancurin ditambah gula yang kulitnya kenyel warna putih trus di lapisin bedak putih lagi).
Lala pun keluar bersama Farrel. Tadi mereka sempat janjian makan di kantin barengan.
~oOo~
"La...gue mau minta bantuan nih sama lo." akhirnya daritadi keduanya hanya saling berdiam dan sibuk dengan makanan masing²,Farrel membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Bantuan? Bantuan apaan dulu nih?" tanya Lala setelah menyeruput jus jeruk miliknya.
"Aduh La... Gue bingung nih mau mulai darimana..." Farrel tampak kikuk dari biasanya.
Lala terkekeh mendengar jawaban Farrel. "Apaan sih Rel? Ya...mana gue tau lo mau -nya apa?"
Farrel menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Dari tingkah dan gelagatan Farrel,Lala bisa menyimpulkan apa mau Farrel.
"Emm...dari bau²nya kayaknya gue tau nih! Pasti tentang cewek kan?" tebak Lala yang berhasil membuat Farrel menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah. "Ya kan Rel? Lo santai aja bro,kalau sama gue semuanya aman deh..."
Farrel menatap Lala "Iya nih La."
"Kalau boleh tau,siapa Rel?"
"Prilly La..."
"What?!! Pri-Prilly Rel?" Lala kaget mendengar jawaban Farrel. Lala langsung tertawa mendengar jawaban Farrel.
"Pelanin suara lo dong La. Gue jadi malu nih..." Pinta Farrel lalu menggaruk tengkuknya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher Is My Husband
Fiksi PenggemarKisah cinta antara sepasang suami istri yang berstatus murid dengan guru. Dinikahkan,karena perjodohan. *** (Sudah Diterbitkan)