Kau Menemukan Ku

3.8K 202 3
                                    

Hari demi hari terus bergulung begitu cepat, 2 tahun tlah berlalu, tapi kesedihan itu masih membekas dihati. Ikhlas ikhlas ikhlas kata yang mudah disebutkan tapi sulit dijalankan. Semenjak 2 tahun belakangan ini tak ada ikhwan yang datang melamarku. Yah sudah saatnya aku menikah, umurku sudah 27 tahun sekarang.

Seperti biasa setiap hari minggu pagi aku pergi melatih anak-anak dan teman teman sebaya untuk terampil membuat kerajinan tangan dan membudayakan membaca buku, hal ini kulakukan untuk mengisi kekosongan waktuku.

"Kak syu, rindu ana ma kak syu ni"
"MasyaAllah, kakak juga rindu sama kalian semua"
"Kak, kakak sakit ya? Kok pucat"
"Gak apa-apa, nah kalian lanjut ngerjakan buat brosnya. Kakak mau baca buku dulu ya"
"Ok kak"

Hari ini rasanya kepalaku memang agak sedikit pusing, setelah 3 jam bersama mereka , aku izin pulang lebih awal.

Aku pulang menuju rumah dengan mengendarai motor kesayanganku.

"Assalamu'alaikum"
ku buka pintu rumahku

Rumah tampak sepi, tak ada siapapun, kepalaku semakin pusing dan pandangan mata semakin gelap akhirnya badanku tak mampu lagi berdiri.

"Nak, syu.syu bangun syu"
Ku buka perlahan mataku, ternyata aku sudah berada di tempat tidurku.
"Maaf, tadi syu pusing umi"
"Iya, sekarang istirahat ya nak!"

Dari arah pintu luar
"Assalamu'alaikum"
Suara pria
"Waalaikumsalam, silahkan masuk"
Aku mendengar dari dalam kamar, aku mengenal suara itu.
"Duduk nak, temannya syu?."
"Iya pak, tapi kedatangan saya kemari ingin bertemu bapak"
"Ada apa nak?"
"Saya berniat untuk melamar syu"
"Siapa nama kamu, dari mana asal kamu dan sudah sampai mana hafalan mu?"
Orang tuaku memang bukan orang yang setara sama ustadz atau kiai, tapi mereka mengerti tentang kriteria pria yang baik untuk anaknya

Matak tak mampu terbuka, akhirnya aku terlelap.

***

Ku terkejut bangun dari peraduan, sudah pukul 8 malam, orang tuaku menghampiriku.
"Nak, tadi ada pria datang ingin melamarmu"
"Umi, abi, siapa pun pria itu jika kalian menerimanya maka syu juga akan menerimanya"
"Besok dia akan kemari lagi, tadi kamu tidur jadi kami tidak tega membangunkanmu nak"
"Baiklah bi, mi...syu lanjut istirahat ya"

Rasanya aku mengenal suara pria itu, dan tak asing bagiku..jika dia pria yang Allah berikan untukku. Aku yakin dialah yang terbaik. Semoga Allah menitipkanku pada pria yang dapat membimbingku menuju syurga-Nya.

***

Aku duduk di ruang tamu sambil membaca buku sirah nabawiyah, sudah 6 bulan buku ini ku beli tapi belum tamat tamat juga membacanya.
"Syu"
"Iya umi"
"Tolong umi nak, pergi beli gula dan beras."
"Iya umi"
Ku ambil uang dari tangan umi dan pergi ke warung untuk membeli beras dan gula, di perjalanan aku bertemu lila.
"Syuhadaaa"
Dia menghampiriku dengan motor pink kecenya itu
"Assalamu'alaikum la,"
"Wa'alaikumsalam syuhada"
Lila tersenyum menatapku.
"Piye toh la, kok senyum senyum"
"Lagi seneng aja. Ngapain kesini syu"
"Ini umi nyuruh aku belanja, eh udah dulu ya, takutnya umi mau makai ini sekarang, da..assalamu'alaikum"
Aku berjalan meninggalkan lila.
Akhirnya aku sampai di depan rumah.
"Assala...mu'ala...ikum"( ucapku terbatah)
Aku melihat seorang pria yang wajahnya tak asing walaupun telah 3 tahun tak bertemu, tapi wajahnya masih tak berubah
"Wa'alaikumsalam"
Pria itu tersenyum padaku dan aku tiba-tiba menunduk dan berjalan cepat menuju dapur.

"Ngapain dia ke sini...apa...apa dia orangnya???..ya Allah apa dia??? Yang benar saja, dia terlalu baik dan soleh, apakah dia pilihan Allah untukku?" gumamku dalam hati yang gelisah.

"Syu..."
"Iya umii"
"Tolong buatkan minum untuk nak Gilang"
"Iya umii"

Ku aduk teh hangat yang ada di hadapanku, setelah diseduh ku berjalan menuju ruang tamu. Tanganku gemetaran, malu...itu yang aku rasakan.

"Nah ini syu, yang abi ceritakan tadi malam"
"Iya syu,..gimana?"tanya umi
"Gimana apanya umi,..syu..syu terserah umi dan abi"

Dak dik duk ...jantung ini berdetak tak beraturan, menatap wajahnya saja aku tak bisa. Sangat-sangat malu.

"Saya yakin nak Gilang insyaAllah dapat menjaga syu. Dengan senang hati kami menerima maksud niat baik nak gilang ingin memperistri anak kami."ucap abi ku tegas
"InsyaAllah tiga hari lagi saya akan datang bersama kedua orang tua saya, suapaya resmi melamar anak bapak, dan sekalian menentukan tanggal pernikahannya. Lebih cepat insyaAllah akan lebih baik"
"Iya nak gilang"
"Saya pamit ya pak bu, Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"

Perasaanku tak karuan,..sedih, bahagia, bimbang beradu menjadi satu.

Diam Tanpa KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang