Kaca mobil mewah itu pun terbuka. Menampilkan sosok lelaki tampan yang tersenyum kearahku. "Ayo ikut aku aja, aku tahu kamu ini udah telat"tawarnya.
BIG HELL NO!!! Gimana nasibku kalo ikut tuh laki laki tajir di sekolah. Bisa bisa hidupku udah gak tentram lagi.
"Gak usah kak aku bisa nunggu", tolakku. Padahal tumpangannya sangat kubutuhkan. "Sudahlah aku tau kamu sekarang kelasnya pak Dono, Ayo", tawarnya lagi.
Mau gimana lagi ini sangat mendesak. Akhirnya aku pun menurutinya dan masuk ke mobil mewahnya. Langsung dia mencapkan gasnya dengan penuh. Aku hanya bisa berdoa, aku kan juga mau hidup lagikan.
"Nah udah sampai",ucapnya memecahkan acara doaku.
"Gila nih anak nyetirnya kayak orang kesetanan", ucapku sambil keluar dari mobil. Kulihat di jam tanganku kurang 2 menit akan dimulai pelajaran guru killer itu.
"Terima kasih kak, aku duluan", pamitku sambil mengambil seribu langkah. Dan kakak itu hanya bisa menggeleng maklum denganku.
"Hosh hosh hosh", nafasku terengah engah saat sudah sampai di kelas. Temanku Dina hanya mengernyit bingung dengan keadaanku yang sekarang.
"Gak usah lari lari kalek pak killer gak masuk", ucapnya santai.
Aku hanya bisa menatap bengong kearahnya dan hanya bisa menghela nafas pasrah. "Sumpah demi apa aku kesini dengan perjuangan tapi pak killer gak menghargai perjuanganku ini"ucapku cerocos.
"Bawel lu ikut gw ke kantin gih", ucapnya sambil menarik tanganku paksa. Seenak jidatnya dia menarik paksa tanganku, emangnya tubuhku ini kayak manequin bisa dibongkar pasang.
Dikantin aku hanya diam menikmati kelelahanku ini. "Loe gak makan apa apa?", tanyanya sambil menyantap bakso pak Man. Aku hanya bisa menatapnya dengan bosan dan mulai menumpu kepalaku dengan tanganku.
Tiba tiba saja kakak yang tadi menumpangiku lewat bersama pacarnya dan hanya menatapku dengan datar. "Dia kenapa sih?", gumamku sambil menatapnya berlalu.
"Loe ngapain lihat kak Raka ama pacarnya?", tanya Dina tiba tiba.
"Gak papa", jawabku singkat dan hanya bisa menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Blues
RandomJam dindingku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku masih belum terjaga sama sekali. Rasanya baterai mataku masih penuh, jadi sangat susah untuk menutupnya. Aku hanya menatap langit kamarku yang berwarna baby blue. Tak jarang aku sering terjaga...