Chapter 2

5.5K 433 10
                                    

Alarm ponselku berbunyi dengan sangat keras sehingga membuatku terbangun. Aku melihat cahaya yang masuk di ventilasi udara.

Aku terbangun dan menatap diriku yang terpantul di jendela. Aku pun tersenyum.

"Vanessa, hari ini kau akan bertemu idolamu." ujarku sambil tersenyum. Aku pun melirik buku besar dan tebal. Buku itu berjudul 'About 1D'

Ya, buku itu aku buat sendiri. Dan hanya ada satu. Aku menulis semua fakta tentang One Direction. Bahkan, foto-foto mereka juga ada di dalam buku itu.

Aku pun bergegas ke kamar mandi untuk mandi. Dan, aku pun mengganti bajuku dengan baju warna cream dan celana jeans favoritku. Baju yang ku pakai bertuliskan 'One Direction' dengan gambar imut mereka. (Lihat multimedia)

Dan, aku mendapat baju itu dari pamanku. Ah, beruntungnya aku.

Aku pun turun. Aku melihat paman dan bibiku sedang menyantap sandwich dan susu.

Aku langsung tersenyum dan segera memakannya.

"Wow, sandwich ini benar-benar enak." ujarku.

"Aku tahu kau suka sandwich. Jadi, aku membuatkannya." ujar bibiku tersenyum.

"Vanessa, hari ini The Boys istirahat. Jadi, kau bisa menemui mereka. Aku akan memperkenalkanmu kepada mereka." ujar pamanku.

Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum.

————

Author's POV

Di sebuah rumah putih dan bertingkat dua, terdapat lima orang cowok yang dikenal sebagai 'One Direction' sedang bermain di halaman belakang rumah mereka.

Liburan ini mereka pergunakan untuk istirahan sejenak sebelum melanjutkan tour mereka seminggu lagi.

Harry, Niall, Louis, Liam dan Zayn sedang bermain kartu. Permainan yang membuat mereka tertawa sampai perut sakit. Karena, jika kalah hukumamnya adalah... mukanya dicolek dengan bedak!

Terlihat, wajah Zayn paling banyak bedak. Kemudian disusul Harry, Louis dan Liam. Niall? Ya, Niall yang bebas dari bedak. Masalah main kartu, serahkan kepada ahlinya. Niall Horan.

Tapi, dewi fortuna sepertinya tidak berpihak ke Niall di babak ini. Ia kalah.

"Whattt???" jerit Niall. Ia tak menyangka dirinya kalah.

Semua tertawa. Mereka semua tertawa karena melihat muka Niall yamg kebingungan.

"So, Mr. Niall Horan... kau harus menjalankan hukumanmu." ujar Harry.

"Sorry, aku mau ke toilet." ujar Niall lalu buru-buru pergi. Tapi, tangannya ditahan oleh Zayn.

"Malik, lepaskan aku!" pinta Niall.

"Tidak, sebelum kau menerima hukumanmu." ujar Zayn.

Semuanya pun mengambil bedak sebanyak-banyaknya di tangan mereka lalu mencoleklan ke wajah Niall.

Niall tidak bisa berkata apa-apa. Ia berusaha melawan, tapi tangannya ditahan oleh Louis dan Liam.

"Hey, hentikan!" teriak Niall. Mereka pun melepaskan Niall. Kini, mukanya penuh dengan bedak. Bahkan lebih penuh dari Zayn yang sudah berulang kali kalah.

Tiba-tiba, suara klakson mobil terdengar dari depan rumah mereka.

"Astaga, itu pasti Simon." ujar Louis. "Dia sudah bilang kalau mau datang sekarang."

Mereka pun langsung cepat-cepat membasuh muka mereka. Tak lama, bel pun berbunyi. Louis langsung membukakan pintu.

"Hai, Uncle." sapa Louis ramah. Diikuti dengan yang lainnya.

Me & One Direction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang