12

1.4K 102 0
                                    

Haiii hari ini aku langsung upadate 2 yah. Oke gue mau ngasih tau mulai sekarang kalau ga ada tulisan Author POV/Syakirah POV/Fathan POV/ll itu berarti POVnya Naurah yah, meski gada tulisan Naurah POV;) oke back to story aja

***
15.30

"Kak Zavran, Rara keluar dulu yah, mau ketemu temen. Assalamu'alaikum.." teriakku pamit pada Kak Zavran. Tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung saja pergi. Haha adik tidak sopan xd

Aku memasuki cafe tempat dimana aku dan Fathan akan bertemu, ah juga adiknya.
Aku menelusuri tempat ini mencari keberadaan Fathan.

"Disini.." ucap seorang lelaki agak keras, membuatku mencari asal suara itu. Hingga mataku membulat ketika menemukan Fathan, yah Fathan dengan kemeja putih yang digulung hingga sikut dan celana jeans membuat ketampananya bertambah 10x lipat ah lebay. Aku pun mengahampirinya.
Tapi tunggu, dimana adiknya?

"Dia ada di kursi itu" ucapnya sambil tertawa menunjuk ke salah satu kursi yang tidak jauh juga tidak dekat seakan tahu apa yang kupikirkan, mungkin terlihat dari wajah ku Ah sudahlah

"Oh ya.. jadi untuk apa lo nyuruh gue dateng?.."

"Pesan lah dulu" ucapnya. "Misi" teriaknya pada pelayan cafe

"Silahkan" Ucap pelayan itu sembari memberikan buku menu.

"Red velvetnya mba" ucapku tanpa melihat isi buku menunya

"Red velvet berapa mba?" Tanya pelayan.

"Dua" Jawab Fathan

"Baik, silahkan ditunggu yah" Balas pelayan itu sambil mengambil buku menu dan pergi.

"Rah.." panggil Fathan.

"iya?" Jawabku

"Hmm, aku udah ngerasa nyaman sama kamu, udah suka sama kamu..." Ucapnya gantung

"Terus?" Balas ku sok ga tahu, sebisa mungkin gue menetralisirkan jantung gue, padahal gue udah tau arah pembicaraan ini. Dia nembak gue?.. aaaa pen teriak nih. Teriak yah? Teriak? Ga jadi deh malu.

"Terussss, ka-"

"Permisi ini pesanannya, silahkan" Pelayan. Aelah bentar dulu kek datengnya, gantung nih-_-

"Minum aja dulu" ucap Fathan mempersilahkan

Hening

"Oke gue lanjut bisa?" Ucap Fathan memecah keheningan.

"Oke bisa" jawabku gugup

"Kamu mau gak jadi pacarku?" Ucap Fathan to the point

DEG

"Gilaaa.gila.gila, ini mimpi? Kalo iya pliss bangunin gue, gue ga siaap jawabbb, plisss" teriak batinku

"Mm..so-sorry, gue ga bisa jawab sekarang, kasih gue waktu. Permisi saya duluan" balasku singkat dan langsung beranjak pergi dari tempat tak sehat itu.
.
.

"Ini bener gue ditembak? Ga mimpi? Seriusan? Gue cerita aja kali yah sama Syakirah, kali aja bisa bantu buat jawab" batinku

Ku buka aplikasi line ku dan mengirimi Syakirah pc.

To: Syakirah
Kir lo di rumah kan? Gue kesana sekarang, gue mau cerita, gue udah on the way nih

Send.

Ting..

From : Syakirah
Iya, dateng aja, aku tunggu.

***

Tok..tok..tok

Ku ketuk pintu rumah Syakirah 3x, hanya 3 menit keluarlah Syakirah dari dalam rumahnya.

"Silahkan masuk Rah" ucapnya mempersilahkanku masuk.

Kami-aku dan Syakirah-pun menuju kamar Syakirah yang berada dilantai satu, yaiyalah lantai satu orang rumahnya emang gak bertingkat-_-

"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Syakirah padaku

"Gue mau curhatttt"

"Sok atuh" balasnya mempersilahkan

"To the point aja yak, gue di tembak Fathan, tuh kan bener dia suka sama gue. Gilaa!" Ucapku yang membuat Syakirah ternganga mendengarnya

"Terus kamu terima?" Tanya Syakirah
"Hmm. Belum sih,makanya gue ke sini mau minta solusinya"

"Begini Naurah Dalam islam sudah jelas bukan, tidak ada yang namanya pacaran? Karena pacaran sama saja dengan mu berbuat zina. Nauzubillah deh kalau pacaran, ingat firman Allah? "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk" (Qs Al-Israa' : 32).

Kamu memang mencintanya, bukan berarti kamu harus menggenggam tangannya karena ini kelak akan menjadi saksi

Sabda Rasulullah Saw. :
"Sesungguhnya jika kepalanya ditusuk jarum dari besi adalah masih lebih baik dari pada menyentuh perempuan yang bukan mahromnya," (HR Tabrani)" jelas Syakirah panjang lebar

"Kalau pacarannya gak ngapa-ngapain? Ga usah pegang-pegang, ga jadi zina kan? Justru malah saling mengingatkan saja, misal mengingatkan sholat, perhatian dikit juga deh,ngingetin makan, istirahat, dll." Tanya ku lagi.

"Naurah kamu ingat yang waktu itu? Zina tidak hanya berupa pegang-pegangan, namun jika kamu terus memikirkannya juga akan melambungkan hati kan? Nah memikirkan lelaki yang bukan mahrommu akan menjadi zina juga. Kamu yakin jika pacaran nanti kamu tidak akan memikirkan dia? Tidak kan? Belum pacaran saja sudah memikirkan si dia, gimana kalau sudah pacaran?" Jawab Syakirah

"Jadi aku tolak aja?" Tanyaku lagi, aku masih bingung harus apa?

"Pilihan di tanganmu, aku sebagai sahabat hanya memberimu nasihat, aku mau kita sahabat untill jannah. Kalau menurut ku, tolak saja. Jika memang dia jodohmu, kelak kalian akan di pertemukan dan malah dipersatukan dalam cinta dan ikatan yang halal, tenang saja jodoh tidak kemana" Balas Syakirah, setidaknya pembicaraan kali ini membuat hatiku sedikit tenang. "Oh iya, jomblo itu mulia loh" lanjutnya

"Mulia? Kenapa?" Tanyaku penasaran

"Iya mulia, karena dia mampu menjaga hati, merawat cinta yang dititipkan sang ilahi, dan kualitas dirinya hingga Dia mempertemukannya dengan sang kekasih dalam ikatan halal lagi diberkahi" balasnya sambil cengar-cengir

"Terimakasih"lirihku sambil tersenyum dan memeluknya.

"Tidak perlu, bukan kah sudah menjadi tugas ku sebagai sahabatmu?" Ucap Syakirah membalas pelukanku.

¤sahabat hijrahku¤

Finishhhhhh.. huft.. capek lah buat segini. Hargain yahhh. Ga susah kok buat vomment;)

Bye.

Sahabat HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang