Part 8
Lizz’s POV
“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
Whattt? Apa yang dibacarakan orang ini. Aku saja baru melihatnya hari ini.
“sepertinya kau salah orang.”
“Benarkah? Tapi wajahmu seperti pernah ku lihat sebelumnya.” Ia memandangku lekat-lekat membuat jantungku berdegup tak karuan.
“Jangan menatapku seperti itu.” Aku melihatnya dengan tatapan marah. “Cepat lanjutkan pekerjaanmu kalau kau ingin pulang.”
“Enak saja aku hanya disuru mencuci piring yang tadi disini. Kalau sekarang sudah bertambah ya itu tugasmu. Bye”
“Dasar cowok aneh.” Aku tahu dia tidak bisa mendengar apa yangku katakan karena dia sudah menghilang dibalik pintu putih itu.
Sejujurnya aku masih penasaran dengan orang yang tadi. Kenapa dia bertanya kalau aku dan dia pernah bertemu sebelumnya. Siapa dia sebenarnya? Kenapa aku jadi penasaran sama orang yang belum tentu bertemu denganku lagi. Yasudahlah lupakan.
Niall’s POV
“Zayn, kau ingin pergi kemana lagi? Apa kau tidak lelah?” Aku berhenti dan melihat Zayn di depanku. Aku kelelahan membawa kantong belanja Zayn yang sangat banyak. “Kau sudah membeli puluhan pasang baju dan sekarang kau masih mau berbalanja lagi?”
“Kau juga kan beli banyak baju Niall. Kita sama-sama membawa barang belanjaan. Ayolah.”
“Tidak ya. Yang beli baju paling banyak itu dirimu.” Aku mencoba membela diri. Tapi memang benar yang membeli baju paling banyak itu Zayn. Aku tidak bohong. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Zayn sampai-sampai mengambil baju sebanyak ini dan langsung membayarnya di kasir tanpa mencobanya terlebih dahulu.
“Sama saja. Ayo Niall kita ke toko disitu sebentar dan setelah dari toko itu kita ke Nando’s.”
“Kau saja. Aku tunggu disini. Aku sudah sangat kelaparan Zayn, sudah tidak kuat jalan.” Aku memasang wajah kelaparan dan minta dikasihani.
“Jangan memasang wajah seperti itu Niall.” Zayn berjalan mendekat padaku. “Yasudah ayo, kita pergi ke Nando’s.”
“Akhirnya Zayn kau mengerti dengan keadaan perutku.” Aku tersenyum semangat.
1 Minggu Kemudian
Olivia’s POV
Heathrow Airport
Hari ini adalah hari keberangkatanku ke LA. Aku sudah mengidam-idamkan untuk melanjutkan sekolahku di sana dan beruntungnya Dad dan Mom tidak keberatan kalau aku ke sana. Awalnya mereka khawatir, tapi aku berusaha meyakinkan mereka kalau tidak akan terjadi apa-apa. Mereka menyuruhku untuk pergi kalau sudah dekat masuk kuliah tapi aku menolak dengan alasan aku ingin jalan-jalan dulu di sana.
“Liv, ayo apa yang kau tunggu lagi? Kamu sudah harus naik pesawat sekarang.” Mom duduk disampingku membuat buyar lamunanku.
“Yes Mom.” Aku berdiri dan membenarkan tas selempangku.
“Kamu hati-hati ya.” Aku dan Mom berpelukan. “Sampaikan salam Mom pada Alex dan Mere.”
Alex dan Mere adalah sahabat Mom dan Dad, dan untuk menghabiskan sisa liburanku, aku bekerja di hotel mereka. Itu adalah salah satu syarat dari Dad kalau aku memang mau berangkat lebih awal sebelum hari kuliahku. Alasannya sih biar aku tidak menghabiskan uang hanya untuk belanja. Hehe Dad memang tahu alasan lain kenapa aku ingin buru-buru kesana. Aku berpamitan dengan Mom, dan Dad, dan juga Anna. Ya. Anna memang datang hari ini.
Aku sudah berada di dalam badan pesawat. Tapi sampai sekarang aku masih tidak bisa melupakan Zayn. Aku kangen dengan senyumanya aku kangen dengan sikap dinginnya, aku kangen mata coklatnya. Aku kangen Zayn. Apa kau tahu itu Zayn ? kau membuatku merasa berat untuk meninggalkan London. Tapi apakah kau merasakan perasaan yang sama denganku? Apa kau masih peduli denganku? Tanpaku sadari satu butir air mata membasahi pipiku. Aku menangis. Ya aku menangis karena memikirkan laki-laki yang belum tentu memikirkanku. Dasar Oliv bodoh.
Aku benci kau Zayn. Kau tidak menepati janjimu. Kau bilang akan menghubungiku tapi nyatanya kau tidak menghubungiku sama sekali. Apa kau memang hanya main-main dengan ku? Aku benci kau Zayn. Lagi-lagi aku menangis.
‘Aku harus melupakanmu Zayn’ Batinku
Author’s POV
Entah sudah berapa lama semenjak pertemuannya dengan Oliv yang terakhir kalinya di Paris. Zayn sudah tahu kalau Oliv juga sebenarnya berasal dari London karena dirinya dan Niall bertemu dengan Anna tempo hari. Ini membuat Zayn marah dan benci pada Oliv. Zayn merasa telah dibohongi oleh Oliv.
Ditambah Anna yang hanya memberikan penjelasan kalau Oliv sudah tidak di London lagi dan pergi ke Amerika, membuat Zayn sangat marah. Zayn membenci Oliv tapi masih tidak bisa melupakan gadis itu sampai saat ini.
Disisi lain hubungan Harry dan Lizz semakin dekat. Tapi Harry belum mempertemukan Lizz dengan Louis, Liam, Niall, maupun Zayn. Jangankan mempertemukan Lizz dengan mereka, bertemu dengan the boys saja belum tentu bertemu setiap hari kecuali dengan Louis karena Harry memang tinggal bersama Louis.
Mereka berlima jarang bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka akan bertemu besok untuk membicarakan tour mereka. Dan Harry merasa itu saat yang tepat untuk memperkenalkan asisten barunya yaitu Lizz.
Harry meminta Lizz untuk bekerja sebagai asistennya. Selain Harry kasihan dengan Lizz yang hanya bekerja sebagai pencuci piring agar bisa makan setiap harinya. Alasan lainnya juga karena Harry ingin dekat dengan Lizz. Haha dasar Harry.
YOU ARE READING
Unexpected
FanfictionOliva dan Anna pergi berlibur ke Paris. Banyak kejadian seru yang akan mereka alami selama liburan. Dan kehidupan mereka akan berubah setelah bertemu seseorang di Paris.