• old habit, skipped class, and sneaked in •
∞
Empat, tujuh, seratus dua.
Klik.
Kairin menghirup napasnya dalam-dalam begitu kombinasi angkanya cocok. Tangannya sedikit gemetaran begitu meraih gagang loker miliknya, mengingat buruknya pengalaman yang dialami cewek itu terakhir kali saat melakukan hal yang sama.
Kairin menyingkirkan badannya sedikit ke samping, lalu membuka lokernya pelan-pelan dan hati-hati.
Betapa terkejutnya ketika tidak ada kodok lompat, atau suara cicitan tikus, atau bahkan kombinasi bau menyengat dari bangkai ikan dan telur busuk di sana. Lokernya hanya sebatas loker kosong yang di balik pintunya tertulis nama lengkap Kairin dan jadwal pelajarannya dalam satu semester, yang berbau cat pilox baru, dan kapur barus dengan wangi stroberi.
Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia memasukkan tangannya ke dalam loker, meraba-raba seluruh sisi loker dengan teliti. Ia benar-benar tidak percaya ini! Murid-murid Minerva pasti berbuat kesalahan. Mereka pasti lupa! Barangkali... barangkali mereka meninggalkan sisa kunyahan permen karet di ujung lokernya... Seperti Milkita atau Hot-hot Pop? Tapi betapa terkejutnya Kairin saat dirinya tidak menemukan apapun.
Kairin memasukkan kepalanya ke dalam loker, terus mencari. Nggak, nggak... Pasti ada sesuatu! Pasti ada... pasti ada... Ayolah! Kairin menggerutu dalam hati. Sekecil apapun itu! Cicak mati, kabel rusak... Hell! Sekalipun itu bungkus permen karet... Pasti ada! Nggak mungkin nggak ada!
Tapi lokernya tetap sama. Nggak ada apapun. Kosong.
Kairin mengeluarkan kepalanya, mengucap syukur dalam hati. Bibirnya melengkung membentuk seulas senyum kecil yang tulus, dan hatinya, pikirannya... entah sejak kapan sudah seperti dipenuhi sejuta rasa senang yang membuncah.
"Misi, misi..." seseorang menepuk pundak Kairin, menyentakkan cewek itu dari monolognya. "Lo yang namanya Kairin?"
Kairin menatap perempuan di hadapannya dengan curiga, tapi ia tetap mengiyakan. "Iya, namaku Kairin. Ada perlu apa, ya?"
"Lo dipanggil ke TU sama Miss Tere."
"Loh? Kenapa?"
Perempuan di hadapannya hanya mengedikkan bahu acuh lalu berlalu pergi.
Jahat, Kairin mengeluh dalam hati. Ditanyain malah pergi.
Tidak tahu dimana letak TU, Kairin mencoba mencarinya sendiri.
Lagipula... kalaupun ia bertanya, memangnya ada yang mau repot-repot mengantarnya?
Hell, sungut Kairin dalam hati. Nunjukin tempatnya aja gue sangsi ada yang mau.
*
"Nah. Ini daftar buku-buku cetak yang harus kamu pinjam dari perpustakaan. Lalu ini SKL selama satu semester. Oh, iya ngomong-ngomong soal semester, kamu dan dua teman kamu yang lain udah ketinggalan pelajaran satu setengah bulan loh! Dan pelajaran di sini berat-berat," celoteh Miss Tere yang menjabat sebagai wakil di Seksi Kesiswaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School's Scandals
Teen FictionAcacia tipe-tipe cewek rusuh, banyak tingkah, dan pembenci hal-hal manis seperti nge-date berdua di restoran mahal atau mengintai gebetan dari jauh dengan hati dag dig dug. Hidupnya tidak pernah jauh dari masalah yang ia timbulkan sendiri. Dan ketik...