Pertemuan Suratan Takdir

4K 200 1
                                    

Waktu terus berjalan, hari-hari yang ku lalui begitu cepat rasanya. Setahun di Solo tak membebaskanku dari bayang-bayang Farras dan Faruq,..sekarang ada dua hantu dalam hidupku. Seberapa jauh lagi aku harus pergi agar mereka tersesat dan tak menemukan jalan untuk kembali ke fikiranku,.

Pemandangan hijau menyegarkan mata, aku duduk di teras rumah ditemani segelas teh hangat dan cemilan wafer coklat Selamat
"Syu,..jangan termenung entar kesambet loh" sapa mbak Mery
Mbak Mery  adalah istri dari abangku, dia asli orang Jawa. Wajahnya ayu dan lembut tutur katanya.
"Eh embak, gak ngelamun kok mbak"
"Sudah setahun kamu tinggal bersama kami Syu, tapi dari awal kamu datang ke rumah ini embak merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan"
"Dak ada kok mbak, perasaan embak aja"
Aku dan embak Mery terbilang memiliki selisih usia yang tak terlampau jauh, embak Mery berusia 27 tahun dan aku 23 tahun.

Ingin rasanya mengungkapkan. Perasaan ini kepadanya, tapi aku tak dapat berkata, aku rasa biarlah gejolak hati ini ku simpan rapat-rapat. Cukuplah bagiku Allah yang mengetahuinya.

Aku rasa aku telah sampai di titik jenuh, jenuh selama setahun hanya dirumah, menatap langit pagi,siang,malam ,mengurung diri dirumah layaknya wanita yang dipingit sebelum menikah.

Ku tatap jam diponselku, jam menunjukkan pukul 09.00.
Aku merasa ingin jalan-jalan menghirup udara bebas di seluk beluk jalanan kota.

"Mau kemana dek?" sapa abgku yang melihat kearahku
"Bosan dirumah bang, adek juga mau menghirup udara luar, memanjakan mata"
"Emang kamu tau jalan di kota ini?"
"Dak tau sih, kalau sesat nanti pandai jak adek ngubungin abg"
"Syu syu,..kamu itu dak tau jalan, kalau sesat susah nyarinya"
"Abg, syu kan udah besar,..plis deh ya jangan lebay"
"Ya udah deh,..mau uang jajan dak?"
"Mau dong, lima ratus ribu ya, hahaaaaa"
Abangku adalah orang yang paling hobi memanjakkanku, secara aku adik satu-satunya yang dia punya..lima ratus ribu sekarang sudah di tangan.
"Assalamualaikum abangku sayang"
"Wa'alaikumsalan, hati-hati ya syu, kalau ada apa-apa tlfn aja ya, hp abang aktif terus"
"Ok abangku yg bawel,...da da"

Matahari sudah mulai naik , terik panasnya  seakan akan membakar wajahku ini,..dengan mengendarai motor, ku telusuri jalan-jalan kota solo yang tak terlalu padat dan tak juga terlalu sepi,.

***

Malam hari di meja makan, hidangannya tampak begitu lezattt, mbak Mery emang jagonya dalam hal masak memasak.
"Besok hari minggu, kita jalan-jalan yuk"
"Benarkah?, i maulah ikut,..kita mau jalan kemana bang?"
"Ke tempat yang ada air nya"
"Kepantai kah?"
"Kita ke Grojongan Sewu Tawangmangu"
"Apa tu,..aneh namanya, pasti jelek tempatnya, hu gak keren"
Embak Mery terus tersenyum melihat perangaiku yang manja.

Hari yang ditunggu tunggu telah tiba, aku , abang, mbak Mery dan anaknya si Cinta kecil pun pergi menuju tempat  yang indah dan keren katanya, tepatnya kata abangku.

Akhirnya sampai juga,..mataku melotot kagum.
"Ya Allah,..air terjun, batu-batu..MasyaAllah indah. Serasa ingin nyebur. Ramai juga pengunjung nya,..ku berdiri di atas batu dan membentangkan kedua tanganku, membiarkan wajah ini terkena sentuhan kecil dari percikan air gunung yang jatuh di hadapanku..ku lepaskan semua fikiranku yang selama ini membebaniku.

"Assalamu'alaikum"  arah suara tepat dibelakangku
"Wa'alaikumsalam"ku melirik ke arah belakang.
"Apa kabar?"
Mataku melotot kaget,.dia...tepat di hadapanku, bayangannya menghantuiku dan sekarang jasad dan ruhnya tepat dihadapanku.
Dunia ini yang kecil atau takdirku yang tak bisa lepas darinya.

Diam Tanpa KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang