Keesokan harinya aku sekolah dan aku tidak tau kenapa rasanya hampa tanpa Jack. Ya... Jack tidak masuk sekolah hari ini. Dan anenya aku khawatir dengannya.
Bodohnya selama ini aku tidak pernah minta nomor telpnya. Ya kan masa warewolf punya ponsel. Ide terlintas di otakku, bagaimana aku melihat buku absensi kan disana ada alamat anak anak kelas ini.
"Jess aku pinjam buku absensi dong"
"Lho ngapain Nate tumben lu mau liat buku absen"
"Udah ahh cepetan sayangku"
Langsung aku mencari nama Jack Anderson. Dan tarraaa ketemuu tapi anehnya kolom alamatnya dikasih tanda silang. Aku mengernyit bingung, jadi selama ini dia tinggal dimana.
Dan anehnya juga hari ini aku melihat batang hidung kak Raka. Aishh ini sungguh membingungkan dimana sih Jack itu.
"Udah apa belom Nate lihat buku absensinya?"
"Udahh Jess makasih"
Aku duduh termenung sambil menatap jendela kelasku yang menampilkan pemandangan awan awan putih. Tiba tiba saja ada yang bergetar di dalam tasku.
"Ponsel ku gak bergetar....apa jangan jangan"
Aku langsung mengambil batu itu, dan warnanya menjadi hitam kelam. "Apa ini tandanya...." firasatku menjadi buruk. Pasti ini berhubungan dengan keselamatan Jack.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Blues
RandomJam dindingku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku masih belum terjaga sama sekali. Rasanya baterai mataku masih penuh, jadi sangat susah untuk menutupnya. Aku hanya menatap langit kamarku yang berwarna baby blue. Tak jarang aku sering terjaga...