Dia Menghantuiku

13.2K 376 5
                                    

Akhirnya aku menyelesaikan pendidikanku yang hampir 5 tahun kujalani. Udara kebebasan dari tugas akhir kuliah akhirnya terhirup juga. Betapa bahagianya aku, sekarang aku sarjana pendidikan fisika yang siap mengabdikan diri sebagai pendidik. Syuhada Nur Az Zahra, S.Pd. akhirnya gelar yang ku impi impikan melekat di belakang namaku.
Muhammad Al Faruq, temanku yang seangkatan denganku juga telah menyelesaikan pendidikan biologinya. Pria itu, pria yang selalu berusaha mengungkapkan cintanya padaku dan sebenarnya membuatku risih. Segala cara dilakukannya, memberi bunga, boneka, makanan bahkan selalu mengirimkan pesan kepada temanku yang isinya tentang diriku. Temanku hanya bilang "iii so sweet"..aku sendiri merasa tidak begitu suka diperlakukan seperti itu.
Sampai kapan pria itu terus menghantuiku, dan sejak kapan dia punya kebiasaan menghantuiku.. Dulu dia tak seperti itu, dulu dia teman baikku, pria yang cuek dan sering mengejekku tapi kenapa semenjak 2 tahun belakangan ini dia bertingkah aneh.

Akhirnya tepat pukul 11.00 acara wisudahan selesai juga, rasanya tulang ini remuk tak beraturan..aku bersama 3 sahabatku berpelukan, pelukan perpisahan karena setelah acara ini aku akan pulang ke kampung halamanku, semua barang telah di bungkus dengan rapi dari hal terkecil sampai hal yang terbesar telah siap di angkut. Ku hela napas "alhamdulillah akhirnya pulang kampung juga".

Selang waktu 2 bulan di kampung halaman aku menjadi pengangguran. Melamar kesana kemari tapi tak ada juga panggilan. Hingga akhirnya ibuku meminta diriku untuk melamar kerja di Bank. Tapi aku menolaknya karena aku takut murka Allah menghampiriku jika tawaran itu ku ambil. Aku percaya Allah telah menyediakan pekerjaan yang layak untukku.

Tidak ku sangka walaupun sekarang sudah jauh rasanya aku pergi, hantu itu tetap menggangguku. Beberapa pesan masuk ke ponselku.
"Assalamu'alaikum,..apa kabar?lagi apa?"
"Wa'alaikumsalam.lagi sibuk"
"Sibuk apa?"
"I adalah,..nanti Allah marah kalau ente gangguan ana terus"..

Terkadang aku heran, semua wanita menganggap Faruq itu pria yang shaleh, ngajinya bagus, hafalannya banyak, selalu menjaga pandangan. Tapi kenapa aku merasa dia sama seperti pria lain.

"Udahlah Ruq, tolonglah jangan ganggu ana lagi"
"Syu ngapa bilang seperti itu, kalau sama cewek lain ana bisa menjaga, tapi kalu udah sama anti ni susah rasanya "
"Astagfirullah, tolonglah! Masih banyak wanita lain yang lebih baik dari ana. Kalau ente selalu mengganggu ana bagaimana ana ingin mensucikan hati ini"
"Baiklah , tapi ana berjanji suatu hari nanti ana akan datang kerumah anti dan melamar anti,..sebenarnya ana selalu menyebut nama anti dalam solat malam ana"

Sontak saat membaca tulisan itu aku semakin ketakutan, entah apa yang ku rasakan aku pun tak tahu pasti. Entah dia yang terlalu lebay atau aku yang terlalu parno dengan semua perkataannya yang malah semakin membuatku ingin menghindar darinya. Dia seorang ikhawan tetapi kenapa dia seperti itu, dan aku seorang wanita biasa yang berusaha mensucikan hari dengan memprioritaskan cinta hanya untuk Allah seutuhnya.

Diam Tanpa KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang