Farewell

Kim Raya menatap sendu pria dihadapannya. Pria yang dengan segala yang dia miliki telah menjatuhkannya dalam-dalam pada perasaan sengsara yang sama sekali tak pernah Raya bayangkan kesakitannya.

Segala macam emosi kepedihan bersarang dalam dada Raya setelah untuk kesekian kali pria ini secara terang-terangan mengkhianati janji suci pernikahan yang hampir dua tahun mereka jalani.

Lama-kelamaan tarikan nafas Raya semakin melambat, menahan berjuta himpitan rasa sesak dan sakit yang terlalu sering pria dihadapannya torehkan.

"Kau tau," dibutuhkan usaha ekstra agar Raya mampu mengeluarkan suaranya. Perasaannya lelah, terlalu lelah, hingga bahkan dia berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan suara lemahnya.

"Aku sudah jatuh begitu dalam pada pesona angkuhmu, aku tak dapat menyangkal kalau aku begitu mencintaimu." lanjut Raya pelan semakin lirih dengan desakan airmata pada sosok pria yang masih mematung dihadapannya, pada pria yang hampir dua tahun ini hidup bersamanya dengan status sebagai suami, Choi Siwon.

Choi Siwon adalah pria yang karena garis keras takdir terpaksa menikahinya. Pria angkuh dan dingin yang terpaksa menjadi suaminya karena kuasa kejam yang dimiliki oleh kedua orang tua mereka. Pria yang tak pernah melihatnya tapi selalu berada disisinya. Pria egois yang membuatnya mendapat gelar sebagai nyonya muda Choi. Pria yang tak pernah membuka hati untuknya. Pria yang tak pernah mencintainya tapi amat sangat dia cintai.

Raya menghapus pelan airmata yang sudah memenuhi wajahnya, "I never hit so hard in love before" ucap Raya pelan di iringi tawa mirisnya, merasa lucu dengan kisah cintanya yang begitu menyedihkan. Kisah cinta yang dia agungkan namun selalu dipenuhi oleh luka dan rasa sakit.

Ya, wanita mana yang tak akan merasa terluka dan sakit ketika untuk kesekian kali melihat suami -yang walaupun tak mencintainya- lagi-lagi bermain gila dengan wanita lain.

Kenyataan pahit ketika untuk kesekian kalinya tanpa berperasaan pria dihadapannya ini lagi-lagi mengkhianatinya, membuat Raya merasa sangat tersakiti. Membuat Raya merasa begitu tak dihargai. Membuat Raya berpikir kalau keberadaannya selama ini tak berarti, kalau dia tak pernah di anggap, kalau dia tak pernah di inginkan. Raya merasa semua pengorbanan yang dia lakukan untuk meluluhkan hati dingin suaminya tak pernah berhasil.

Hatinya bagai ditikam oleh sebuah pisau berkarat kemudian dicabut secara paksa tanpa belas kasihan. Hati dan perasaannya luluh lantak ketika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, pria yang paling dia cintai kembali menghancurkan mimpinya tentang memiliki sebuah pernikahan normal yang bahagia.

"Selama ini, yang aku inginkan hanyalah menghancurkan dinding keras egomu," Raya berhenti sejenak sambil menahan isakkannya, "tapi aku tak mampu." Lanjutnya dengan kelirihan semakin dalam.

Sementara itu, Choi Siwon hanya mampu menatap datar Kim Raya yang berdiri dihadapannya dengan derai airmata tanpa suara. Mengeluarkan semua perasaan sakit yang wanita itu pendam hampir dua tahun ini. Menyalurkan semua perasaan kecewa menghadapi sikap brengseknya sebagai seorang pria.

"Tidakkah kau pernah menyadari bahwa aku begitu mencintaimu?" pertanyaan tiba-tiba Raya sontak membuat Siwon menatap mata Raya dalam-dalam.

Namun itu hanya hitungan detik. Selanjutnya Siwon menundukkan tatapannya pada parket kayu yang dia pijak.

Entah mengapa tiba-tiba Siwon merasa ada yang salah. Saat ini dia tak sanggup menatap wajah Raya. Tiba-tiba saja dia merasa ingin melukai dirinya sendiri, dia merasa bersalah, dia merasa ikut sakit dan terluka, dia seperti ikut merasakan kesakitan yang disampaikan oleh wanita yang menyandang status sebagai istrinya itu. Kesakitan akibat tindakan bejatnya.

"I always love you." Raya kembali berucap sambil menahan isakannya, "But all you ever did was wreck me, you wreck me."

Kalimat lanjutan Raya membuat Siwon memejamkan matanya rapat-rapat, usaha yang dia lakukan untuk menahan rasa sesak menyakitkan yang semakin mendominasi perasaannya.