7

2.1K 93 2
                                    

Hallu masih ada gak sih peminatnya?? udah dari awal kan aku bilang cerita ini Slow Update

Ok back to story
***

Setelah mendengar semua ceritanya aku menenangkan Syakirah

"Udah lah Kir gak usah nangis, semua manusia pasti pernah berbuat salah bukan? Karena pada hakikatnya manusia memang tempatnya khilaf, so nggk usah dipikirin, yang penting kamu kan udah ambil jalan yang paling bener." Aku menenangkan Syakirah sambil mengelus-elus punggungnya

"Tapi Rah, aku gak abis pikir aja kenapa dlu aku bisa terbujuk oleh rayuaan busuk dia, akhirnya aku kan yang nyesel, dia nge-hamilin gue Rah, Gue takut sama Allah, takut sama ortu gue, gue takut semua akan kebongkar. Aku nyesel Rah, sanagat menyesal. Makanya sejak aku memutuskan hubunganku, aku berniat berhijrah agar dosa-dosa lalu ku dapa diampuni oleh-Nya" tangisnya semakin pecah..

ﺍﻟُﻤﻬَﺎﺟِﺮُﻣَﻦْ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻨْﻪُ
Orang hijrah adalah yang meninggalkan
segala yang dilarang Allah SWT. Hr.
Ahmad (164-241H), Ibn Hibban (w.354H)

"Dan pasti itu akan terbongkar Syakirah, ingatkah kamu kata pepatah tentang "sepintar-pintar kamu mengubur bangkai,maka baunya akan tetap tercium" dan pada ujungnya semua akan terbongkar? Sudah berhentilah kamu menangis, Sepertinya sudah akan masuk waktu ashar, ayo kita bersiap-siapa sholat dan mengikuti pengajian ba'da ashar yang kamu bilang tadi" ucapku..

"Baiklah, terimakasih Naurah sudah menjadi pundak untukku"

"Bukan kah aku temanmu? Sudah sepantasnya aku melakukan hal itu"

***

@masjid

"Islam menyuruh kita berbuat baik dan melarang
perbuatan munkar. Termasuk dari perbuatan
munkar dan mulai dilakukan kembali oleh kaum
muslimin adalah dusta atau bohong. Dusta
adalah (mangatakan) menunjukan sesuatu yang
berbeda dengan yang sesunguhnya. Dusta ini
bisa dilakukan dengan lesan, perbuatan, maupun
keyakinan.
Berbohong dengan lesan adalah sebagaimana
firman Allah Azza wa Jalla yang berbunyi:
"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang
pendusta." (An-Nahl: 105).
Berbohong dengan perbuatan adalah seperti
firman Allah 'Azza wa Jalla: "Kemudian mereka
datang kepada ayah mereka di sore hari sambil
menangis." (Yusuf: 16). Saudara-saudara Yusuf
menampakkan rasa tangisnya untuk
memberitahukan suatu perkara yang seakan-akan
telah terjadi, tetapi pada kenyataannya tidak ada.
Berbohong dalam keyakinan adalah seperti
firman Allah Azza wa Jalla: "Apabila orang-orang
munafik datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami
mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar
rasul Allah.' Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar rasul-Nya; dan
Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-
orang munafik itu benar-benar pendusta." (Al-
Munafiqun: 1). Artinya, mereka berdusta dalam
keyakinannya. Secara lesan, mereka
membenarkan apa yang diucapkan oleh
Rasulullah saw, akan tetapi mereka adalah orang-
orang yang berbohong karena ucapannya tidak
sesuai dengan apa yang ada dalam hati mereka.
Mereka semua, baik yang berbohong dengan
ucapan, amal, dan keyakinannnya adalah para
pembohong yang tercela. Mereka adalah orang-
orang yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla dan
dilaknat, baik di langit maupun di bumi. "...laknat
Allah itu ditimpakan atas orang-orang yang
dusta." (Ali-Imran: 61).
Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kepada
kita agar jangan berbuat dusta, dan
memberitahukan kepada kita bahwa dusta itu
termasuk dari kebiasaan orang-orang munafik,
orang kafir, dan orang Yahudi yang dibenci dan
dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla. Allah SWT
berfirman berkaitan dengan orang-orang kafir
tersebut: "Allah sekali-kali tidak pernah
mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah,
dan haam. Akan tetapi, orang-orang kafir membuat-
buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan
mereka tidak mengerti." (Al-maidah: 105).
Mereka adalah orang-orang yang menghalalkan
apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan
apa yang dihalalkan oleh Allah. Allah menyifati
mereka dengan pendusta yang sering mengada-
adakan sesuatu. Mereka mengatakan atas dasar
Allah apa yang mereka tidak ketahui. Begitu pula
dengan orang-orang Yahudi yang mudah-
mudahan dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla,
mereka memohon (kepada Nabi) untuk
mendapatkan kemenangan atas orang-orang
kafir, mereka memberi tahu bahwa seorang nabi
akan datang kepada mereka dan mereka
berharap agar nabi itu berasal dari kalangan Bani
Israel. Namun, tatkala Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad saw yang bukan keturunan dari Bani
Israel, mereka mengingkarinya. Allah SWT
berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah
mendatangkan al-kitab (Taurat) kepada Musa, dan
Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah
itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan
bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada 'Isa putera
Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-
Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang
rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak
sesuai dengan keinginanmu lalu kamu
menyombong; maka berapa orang (di antara
mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (di
antara mereka) kamu dustakan dan beberpa orang
(yang lain) kamu bunuh?" (Al-Baqarah: 87).
Demikianlah kondisi orang-orang yang yang kafir.
"Sungguh telah merugi orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Allah;
sehingga apabila kiamat datang kepada mereka
dengan tiba-tiba, mereka berkata: 'Alangkah
besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami
tentang kiamat itu!' sambil mereka memikul dosa-
dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk
apa yang mereka pikul itu." (Al-An'am: 31).
Mereka itu adalah orang-orang yang menjadikan
dusta dan pendustaan sebagai din dan tempat
kembali mereka adalah neraka jahanam.
"Sesungguhnya neraka jahanam itu (padanya) ada
tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi
orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal
di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak
merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula
mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan
nanah, sebagai pembalasan yang setimpal,
sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab,
dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan
sesungguh-sungguhnya." (An-naba: 21 -- 28).
Balasan kedustaan mereka adalah kekal di
neraka dan adzab yang abadi."(Pintuislam.blogspot.com//)
Tandas pak Ustadz yang memimpin pengajian kali ini

***
"Kirah menurut ku kamu harus berkata jujur pada ortumu soal itu" usulku

"Tapi Rah aku takut jika Ibu atau Ayahku tak menerima kenyataan itu" jawab Syakirah

"Kamu kan sudah dalam proses hijrah Kir, masa gegara 1 masalah itu yang kamu semvunyi-sembunyikan hijrah mu malah gak sempurna nanti."

"Baiklah akan ku coba bicarakan ini pada ayah dan ibu" jawab Syakirah -lagi-

¤sahabat hijrahku¤

yey part 7 dah selesai, hohohoGimana makin amburadul yak? Wkwkw

Salam
nadyashafira

Sahabat HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang