Akhir-akhir ini aku rasa tingkat kelelahanku seakan naik 51%,..begitu banyak agenda yang harus aku selesaikan, hari minggu yang sebenarnya jadi hari libur, eh malah diisi dengan agenda syuro',..
"Assalamualaikum.wr.wb, semoga kita diberi keistiqomahan dalam menjalankan kebaikan dijalan Allah, apa kabar antum semua? Semoga keberkahan selalu Allah limpahkan kepada Antum semua. Untuk melancarkan dakwah kita, maka akan diadakan syuro' bidang syiar yang akan dilaksanakan siang ini pukul 13.00 di rumah Nizma,..perizinan langsung ke ketua bidang syiar Ridwan"Semangat semangat semangat semangat,..berusaha menyemangati diri, kubentangkan tubuhku di atas tempat tidur dan menatap langit-langit kamar, ku tarik napas panjang dan menghembuskan nya secara perlahan
"Dengan hitungan jam, menit, detik,..bentar lagi, ndak lama lagi, lagi-lagi harus bertemu wajah itu,..kapan dia bisa lenyap dari fikiran dan pandanganku"Aku rasa, diriku mulai tidak waras berbicara sendiri layaknya film film percintaan yang sering ku tonton pada zaman jahiliah dulu..
(Indah wajahnya bagaikan purnama siapa melihatnya pasti jatuh cinta, salam rindu ku kasih salam rindu ku nabiii, salam)
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Syu,..ndak pergi syuro' ke?"
"Hem,..jam berapa ni?"
"Ya Allah,..baru bangun tidur ke? MasyaAllah Syu Syu..udah jam 13.45,.."
"WHAT?"
Aku langsung membangunkan tubuhku,..lagi lagi dan lagi,..aku ketiduran lagi.
"Cepat ya Syu,.kami semua nungguin Syu ni"
"Iya iya iya,..sabar ya,..ana siap siap dulu,..Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalan"
Tut tut tut tut.........
Sambungan telfon terputus,.Dengan kecepatan kilat aku bersiap-siap,..mata yang masih memerah, bahkan masih tampak sayup ku tutup dengan dua jari ,..
" 'A udzubillahiminasyaitonirojim"
Sudah jadi kebiasaan melakukan hal sederhana itu untuk menghilangkan rasa kantuk,.sampai sekarang aku juga gak tau apa itu ampuh atau hanya sebagai sugesti untuk diriku sendiri..Akhirnya sampai juga ditempat tujuan..dengan wajah santai aku menuju pintu rumah Nizma.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Wah yang telat harus di iqob ni,.." saut tambahan dari Gilang.
Aku berjalan menuju Nizma dan duduk di sebelah kanannya,.
"I janganlah,,kan telatnya ndak sengaja"
"Mana bisa gitu,..dah lama ni telatnya , 1 jam lebih"
"Afwanlah,..ketiduran bh,..dah sampai mana pembahasannya"
"Dah nak pulang ni" saut GilangGilanggggggg selalu saja menyaut dengan indah perkataanku,..resek.
"Iya dak apa, lain kali tepat waktu ya Syu"
Akhirnya Ridwan angkat suara juga,..kata-katanya singkat tapi pas kena menusuk jantungku dan mengangkat rasa maluku muncul di permukaan.
Aku hanya bisa diam, menunduk, tersenyum kecil dan menyubit tangan Nizma,.
"Aduh, sakit Syu"
Dengan nada berbisik
"Sakit kah ? Afwanlah,..sengaja"2 jam berlalu akhirnya selesai juga syuro'nya.. Syuro' tentang progja selama Ramadhan,. Tapi rasa-rasanya selama syuro' hanya beberapa orang aja yang aktif berpendapat terkait agenda Ramadhan,. Sedangkan aku hanya diam dan sibuk memperhatikan orang yang ngomong aja,..
Dari awal syuro' sampai selesai mataku selalu mengarah ke arah seorang ikhwan yang selalu menundukkk, saat berbicara matanya hanya ditujukan ke arah ikhwan, pada hal kan pendapatnya itu ditujukan kesemua yang berada di syuro' itu,..
Saat berbincang-bincang ringan setelah syuro',..mata ini pun tetap mencuri-curi kesempatan melihat ikhwan yang pemalu itu,.***
Selasa ini hujan turun begitu lebat, aku rasa mereka saling berlomba-lomba menuju bumi,..
Aku berdiri di teras mesjid Darussalam, aku rasa aku akan terjebak di mesjid ini untuk beberapa jam, adzan Dzuhur berkumandang dengan syahdunya, aku langsung menuju masuk ke dalam mesjid..
MasyaAllah Farras tepat berjalan menuju kearahku, yah seperti biasa dia selalu menundukkan pandangan,. Tapi apa boleh buat karena kenal aku lontarkan senyum kecil di hadapannya dan ternyata dia membalas senyumanku, senyumku itu adalah ungkapan kebahagiaan bisa bertemu dengannya,.nampaknya aku mulai tertarik kepada ikhwan yang satu ini,. tapi aku sadar tak mungkin dapat mengungkapkan rasa kertertarikanku padanya,Hijab. Diantara aku dan dia terdapat hijab yang tak mungkin aku lancang menembusnya,.aku tak berani menerobos batasan itu,.rasa takutku kepada Allah lebih besar dari rasa ketertarikanku pada ikhwan yang disapa Farras itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Tanpa Kata
SpiritualCinta... Sebuah kata yang sederhana tapi sering menjadi dilema. Memilih yang terbaik untuk diri agar tak terjerumus dalam kemurkaan Sang Pemilik Cinta itu sendiri.