Chapter 14 >> Last (But not the end)

5.4K 297 4
                                    

"Gadis itu adalah Ao"

***

"Apa?! Gadis itu Ao? Apa kau yakin?" tanya Kazuki begitu terkejut ketika mendengar kabar itu dari Reika. Gadis itu hanya dapat menganggukkan kepalanya.

"Ba-bagaimana bisa? Ini sangat tidak masuk akal!" ujar Kazuki lagi.

"Sebaiknya kita berbicara melalui telepati. Mustahi kita bisa berbicara hal seperti ini di tengah pertarungan"

Kazuki mengangguk mantap. Dia kembali berdiri sambil mengenggam pedang dengan erat.

"Kau bisa mendengarku?"

Suara Reika menggema di kepala  Kazuki.

"Tentu saja"

"Dengar ada cara lain selain mengulur waktu. Aku memberitahumu karena menurutku mustahil kita bisa mengulur waktu seperti yang di katakan Kai. Yang perlu lakukan hanyalah..."

"Ara.. ara, kau masih bisa berdiri rupanya. Mengesankan!" ucap Ao--gadis misterius. "Kukira kau akan cepat mati"

"Huh! Aku takkan mati hanya karena hal sepele seperti itu"

"Ck! Kita lihat apakah kau masih bisa bertahan"

Ao memulai serangannya. Kali ini dia menambahkan kecepatannya.

"Reika, apa yang ingin kau katakan tadi?"

"Oh, yang harus kau lakukan hanyalah memanggil namanya."

"Nama? Untuk apa?"

"Jika kau memanggil namanya, dia akan sadar. Aku yakin Ao sedang dalam pengaruh sesuatu. Satu-satunya cara untuk menyadarkannya hanyalah memanggil namanya"

"Tapi apa itu cukup?"

"Kurasa begitu. Tapi, jika kau 3x salah menyebutkan namanya. Dia, takkan pernah sadar, selamanya"

"Ck!"

"Dan satu lagi. Jika kau gagal, kita semua akan mati"

BUM!!!

Tiba-tiba terdengar suara ledakan. Namun Ao, tidak melancarkan serangan apapun pada Kazuki. Pemuda itu tidak merasakan apa-apa. Lalu, apa yang meledak? Kazuki terkejut ketika dia melihat Reika kembali terbaring lemas. Alex duduk di sebelah gadis itu. Dia tersenyum mengejek kearah Kazuki.

"Takkan ada yang bisa menganggu pertarungan ini" ujar Alex.

"Ck! Alex!!!" geram Kazuki. Dia berlari kearah Alex sambil menghunuskan pedangnya. Namun, lagi-lagi Ao menghalanginya.

"Takkan kubiarkan kau menyentuh Alex" ucap Ao dengan datar. Sorot matanya menyiratkan kemarahan yang besar pada Kazuki. Kazuki melompat mundur membuat celah agar dapat menyerang dengan mudah.

"Sekarang aku tahu bahwa kau melakukan telepati dengan gadis itu" ujar Ao.

"Huh, lalu kenapa?"

"Aku tak tahu apa yang telah dia katakan padamu. Tapi jangan berharap hal itu akan berhasil"

"Kita lihat saja"

Kazuki berlari dengan pedang yang terhunus di tangannya. Tiba-tiba saja pedang itu menyala dengan terangnya. Cahaya terang berwarna keputihan itu membuat pedang biasa tersebut berpendar dengan indahnya. Kazuki tidak menyadari apa yang terjadi, matanya hanya terfokus pada sosok gadis di hadapannya.

Pedang itu berhasil mengenai pergelangan tangan gadis itu. Menghasilkan luka goresan yang cukup dalam disana. Gadis itu meringis kesakitan. Dia mendecak kesal.

Lost PrincessWhere stories live. Discover now