I'm Sorry

2K 104 2
                                    

Kim Raya memandang sendu sebuah figura foto yang memasang wajah penuh senyum Jung Jaehyun. Perasaan Raya saat ini benar-benar tak bisa digambarkan, hatinya tak karuan. Dia tak menyangka jika Choi Siwon akan membawanya ke tempat ini, tempat dimana abu kremasi dari mendiang Jaehyun disemayamkan.

Pandangan mata Raya turun pada sebuah cawan emas tempat dupa sembahyang ditancapkan lengkap beserta abu bekas pembakaran dupa tersebut. Kemudian tatapannya bergeser kebelakang cawan emas itu, pada sebuah guci berukuran sedang berukir bunga krisan. Guci putih yang berisi abu raga milik Jung Jaehyun.

"Bukankah setelah melahirkan kondisi Jaehyun stabil, lalu apa ini?" tanya Raya lirih dengan suara pelan yang dipaksakan.

Raya merasa kesulitan menemukan suaranya sendiri setelah menerima fakta bahwa wanita yang pernah membuat hidupnya sulit ternyata sudah tak ada didunia. Mata Raya mendadak kembali panas mengingat semua perjuangan Jaehyun saat mengandung seorang malaikat kecil yang masih terlelap dalam gendongan Siwon.

"Setelah melahirkan, dokter memang mengatakan kondisi Jaehyun stabil." Siwon menarik nafasnya dalam, "Tapi sepertinya Jaehyun menyembunyikan sesuatu dariku."

Nafas Raya tercekat.

Setelahnya Raya mendengar suara tawa lirih Siwon, "Lebih tepatnya Jaehyun menyembunyikan banyak hal dariku." pelan Siwon diselimuti rasa sesal mendalam yang juga tak luput dari pendengaran Raya.

"Ketika itu aku pun tak menaruh rasa curiga sama sekali. Aku mencerna semua yang dikatakan dokter dengan suka cita berlebihan karena merasa lapang setelah melihat putriku dan ibunya dalam kondisi selamat." Siwon menghembuskan nafasnya berat, "Disitulah letak kesalahanku."

Mendengar penuturan Siwon membuat Raya memandang pria itu tak mengerti.

"Pasca melahirkan seharusnya Jaehyun tetap mendapatkan perawatan intensif dari dokter ahli. Tapi Jaehyun bersikeras untuk segera kembali ke Seoul, dia sudah tidak betah tinggal lebih lama lagi di Jepang. Dia selalu mengatakan jika dia sangat sehat dan tak ada masalah dengan tubuhnya." Raya yang masih mendengarkan secara seksama penjelasan dari Siwon, merasa suara pria itu semakin berat seperti menahan sebuah kepedihan yang mendalam, dan untuk alasan yang Raya sendiri tak mengerti, dada Raya semakin sesak seolah dapat merasakan kepedihan itu.

"Delapan bulan setelah melahirkan, kondisi Jaehyun memburuk. Terjadi penggumpalan darah pada pembuluh darahnya yang menuju jantung hingga mengakibatkan Jaehyun mendapatkan serangan jantung pertamanya."

Secara refleks Raya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Raya bagai kembali dihantam sebuah batu besar mendengar penuturan Siwon mengenai kondisi lanjutan Jaehyun. Matanya kembali memanas, merasa syok dengan runtutan kabar yang dia dengar.

"Tapi, kasih sayang Tuhan masih menyertai Jaehyun. Jaehyun mampu melewati masa kritisnya, kondisinya kembali stabil pasca koma selama lebih dari satu minggu." Diakhir kalimatnya, Siwon menatap Raya tanpa ekspresi, tapi Raya yang mengenal Siwon sangat baik, mampu melihat kabut duka yang sangat dalam menyelimuti pria itu.

Saat ini Raya benar-benar ingin meraih Siwon dalam dekapannya, memberikan ketenangan akibat sebuah duka yang kembali terbuka pada pria yang hingga detik ini masih sangat dia cintai. Tapi Raya tak melakukan, karena dia sadar posisinya yang bukan siapa-siapa.

"Pasca sadar dari koma, kondisi Jaehyun tak lagi sama. Jaehyun harus menjalani hari-harinya di atas kursi roda. Tapi Jaehyun adalah sosok yang tangguh, dia orang yang sangat gigih dan tak mau menyerah pada kondisinya saat itu. Keberadaan Ray-Chan menjadi satu-satunya semangat yang dia miliki."

Tanpa sadar dengan airmata yang sudah mendesak keluar, Raya membelai kepala belakang Raya kecil yang masih bersandar terlelap pada pundak Siwon, mengikuti pria itu yang juga tengah membelai putrinya. Raya tak dapat memungkiri perasaan hangat yang terus mengisi relung hatinya setiap dia melakukan interaksi sederhana dengan malaikat munggil milik Jung Jaehyun ini.

FarewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang