Part 1 (Ardiana)

13.4K 227 10
                                    

Sekali lagi cerita ini untuk 17 tahun ke atas. Untuk yang dibawah umur diperkenankan tidak membacanya.


Aku melihat arloji ditanganku...
'Shit, gua telat lagi'

Aku terus berlari di trotoar jalan tanpa sedikitpun berhenti dan terus melihat arloji ditanganku tanpa mengidahkan ada orang didepanku dan terjadilah tabrakan.

"Aduhh, gila ya lu, gak liat jalan hah!" Seru seorang perempuan yang ku tabrak.

'Eh cewek??'

"Sorry, gak sengaja" dengan tampang menyesal aku melihat wajah cewe itu... dan

Astaga..
Cewek itu indah sekali
Cantik, seksi...

'Oh my... dia tipeku sekali'

"Kenapa? Ada yang salah?" Ucap cewek itu bingung dengan suara cemprengnya

"Tidak, maafkan aku... sungguh itu ketidaksengajaan"

"Ya, tidak apa-apa maafkan aku juga, sedang terburu-buru yah? Mau kemana?"

'Omaygat aku lupa'

Secepat pula aku melihat kembali arloji yang menempel setia di tanganku 'matilah aku'

"Astaga, sekali lagi maaf ya mbak, saya buru-buru, ini kartu nama saya. Bila ada yang dibicarakan, anda bisa hubungi nomor saya"
'Modus' ku. Maafkan aku chels.

" y-ya.. maafkan saya juga mbak, sudah memarahi mbak.."

Tanpa membuang waktu setelah aku menganggukkan kepala, aku langsung berlari lagi.

Cewek itu juga lesbi, kalian tau? Percayalah. Orang-orang seperti kami, selalu ada disekeliling kami, tanpa harus berbicara.

---

"Darimana aja sih lo, lama banget, sekarang manajer kita udah nanyain lo, ditunggu diruangannya sekarang"

"Huff... maaf ren, motorku mogok jadi aku lari dari bengkel" dengan menghela nafas berat

"Elo sih, motor butut gitu masih aja lo pake, lo kan orang kaya" ucap Iren 'teman dekatku sekaligus sobat karibku dari smp' dengan mimik wajah tak percaya denganku

"Ah udahlah... lo ditunggu tuh ama madam diruangannya"dengan mimik mati lo

Aku hanya bisa menghela nafas berat 'ya Tuhan tolong aku'
Lalu aku berjalan menuju ruangan si madam super cantik nan galak itu.

Ku ketuk pintunya dan terdengar jawaban dari dalam
"Masuk"

"Maaf madam, ada apa memanggil saya"

"Ardiana, ada yang ingin kubicarakan denganmu mengenai kerja sama perusahaan kita"

Lalu aku berjalan dan duduk di hadapan mejanya.

"Aku tau kau datang terlambat hari ini... tapi ya aku maafkan, karena sekarang ada misi penting untukmu"

Aku menelan ludahku gugup

"Mi-misi apa madam?" Jawabku gagap

"Sebentar lagi pemegang saham terbesar di perusahaan kita akan datang melihat kinerja kita dan dia sekaligus akan memperkenalkan direktur baru kita"

Dahiku mengkerut tidak mengerti
"Lalu hubungannya dengan saya apa madam?"

"Karena perusahaan kita akan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing yang kemarin kita bicarakan, kamu akan ikut dengan direktur kita memenuhi pertemuan penting antar perusahaan"ucap madam dengan suara tegas.

" apa?"ucapku memekik

Aku tak habis fikir dengan wanita cantik nan seksi di depanku ini, apa sih fikirannya
"Kenapa saya, madam? Jabatan saya kan hanya sebatas marketing disini, kenapa saya? Kan ada yang lain, saya belum siap kalau harus ke lapangan." Tanpa sadar aku mengucapkan dengan tidak sopan pada atasan cantikku ini.

"Harus kamu, Ardiana. Karna hanya memang kamu yang bisa! Ninia sedang hamil besar, yang lainnya sedang mengerjakan pekerjaan yang lain dan sibuk dengan tugas mereka, jadi cuma kamu yang luang." Ucap madam Mirna dengan lebih tegas tanpa bantahan.

Aku hanya menghela nafas, tidak bisa membantah.
"Baiklah madam, tapi...."

"Tapi apa?" Madam mengernyitkan keningnya bingung dengan ucapanku.

"Tambahkan bonus untuk gajihku yah madam" ucapku dengan genit

"Ya ampun gadis ini, iya iya baik akan aku tambahkan bonusmu"

"Oke" ucapku ceria
"Sekarang saya pamit undur diri madam"ucapku dengan cengiran bahagia.

Keluarlah aku dengan langkah ringan 'baik baik, hanya mengikuti dan tidak banyak bicara' ucapku seperti mantra mengiri langkahku.








Bersambung...

Hello Lesbi (Is Writing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang