8

1.6K 74 0
                                    

Hoho maaf author baru muncul hehe. Ya udah gak usah lama-lama.

***
Naurah P.O.V

Setelah kepulangan kami dari masjid Syakirah tidak berbicara lagi. Dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, sesekali terdengar tarikan nafas berat dari mulut Syakirah. Sumpah aku tak tega melihatnya, baru kali ini setelah 6 tahun lalu aku melihatnya sangat kasihan. Dia terduduk di ujung kasur dengan kepala ditempelkan pada kepala kasur.

"Kir, kamu udah siap" kataku ragu, aku takut dia akan marah padaku. Aku takut kata-kata ku salah, tapi bagaimanapun akulah sahabatnya dan akuakan berusaha menyempurnakan niatnya untuk berhijrah.

Dia terlihat kaget dengan terdengarnya suaraku, bagaimana tidak? Dari tadi di melamun terus. Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya lalu

"Siap" jedanya "tapi temani aku, paling tidak jika terjadi apa-apa kau ada disampingku" suaranya terdengar lirih.

"Pasti, aku akan terus disampingmu" kataku memastikannya.

Kami berdua pun berjalan menuju taman belakang dimana Ayah dan ibunya sedang bersantai di sana. Saat kami sampai di depan ayah ibunya...

"Ada apa say?" Tanya Ibunya Syakirah.

"Nggh anu bu, ngg itu" ucap Syakirah gelagapan.

"Apa sih kamu, engg onggg engg ongg, ngomong tuh yang jelas sayangku" suara ayahnya terdengar membuat Syakirah semakin gemetar.

Syakirah mencolekku tanda aku harus membuka pembicaraan ini.

"Tante, om, ini ada yang ingin dibicarakan sama Syakirah" ucapku.

"Oh, yaudah ayo" ayahnya pun menyimpan koran yang sedang dibaca tadi

"Yah, bu maafin Syakirah, udah ngelanggar peraturan ayah ibu juga perintah Allah" ucap Syakirah menangis

"Ngelanggar apa?" Tanya ayah dan ibunya bingung

"Syakirah udah Pernah Pacaran yah, Syakirah mohon maafin kesalahan Syakirah, maaf Yah Bu" Aku yang duduk di samping Syakirah pun menangis melihatnya.

"Kenapa kamu melanggar? Atas dasar apa?" Tanya Ayahnya

"Waktu itu temen Kirah pada nyuruh dan saat itu Syakiran terbujuk olrh syaitan Yah. Syakitah mohon maafin Syakirah Yah." Syakirah kembali menangis.

Tak terduga Ayahnya tidak marah padanya.

"Sudah berhenti menangis nak, yang penting sekarang kamu mau berubah kan? Kamu mau hijrah kan? Sudah lah masa lalumu tidak usah kau ingat-ingat lagi. Sekarang pergilah ke kamar mu." Suruh Ayahnya, sepertinya dia sedang menahan amarhnya.

Sykirah POV

Setelah kepulangan kami dari masjid aku tidak berbicara lagi. Aku terlihat sedang memikirkan cara untuk mengakui semua kesalahanku , sesekali kutarik nafas ku dalam-dalam untuk menghilangkan sesak di dadaku. Aku terduduk di ujung kasur dengan kepala kutempelkan pada kepala kasur.

"Kir, kamu udah siap" kata Nurah membuyarkan lamunanku. Aku tersentak mendengarnya

ku tarik nafas dalam lalu menghembuskannya kemudian

"Siap" jedaku "tapi temani aku, paling tidak jika terjadi apa-apa kau ada disampingku" Ucapku memintanya menemaniku, aku takut jika terjadi apa-apa padaku

"Pasti, aku akan terus disampingmu" katanya memastikanku.

Kami berdua pun berjalan menuju taman belakang dimana Ayah dan ibuku sedang bersantai di sana. Saat kami sampai di depan ayah ibuku...

"Ada apa say?" Tanya Ibuku padaku

"Nggh anu bu, ngg itu" ucapku gelagapan.

"Apa sih kamu, engg onggg engg ongg, ngomong tuh yang jelas sayangku" suara ayahku terdengar membuatku semakin gemetar, nyali ku semakin ciut. Sempat ku berfikir tak jadi tpi ku tepis pikiran itu jauh-jauh. Aku tak kuat menyimpan rahasia ini lama-lama

Aku mencolek Naurah memberi kode agar dia membuka pembicaraan ini.

"Tante, om, ini ada yang ingin dibicarakan sama Syakirah" ucap Naurah, Ya dia mengerti maksudku.

"Oh, yaudah ayo" ayahku pun menyimpan koran yang sedang dibaca tadi

"Yah, bu maafin Syakirah, udah ngelanggar peraturan ayah ibu juga perintah Allah" ucapku menangis

"Ngelanggar apa?" Tanya ayah dan ibuku. Mereka terlihat bingung

"Syakirah udah Pernah Pacaran yah, Syakirah mohon maafin kesalahan Syakirah, maaf Yah Bu" Aku melirik ke arah Naurah dan mendapatinya sedang menagis.

"Waktu itu temen Kirah pada nyuruh dan saat itu Syakiraj terbujuk oleh rayuan lelaki itu dan juga syaitan Yah. Syakirah mohon maafin Syakirah Yah." Syakirah kembali menangis.

Tak terduga Ayahku tidak marah padaku

"Sudah berhenti menangis nak, yang penting sekarang kamu mau berubah kan? Kamu mau hijrah kan? Sudah lah masa lalumu tidak usah kau ingat-ingat lagi. Sekarang pergilah ke kamar mu." Suruh Ayahku, sepertinya dia sedang menahan amarahnya.

Aku pun kembali kekamar di susul oleh Naurah.

***

"Alhamdulillah sekarang aku lega gak ada lagi yang aku sembunyiin, makasih udah support aku Naurah" ucapku dan langsung memeluknya erat. Dia oun membalas pelukan ku.

"Aku itu Sahabatmu" Katanya.

"Hehe iya, sekali lagi terima kasih"

"Sama-sama Kir"

¤sahabat hijrahku¤

Oke ide gue stuck there hohoho..

Don't forget Vomentnya^_^

Salam
NadyaShafira

Sahabat HijrahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang