"Sedang apa kau disini?", tanya kak Raka kepada Jack yang menyenderkan badannya ditembok.
"Kenapa kau kepo sekali?", balas Jack sambil menatap bosan.
"Apakah kalian bisa keluar dari kamarku?!",tanyaku penuh penekanan.
Mereka berdua langsung diam dan saling menatap, mata mereka mengisyaratkan kebencian yang begitu dalam. Dipikiranku apakah kak Raka juga sama dari langit Cartesius.
"Ya aku sama dari langit Cartesius tapi kami beda klan tentunya", ucap kak Raka dan perkataanny membuatku terbelalak kaget. Aigoo...aku dikelilingi oleh orang orang yang bisa membaca pikiran.
"Lalu apa yang membuat kalian saling bermusuhan seperti ini?", tanyaku menatap mereka berdua bergantian.
"Karena kakek Raka membunuh salah satu penguasa kami dan perannya begitu penting", jawab Jack datar.
"Bodoh!!! Karena prajurit mu membunuh keluargaku bodoh", timpal kak Raka tak kalah sengit.
"Huh? Kau juga telah membunuh orang orang tersayangku. Ibuku dan kekasihku kau telah hunus dengan pedang yang kau banggakan itu didepanku!!!!", teriak Jack dengan nafas terengah engah.
Aku mundur takut mereka berdua bila sedang marah sangatlah menakutkan. Ya karena mereka bukanlah manusia jadi..,,tapi tetap saja itu menakutkan.
"Kau ya juga telah menahan ibuku bodoh", ujar kak Raka dan langsung menonjok pipi Jack. Kulihat darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Jack hanya tersenyum miring melihat keadaannya sekarang.
"Pukulanmu sampai sekarang masih sama Cersant", gumam Jack. Mata Jack lama kelamaan menjadi merah darah seperti batu yang kugenggam saat ini.
"Kumohon jangan bertengkar", ucapku sambil berlari kearah Jack dan memeluknya dari belakang. Nafas Jack sudah mulai teratur, dan Jack langsung memutar badannya dan memelukku dengan erat.
Setelah selesai berpelukan kak Raka sudah tidak ada dikamarku. Kulihat ada surat kusan tergeletak didekatku.
Aku tidak akan diam dengan semua keadaan ini. Apapun yang kamu miliki pasti akan kurebut termasuk kekasihmu sekalipun!!!
Itulah surat yang sepertinya dari kak Raka untuk Jack. Tapi sepertinya Jack sudah tau dan kulihat Jack diam dengan nafas memburu.
"Aku pun tidak akan diam juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Blues
RandomJam dindingku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku masih belum terjaga sama sekali. Rasanya baterai mataku masih penuh, jadi sangat susah untuk menutupnya. Aku hanya menatap langit kamarku yang berwarna baby blue. Tak jarang aku sering terjaga...