Part 7

208 9 0
                                    

Part 7

Olivia’s POV

Tidak terasa liburanku dan Anna di Paris sudah berakhir. Liburan kali ini terasa sangat istimewa karena aku bisa menghabiskan waktu bersama sahabatku Anna. Kapan lagi aku bisa menghabiskan waktu bersama sahabatku. Minggu depan aku harus meninggalkan Anna dan London. Aku harap aku masih dapat bertemu dengan Anna lagi. Aku melihat ke samping kiriku melihat Anna yang sudah terlelap aku akan sangat merindukannya saat di USA nanti. Aku mulai memejamkan mata untuk tidur tapi sepertinya ada yang kurang.

Zayn Malik. Ya Zayn Malik. Sampai saat ini aku belum mengabarinya sama sekali. Zayn juga tidak mengabariku saat dia sampai di London mungkin dia sudah melupakanku. Ya melupakan semua yang terjadi selama di Paris. Lagi pula aku akan pergi dan aku juga harus melupakan semua yang terjadi selama di Paris. Hubungan ini tidak akan bertahan lama juga. Toh aku masih muda dan Zayn sangat terkenal pasti dia bakal bertemu dengan seorang gadis yang lebih sempurna dariku. Oh Well, kalau pun kita jodoh pasti bakal bertemu lagi.

Zayn’s POV

Finally!! Aku mendapat day off juga. Sebaiknya hari ini aku melakukan apa ya? Biasanya aku banyak ide ingin berbuat apa tapi kenapa hari ini aku merasa sangat bosan. Coba kalau ada Oliv disini pasti aku bisa menghabiskan hari ini bersamanya.

“Hai Zayn, jalan yuk.” Niall masuk kekamar apartment ku dan langsung duduk disampingku membuat lamunanku buyar. Dan apa gunanya aku memikirikan gadis itu lagi. Dia juga tidak mencariku mungkin dia juga sudah melupakanku. Buang-buang waktu saja.

“ZAYNNNN.. kau mendengarku tidak ?”

maaf Niall.” Aku menduduk merasa bersalah pada Niall.

“Baiklah. Tadi aku bilang gimana kalau kita pergi berbelanja?”

“Tunggu 5 menit dan aku akan siap.”

Niall’s POV

“Tunggu 5 menit dan aku akan siap.”

WHATTT? Zayn bisa siap dalam 5 menit? Ini sesuatu yang sangat menajubkan. Tadi juga dia melamun ada apa dengan Zayn? Apa dia punya masalah? Apa ini tentang Oliv? Yasudahlah aku tidak mau mencampuri urusan orang lain.

“Ayo. Jadi pergi kan?” Zayn keluar dari kamarnya menggunakan varsity jaket hitam putih dan celana jins. Tapi tunggu. Zayn membiarkan rambutnya berantakan seperti itu? Bukannya itu merupakan salah satu aset berharga miliknya?

“Ya,ya.” Aku masih bengong melihat Zayn yang sangat berbeda hari ini. Aku hanya mengekor dibelakang Zayn dengan banyak pertanyaan diotak ku. Aku harus bertanya padanya saat di mobil nanti. Harus. 

Aku menyetir dan Zayn duduk disampingku. Saat mobilku keluar dari parkiran apartment, Zayn hanya diam dan bengong sepertinya dia melamun lagi.

“Zayn, kau mau pergi belanja di mana?”

Tidak ada jawaban.

Benar saja dugaanku dia sedang melamun. Aku lelah sudah dua kali untuk hari ini Zayn tidak mendengarkan perkataanku.

“Zayn, kau mau pergi belanja di mana?” Aku bertanya sekali lagi apakah Zayn akan menjawab pertanyaanku atau tidak.

Dan ya, tidak ada jawaban lagi. Aku kesal dan mengerem dengan tiba-tiba mobilku berharap dia dapat sadar kalau sekarang dia sedang bersamaku dan tidak menyueki ku seperti ini.

“Niall kenapa? Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menginjak rem?”

“Akhirnya kau sadar juga. Kau melamun ya? Aku sudah dua kali bertanya pada mu dan kau tidak menjawab.”

UnexpectedWhere stories live. Discover now