Zayn’s POV
Aku sekarang sudah di dalam kamar hotel duduk di sofa panjang sambil menonton tv dengan pandangan terus ke iPhone ku menunggu sms dari Olivia. Hari ini aku menghabiskan waktu bersama Oliv dan juga bertukar nomor hp. Ternyata Oliv adalah gadis yang baik dia sangat baik dan manis. Aku suka melihat senyumnya dan mata birunya yang sangat indah.
Aku kembali mengingat kejadian selama tadi siang saat aku dan Oliv pergi ke Eiffle Tower. Kami bercanda bersama seperti sahabat yang sudah lama saling mengenal. Dan satu lagi, aku baru tahu kalau kamar ku dan kamar Oliv bersebrangan haha. Tawa the boys membuatku tersadar dari lamunanku.
“Vas Happenin?”
“Panjang ceritanya.” Louis menjawab sambil setengah tertawa.
“Bagaimana kencanmu dengan gadismu itu? Kapan kau akan mengenalkan kami dengannya?” Tanya Harry
“Menyenangkan.” Jawabku singkat
“Paul telah memesan tiket untuk kita kembali ke London besok malam. Karena besok lusa ada wawancara dengan majalah.” Kata Liam panjang lebar sambil berjalan menuju kamarnya.
“Dimana Niall?” Louis bertanya sambil mengambil beberapa makanan dari dalam lemari es
“Entahlah.” Sekarang di ruang nonton tinggal aku dan Louis. Harry pergi keluar hotel. Katanya dia ingin melihat kota Paris pada malam hari entah lah.
“Apa kau sudah tau dia berasal dari mana? Besok kita akan kembali ke London Zayn.”
“Belum.” Jawabku singkat. Aku sedang tidak ingin berbicara sekarang. Diotakku sekarang dipenuhi kekawatiran kalau-kalau aku tidak bisa bertemu dengan gadisku lagi. Aku takut saat aku bertanya dia berasal dari mana dan dia menjawab dia berasal dari Negara yang berbeda denganku. Aku takut tidak bisa bertemu lagi dengannya. Gadis itu seakan telah menyihirku hingga aku menjadi seperti ini.
“Aku pergi sebentar.” Kataku pada Louis dan beranjak keluar dari kamar hotelku.
Olivia’s POV
Aku tidur di tempat tidurku memandang lagit-langit kamar hotel sambil mendengarkan music dari iPod pink kesayangku. Pikiranku melayang kemana-mana tapi pada malam ini aku terus memikirkan Zayn. Wajah tampan Zayn dan mata coklat nya yang sangat indah.
Terdengar suara bel membuat lamunanku buyar. Pasti Anna. Dari mana saja anak itu aku harus menceritakan semuanya pada Anna. Tapi saat aku membuka pintu, itu bukan Anna dan itu Zayn. Aku senang melihatnya mengunjungiku malam-malam begini. Romantis sekali. Apa yang aku pikirkan aku bukan siapa-siapanya.
“Boleh aku masuk?” Zayn membuyarkan lamunanku.
“Eh, boleh, boleh.” Aku membuka pintu lebih besar agar Zayn bisa masuk.
“Silahkan duduk.” Kataku sambil mempersilahkannya duduk di sofa. Untung saja tempat tidurku tidak terlihat dari sini bisa malu kalau Zayn melihat tempat tidurku yang berantakan.
“Ada perlu apa?” Aku bertanya agar suasana awkward ini tidak berlangsung lebih lama. Tapi aku tetap memandang iPodku walau tak jelas apa yangku lakukan hanya pura-pura sibuk.
“Aku bosan di kamar. Ingin mencari teman untuk bercerita.”
“Baiklah apa yang ingin kau ceritakan?” kataku meletakan iPodku di meja dan mulai menatap Zayn. Zayn juga menatapku. Ya Tuhan mata Zayn sangat indah aku tidak ingin mengalihkan pandanganku.
“Besok aku dan the boys akan kembali ke London.” Kata Zayn sambil menunduk. Terlihat raut kekecawaan diwajahnya.
“Yeahh.. then?” Ternyata mereka tinggal di London. Aku bahkan baru tahu haha.
“Itu saja aku hanya ingin mengatakan itu padamu. Good night Oliv. Sleep well.” Zayn berdiri dan langsung keluar dari kamar hotelku dan aku masih duduk terpaku di sofa.
“Mengapa aku membiarkannya pergi? Apa yang aku lakukan apa dia marah padaku?” aku menutup muka dengan kedua tanganku merasa bersalah pada Zayn. Aku bisa melihat raut wajah Zayn yang terlihat kecewa dengan respon yangku berikan.
To: Zayn
Apa aku membuatmu marah? x
Aku akhirnya mengirimkan pesan singkat kepada Zayn karena aku merasa bersalah padanya.
From: Zayn
Tidak. Aku hanya lelah dan ingin tidur. Kamu juga sebaiknya istirahatlah. Aku tunggu di depan kamarmu besok pagi. Jam 7 jangan lupa. :* x
Harry’s POV
Malam ini aku berjalan-jalan tanpa arah hanya untuk menikmati suasana malam di kota Paris. Tiba-tiba seorang gadis cantik berambut pirang panjang jatuh tepat didepanku untung aku dapat menahanya dan dia tidak jatuh langsung ke tanah. Aku bisa melihat wajahnya sangat pucat dan bibirnya juga putih pucat. Dia pingsan dan aku tidak tahu dia siapa.
Aku memutuskan untuk membawanya ke hotelku. Untung saja aku belum jauh dari hotel. The Boys pasti tidak keberatan aku membawanya lagian kita punya satu kamar kosong dan gadis ini sedang sakit. Aku menidurkan gadis ini diatas kasur. Aku menyelimutinya dan menatapnya lama. Aku duduk disofa di dalam kamar ini. Aku berniat untuk menjaganya aku takut terjadi sesuatu padanya.
YOU ARE READING
Unexpected
FanfictionOliva dan Anna pergi berlibur ke Paris. Banyak kejadian seru yang akan mereka alami selama liburan. Dan kehidupan mereka akan berubah setelah bertemu seseorang di Paris.