Part. 13 : Rasa Cemburu Itu Ada

1K 133 10
                                    

Buat silent reader, please your vote or comment.
Buat saya lebih semangat lagi 😁

Thank you😘

Happy reading 🍁

🌺🌺🌺



Seperti janjinya, Raven mengajak ketiga perempuan itu untuk mengunjungi salah satu cafe yang menyuguhkan live music jazz.

Begitu masuk ke dalam cafe, Anastasia dan Shindy langsung menempati sebuah meja yang masih kosong. Sementara Raina masih berada diluar cafe untuk menjawab panggilan dari mamanya.
Raven sendiri masih memarkirkan mobilnya.

"Daniel nyusul kamu ke Bali sayang." Kata mama dari seberang sana.
Mendengar penuturan mama itu langsung membuat hati Raina menjerit pilu.
Perempuan itu sampai memejamkan kedua matanya, merapatkan bibirnya dan menahan nafasnya seolah tengah menahan rasa amarah yang dipendamnya agar tak meletup.

"Feeling mama kok nggak enak tentang Daniel ya, sayang. Dia ambisius dan ngejar kamu banget. Mama nggak suka itu." Imbuh mama. "Pokoknya kamu hati-hati di sana, jaga jarak aja kalo sampai ketemu dia."

Raina mengangguk pelan.

"Kabari mama lagi ya."

"Iya ma, assalamualaikum." Pamit Raina sebelum menutup sambungan telepon.

Usai mendengar berita dari mama, ada rasa khawatir dalam hati Raina sekarang.
Ia bisa membayangkan bagaimana cara Daniel untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan Raina.
Rasa lega menyusup dalam relung hatinya. Setidaknya kedua orangtuanya tahu bagaimana sosok Daniel itu dan tidak ingin jika Raina sampai bersama pria itu nantinya.

Raina segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, dan akan melangkah masuk saat sebuah suara yang sudah dikenalnya tiba-tiba saja memanggil namanya.

"Daniel." Suara perempuan itu seakan mendesis begitu melihat sosok pria yang begitu ingin dihindari olehnya.

"Kok nggak bilang mau ke Bali, kan bisa sama-sama." Ujar pria itu dengan ramahnya.

Raina bergeming, tubuhnya tiba-tiba membeku. Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Berbagai macam pertanyaan muncul dalam otaknya.
Bagaimana bisa Daniel berada disini?
Apakah Daniel membuntutinya?
Apakah Daniel akan berbuat nekat?

Hingga akhirnya kehadiran Raven di samping perempuan itu membuatnya tersadar. "Rav," suara Raina terdengar seperti sedang berbisik saja, entah kemana hilangnya suara itu.

"Dia siapa?" Tanya Daniel, kini sorot mata pria itu seolah mengintimidasi Raina.

Raven jadi bertanya-tanya ada apa dengan Raina? Perempuan itu terlihat sedang melamun.

"Gue Raven." Sahut Raven memperkenalkan dirinya.

"Pacar kamu Na?" Tanya Daniel tanpa mengubris perkenalan Raven padanya.

Sikap acuh Daniel membuat Raven geram seketika. Ingin rasanya ia memaki pria itu.

"Emang kenapa kalo iya?" Suara Raven terdengar menyombong.
Membuat Daniel langsung menatap tajam padanya.

Sebenarnya Raven akan menyahuti lagi, tapi niatnya terhenti begitu Raina tiba-tiba saja meraih tangan kanan Raven dan menggenggamnya dengan erat.

"Kita pergi." Bisik Raina.

Raven mengangguk pelan, tanpa banyak bertanya iapun beranjak pergi bersama Raina.

Mereka berdua memasuki cafe dan berjalan mendekati meja yang ditempati oleh Anastasia dan Shindy.
Kedua perempuan itu tengah asyik menikmati alunan musik jazz sampai kedatangan Raina dan Raven mengusik perhatian mereka.

Bukan Pria BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang