Part. 6 : What the...

2.4K 240 19
                                    

Teringat aku padamuuu🎶
Lalaalaaaa 🎶

Selamat membaca 🍁



🌺🌺🌺



Sudah seminggu berlalu. Sosok Rainbow tak pernah muncul lagi dalam dunia game.

Raven benar-benar kebingungan mencarinya.

"Kak Rainbow pensiun kali kak." Kata Shindy sambil mengunyah pisang goreng buatan ibu.

Sore ini gadis itu sengaja mendatangi rumah Raven karena beberapa tugas kuliah yang membutuhkan bantuan pria itu.

Awalnya, Raven sempat heran dengan  pilihan gadis itu yang lebih memilih mesin daripada akuntansi, namun setelah mengenal Shindy lebih jauh, Raven memahaminya dan bersyukur jika adiknya itu memilih fakultas yang lebih di dominasi oleh kaum Adam itu.

"Lo bawel kek kresek kena angin, kasian kalo lo sampe masuk jurusan akuntansi dek."

"Kenapa kak?"

"Gue kasian sama temen-temen cewek lo kalo sampe sekelas sama lo."  Papar Raven kala itu.

"Pensi, pensi." Gerutu Raven. "Gak bisa!! Harus ijin gua dulu."

"Dih! Emang situ sapa." Balas Shindy ketus.

"Bodo!"

Disela pertengkaran kecil mereka, sebuah mobil Marcedez Benz memasuki halaman rumah dan berhenti tepat di depan teras.

Sosok Raina muncul dan melemparkan senyuman manisnya kearah Raven dan Shindy.

"Sore." Sapa Raina begitu mendekati mereka.

"Sore." Jawab Raven dan Shindy bersamaan.

"Ibu ada Rav?" Tanya Raina.

"Ada Rain, masuk aja." Jawab Raven.

"Anterin donk kak! Masa disuruh masuk sendiri." Gerutu Shindy sembari menyikut lengan kanan Raven.

Raina yang mendengar bisikan Shindy hanya tersenyum.

"Ehg, kenalin. Ini Shindy." Kata Raven kemudian.

Shindy tersenyum lalu mengulurkan tangan kanannya. "Hai kaka cantik."

Raina membalas uluran tangan gadis itu. "Hai Shindy. Saya Raina."

"Kak Raina kok mau sih pacaran sama Rav..." Dengan cepat Raven menutup mulut gadis itu sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya.

Raven hanya meringis sambil menatap pada Raina.
Sedangkan satu tangannya membekap mulut Shindy dan satu tangannya lagi mencengkram bahu gadis itu, agar tak lepas.

"Masuk aja Rain. Ibu dah nungguin kamu tuh." Kata Raven kemudian

Raina hanya tersenyum dan mengangguk kemudian. Iapun bergegas masuk kedalam rumah.

Setelah Raina menghilang dari pandangan, Raven melepaskan tangannya.

"Bawel amat congor lo!! Ngomong gak dipikir!" Omel Raven.

"Dihh! Pain pake bekap mulut gua peak!! Bau nehh, tangan lo." Omel Shindy.

"Bodo!! Lu mau bilang apa tadi!"

"Ya emang pacar lu kan kak."

"Ngawur lo!"

"Kaka bego! Ada yang nyata en bening gitu dianggurin." Omel Shindy. "Mending ngejar Raina kak, daripada Rainbow."

"Bawell lo!"

"Fakta kaka! Fakta!"

"Kek kantong kresek lo! Berisik!"

Bukan Pria BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang