Terasa terhempas dari tempat yang paling tinggi ke tempat yang paling rendah.
"Faruq?"
"Iya ana,.."
"Ngapain ke sini?"
"Ana ngajak istri ana liburan"
Seeeeeerrr darah mengalir deras,...WHAT istri????,..sejak kapan dia nikah,..kenapa kabar itu tak sampai ke telingaku..
"Oh,,berdua jak kah?"
"Iya, hanya berdua aja, lusa udah pulang ke kampung"
"Oh begitu"
Seorang wanita menghampiri Faruq.
"Bang yuk kita makan dulu!" ucap wanita itu manja
"Oh iya dek, ni Syuhada teman abg waktu kuliah dulu"
"Syuhada"
"Rina"
Sudah menjadi tradisi para muslimah ketika salaman pasti di bumbui dengan cium pipi kanan dan cium pipi kiri, bahasa gaulnya 'cupika cupiki'.Sontak hati ini merasa sesak dan pikiran ini menjadi linglung karena bingung,..setahun tak bertemu ternyata pria yang dulu pernah ingin melamarku malah menikah dengan wanita lain, alhamdulillah..kata itulah yang dapat ku katakan di dalam hati kecilku.
"Udah lama kah kalian nikah" tanyaku
"Alhamdulillah baru 5 bulan" saut Rina
"Hem,..gak ng undangan gundang ni ye"
"Ana dak tau syu ada di mana, teman-teman yang lain juga dak tau. Jadi afwanlah ana dak ngundang anti dalam pernikahan ana"
"Oh gitu,..siapa-siapa aja yang udah nikah Ruq?"
"Alhamdulillah Nizma, Lilla udah menikah"
"masyaAllah, mereka juga sudah menikah...jadi hanya tinggal ana yang belum nikah..hihihi, ya udah deh, mendekkan cerita dulu ya, ana udah di tunggu abg ana, Assalamualaikum"
Aku pun beranjak meninggalkan mereka.***
Seperti biasa setelah solat Isa',.aku, abgku, dan embak Mery nyantai diruang TV.
"Bang, syu mau pulang"
"Pulang kemana?" saut abgku
"Pulang kerumah umi dan abi lah bang, kerumah siapa lagi"
"Wah wah wah, kenapa? Dak betah ya di sini"
"Bukan gitu bang,.rasanya pingin pulang jak,..besok belikan tiket untuk adek ye bang"
"Selalu seperti ini,...minta nya dadakannnn terus"
"Kalau ndak dadakan bukan syuhada namanya bang"
"Udah turuti aja mas"saut mbak Mery.Sejujurnya aku juga bingung sendiri kenapa rasanya ingin kembali ke kampung halaman, apa karena Faruq sudah menikah atau aku khawatir Farras juga sudah menikah.
Ku beranjak dari ruang TV, dengan jalan yang terayun ayun ku melangkah menuju kamar dan menaiki tempat peristirahatan yang akan mengantarkanku ke alam mimpi.
***
Hari yang ku tunggu-tunggu tiba, sekarang aku telah menginjak lagi kampung halamanku.. Dan lebih membahagiakan nya lagi , tepat hari ini umurku genap 24 tahun. Usia boleh tua, semangat tetap muda. Begitulah kira-kira kata yang sering orang tua katakan.Dalam benakku tersimpan rindu yang sangat mendalam pada orang tua ku dan juga pada mesjid Darussalam.
Setelah aku sampai di rumah, aku bersiap-siap pergi ke mesjid Darussalam.
"Mau kemana toh cah ayu,..baru sampai kok udah mau pergi lagi"
"Ada bisnis, pergi dulu ya umi, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya nak"Sudah lama rasanya tak melihat bentangan langit di kampung halaman, tapi ada yang beda, aku merasa awan tampak gelap. Prediksi awan gelap akan turun hujan berlaku untuk hari ini, belum sempat sampai di mesjid, hujan pun turun dengan deras, ku berhenti di depan kantor untuk berteduh.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Syu kan?"
"Bukan,..!ana adalah hantunya syu"
"MasyaAllah, lama tak bertemu, gimana kabarnya?"
"Alhamdulillah baik Lang, ente sendiri apa kabar?"
"Bikhoir Alhamdulillah"
"Mau kemana?"
"Mau ke mesjid Darussalam, ada kajian"
"Berarti tujuan kita sama,.hujannya uda agak reda ni, yuklah kita kemesjid"Gilang berboncengan dengan temannya dan aku sendiri mengendarai scopy merahku.
Sampainya di mesjid, aku rasa diriku seorang artis, semua mata tertuju padaku. Entah mereka merasa aneh atau merasa lucu melihat penampilanku yang mengenakan pakaian serba hitam dan longgar.
"Syuuuhadaaaa" sapa lila dan nizam yang histeris melihatku.
"I, teman-temanku,..aku kangennn sama kalian."
Aku menghampiri mereka yang duduk di sebelah kanan pintu masuk mesjid jalur akhwat.
"Syu ni dak ada kabar"
"Kalian juga dak ada kabar"
"Gimana mau ngabarin, no ponselmu aja dak aktif" saut lila
"Oh iya, ana ganti kartu,,,maaf maaf..."
"Apalah kesibukan syu sekarang?"
"Dan ada sibuk apa apa..kalian berdua pasti sibuk ngurus suami yaaa,,jahat kalian berdua ninggalin syu"
"Jodoh itu Allah yang ngatur,,,mana bisa tunggu tunggu an" jelas nizmaDari arah pintu jalur ikhwan seorang pria yang tak asing lagi bagiku, dengan mengenakan baju kokoh coklat, celana kain hitam masuk ke dalam mesjid.
Aku yang saat itu sedang bersenda gurau bersama temanku tiba tiba hening saat aku terdiam menatap pria itu.
"Syu" nizma menyubit pipiku
"Ih sakit tauuuu"
"Hati, hati penyakit hatiiii"
"Hem gak lucu bercandanya"
"Nampaknya ada yang mulai melirik lirik ni" goda nizma
"Apa an sih, biasa aja,..kan cuma ngelihat aja,..emang gak boleh."
"Gak boleh! Dosa,..zinah mata"
"Hemmm amboy amboy temanku ni,..iya iya,..Astaghfirullah,"
"Syu suka ya sama Farras"
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan nizma
"Kalau suka bilang, bentar lagi Farras kan mau kuliah lagi S2 di Jakarta" saut lila
"Tau dari mana?"
"Gilang yang cerita, dia berdua kan teman dekat. Gilang juga mau ngelanjutin pendidikannya di Kairo,..sebenarnya Gilang mau kuliahnya di Jakarta biar bisa sama sama Farras tapi bibi ku mengusulkan bang Gilang ke Kairo aja,.."
"Abang???"
"Oh iya aku lupa cerita, sebenarnya Gilang itu abang sepupuku dari belah ibu ku" jelas lila.
"Oh begitu" sautku
"Ye jangan ngomongin ikhwan mulu,..ntar teman kita yang satu ini kesem sem sama salah satu dari mereka" goda nizmaKajian pun dibuka, hari ini Ust.Lukman Sahril , Lc. Yang mengisi kajian, temanya tentang 'Pacaran Setelah Menikah'..Pas sekali temanya dengan keadaan para pemuda dan pada saat ini, yang lebih senang pacaran dijadikan ajang saling mengenal dan memahami sebelum menikah. Sedangkan aku,.lebih memilih diam tanpa kata, walaupun rasanya ingin sekali mengungkapkan apa yang ku rasakan, tapi lagi-lagi keinginan itu tertutup rapat, biarlah waktu yang menjawab semua, aku hanya bisa menyebut namanya di sepertiga malamku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam Tanpa Kata
SpiritualCinta... Sebuah kata yang sederhana tapi sering menjadi dilema. Memilih yang terbaik untuk diri agar tak terjerumus dalam kemurkaan Sang Pemilik Cinta itu sendiri.