Gak diduga ternyata Jack sekelas denganku. Dan parahnya lagi pak Budi nyuruh dia duduk disebelahku. "Ternyata aku harus sekelas denganmu", ujar Jack dengan tatapan sadisnya.
Sedangkan aku hanya mendengus kecil dan kembali berkutat dengan soal soal rumit ini. Tak sampai 30 menit kulihat Jack sudah selesai.
"Jack bisa kau maju", perintah pak Budi.
Langsung Jack maju tanpa membawa buku. Dan hasilnya pun memuaskan, tidak sampai 5 menit dia sudah menyelesaikan 5 soal. Semua mata memandang kagum kepadanya dan aku hanya bisa melongo.
"Sang warewolf kita ini pintar juga ternyata", ujarku sambil mengacak rambutnya. "Aish jangan berantakin rambutku bodoh!", desisnya sambil melepaskan tanganku diatas kepalanya.
Saat pulang aku langsung menyamakan langkak kakiku dengan Jack. "Aku tau kau warewolf tapi yang jangan cepat cepat kalo jalan", ujarku sebal. Tiba tiba saja dia berhenti dan spontan aku menabrak tubuhnya dari belakang.
"Jangan ganggu aku", ucap Jack tanpa menoleh kearahku. Setelah itu dia melanjutkan jalannya tanpa menoleh kearahku sama sekali. Dan aku tidak tau kenapa hatiku sakit saat dia berkata dingin kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Blues
De TodoJam dindingku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku masih belum terjaga sama sekali. Rasanya baterai mataku masih penuh, jadi sangat susah untuk menutupnya. Aku hanya menatap langit kamarku yang berwarna baby blue. Tak jarang aku sering terjaga...