Chapter 13

3.6K 278 2
                                    

Gomenna minna-san ...

Author udah jrang post cerita. Lgi sibuk soalnya. Maaf udah bikin ceritanya gantung banget. Hehe.. Maaf yak..

•••

"Upacara akan segera dimulai"

Kazuki berjalan di belakang gadis itu. Sesekali melirik sekelilingnya.

"Jangan pernah mencoba untuk lari" tegur gadis itu. Sepertinya dia menyadari gerak-gerik Kazuki yang terlihat sedikit aneh. Kazuki hanya menggurutu tak jelas sambil terus mengikuti langkah gadis di depannya.

•••

Di tengah ruangan itu. Terdengar terus suara rintihan menahan sakit. Darah seperti sudah menjadi warna asli lantai ruangan itu. Sejauh mata memandang yang ada hanyalah kehampaan.

"Berhenti meringis!" bentak salah seorang penjaga yang bertugas menjaga ruangan itu.

Ruang tahanan.

Namun, rintihan itu tak berhenti. Malah semakin terdengar memilukan. Darah masih terus menggenang di lantai.

"Sudah ku bilang diam!! Jika kau tidak berhenti, aku tak akan segan untuk membunuhmu!!" bentak penjaga itu lagi. Kali ini rintihan itu berhenti.

"Hm? Kau berani membunuhku? Bunuh saja, silahkan. Aku juga sudah bosan dengan kehidupan ini."

"A-apa maksudmu?"

"Kau ingin membunuhkukan? Lakukan saja. Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau melakukannya."

"Ck! Dasar bocah yang tak tau sopan santun!!"

Penjaga itu menghunuskan pedangnya. Tepat ketika dia hendak memenggal kepala tahanan itu, seseorang menghentikannya.

"Kau akan menyesal jika membunuhnya" ujar orang itu. Sang penjaga terkejut lalu menatap heran kepada orang di hadapannya.

"Tenang saja. Aku bukan musuhmu. Sekarang aku yang akan mengurus para tahanan ini. Kau bisa pergi mengerjakan hal yang lain."

Sambil mendengus kesal, penjaga itu pun pergi.

"Hebat juga kau. Bertingkah seperti meringis kesakitan walaupun aku tahu itu merupakan sebuah simbol. Layaknya ketukan kode morse. Apa aku benar..." lelaki itu menghentikan perkataannya sembari berbalik menatap tahanan di depannya.

Lalu tersenyum sinis.

"Reika?"

Reika mendengus kesal.

"Ck! Alex!!"

Lelaki itu tertawa hambar.

"Aku terkesan kau bisa mengingatku dengan baik"

"Aku takkan pernah melupakan pengecut sepertimu!!"

Alex membalikkan tubuhnya menghadap kearah Reika. Dia berjalan mendekai gadis itu dengan tatapan kesal. Ketika jarak diantara mereka hanya sekitar beberama cm saja, pemuda itu mencengkram leher Reika lalu mengangkat tubuh gadis itu di udara.

Reika meronta ketika Alex melakukan hal itu kepadanya.

"Kurasa kau masih harus belajar sopan-santun" ucap Alex.

"Aku. Tidak. Butuh." balas Reika dengan susah payah. Cengkraman Alex semakin kuat dan akhirnya lelaki itu melepaskan crngkramannya sambil melempar tubuh Reika ke lantai.

"Aku tak tahu apa yang sedang kau pikirkan. Namun, rencana kalian akan gagal" ancam Alex.

"Kau terlalu naif. Teman-temanku masjh berada di luar sana. Mereka pasti dapat menyelesaikan masalah ini!"

Lost PrincessWhere stories live. Discover now