Malam harinya aku masih belum terjaga. Aku masih setia memamdangi jendela kamarku yang menampakkan langit hitam. "Siapa sebenarnya lelaki itu", gumamku. Pikiranku melayang saat memikirkan lelaki kemarin malam.
TOK....TOK....TOK.....
"MASUK!!!"
"Kau belum tidur nak?", tanya ibuku lembut. Aku hanya membalas dengan senyuman saja. Ibuku meghampiri kasurku dan membenarkan selimutku.
"Tidur atau kau akan terlambat lagi", perintahnya. Aku hanya tersenyum kikuk, tidak mungkinkan aku menceritakan kemarin malam. Pasti ibuku ini akan khawatir yang tak berujung.
"Iya nih mau juga tutup mata bu", ucapku sambil tersenyum kearahnya. "Kalo gitu ibu tidur dulu ya", pamitnya dan mulai menutup pintu kamarku.
Aku langsung menyibakkan selimutku dan mulai menatap kearah jendela kamar. "Mana sih tuh laki laki, mataku udah berat", sewotku.
Jam dindingku sudah menunjukkan waktu stengah 12. "Sabar Nately tinggal setengah jam lagi tuh laki muncul", semangatku sambil menahan kantuk.
Setengah jam kemudian laki itu belum juga muncul. "Sudahlah mungkin itu cuma khayalanku aja", gumamku lalu aku mulai ingin menyelami mimpi.
Tiba tiba saja aja ada yang mengetuk kaca jendela kamarku.
"Kau menungguku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Blues
RandomJam dindingku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku masih belum terjaga sama sekali. Rasanya baterai mataku masih penuh, jadi sangat susah untuk menutupnya. Aku hanya menatap langit kamarku yang berwarna baby blue. Tak jarang aku sering terjaga...