Part.1 : Inilah Raina

8.4K 364 23
                                    

Hello readers,
Senang rasanya bisa kembali dalam dunia orange ini.
Semoga kalian menikmati alur cerita dan menikmati emosi dalam semua karya saya.

Best regard,
meadow_star

🌺🌺🌺

"Selamat malam bu." Kata Indah, pada seorang perempuan yang baru saja beranjak dari meja kerjanya.

Perempuan berparas cantik dan berlesung  pipi itu bernama Raina Alessandra. Ia adalah anak tiri pemilik perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi di Jakarta.

Sebagai lulusan mahasiswa terbaik salah satu universitas jurusan desain  interior,  saat ini Raina di percaya sebagai pimpinan tim desain di tempatnya bekerja.

Meskipun diri nya di anggap anak sendiri oleh sang pemilik perusahaan, toh diri nya tidak mendapatkan kedudukan tersebut dengan nepotisme.

Raina membuktikan bahwa diri nya cukup berkompeten selama 5 tahun ini.  Berbagai proyek diselesaikannya dengan hasil memuaskan, tak heran jika dirinya mendapat promosi dari para petinggi perusahaan.

Setelah membalas sapaan Indah, salah satu staf tim divisi interior, Raina segera meninggalkan ruangan dan melangkah masuk ke dalam lift menuju basement.

Jam di pergelangan tangannya sudah merunjuk di angka 9.
Ia memang sudah biasa pulang terlambat. Raina lebih suka menghabiskan waktunya di kantor untuk bekerja daripada menikmati masa muda bersama teman-teman seusianya.

Mungkin itulah yang menjadi penyebabnya.

Raina tidak memiliki seorang teman.

Yah! Raina tak memiliki teman.

Dirinya justru memiliki kenangan pahit dengan teman. Dan itu membuatnya jera dengan kalimat pertemanan.
Bagi Raina, teman adalah parasit yang tidak menguntungkan hidupnya.

Sendiri itu akan membuatnya kuat.

Setelah membuka kunci otomatis mobilnya, Raina segera menyalakan mesin dan mengemudikan Marcedez Benz hitam itu menuju kawasan kemang, letak apartemennya.

Malam ini, akan menjadi malam-malam yang sering dilaluinya. Menghabiskan waktu sendiri hingga ia lelah dan tertidur.

🌺🌺🌺

Keesokan paginya Raina terbangun karena merasakan jilatan basah di telapak kakinya.

Begitu ia membuka kedua mata, Raina langsung melihat Tango, anjing bulldog kesayangannya.

Sudah setahun ini Tango menemaninya. Anjing itu begitu menyayangi Raina.

Tango layaknya anjing pada umumnya. Suka bermanja-manja dengan tuannya.
Menurut Raina seekor binatang lebih setia daripada seorang manusia.

"Pagi Tango." Sapa Raina, kedua tangannya segera meraih tubuh Tango dan mengelus tubuh gembulnya.

"Guk." Balas Tango sambil bergelut manja dipelukan Raina.

Raina tersenyum. "Hari ini, jadwal ke salon ya."

"Guk."

Raina tersenyum lagi.

Mengunjungi salon binatang, sudah dimasukkan dalam agenda mingguannya.  Setiap sabtu siang, ia akan mengunjungi salah satu mall di Jakarta dan memanjakan peliharaannya dengan berbagai perawatan khusus binatang.

Setelah itu ia akan menghabiskan waktu di rumah kedua orangtuanya.


"Gimana kerjaan kamu Na?" Tanya mama begitu mereka sudah berada di ruang keluarga.

Bukan Pria BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang