Manis

169 9 3
                                    

Siang itu disekolah. Seperti biasa, aku berbincang dengan teman-temanku didepan kelas. Kenapa di depan kelas? Karna permintaan dari Dika&Zinan. Mereka berdua adalah laki-laki playboy yang sangat suka memperhatikan anak anak jurusan Jasa Boga dan Busana(karena dominan isinya adalah perempuan), yang Gedungnya berada di depan gedung Tehnik Audio Video.

"Eh Dik, Arah jam 12." Ucap Zinan.
"Ah. Sira anak boga 1? Udah biasa. Cantik bagimu nan. Aku sih sudah bosan melihat dia dari SD. Cantik Ulfi Busana deh, bule bule gitu"

Mereka berdua akhirnya asik sendiri. Yang lain? Afi&Rinsai pun sama saja. Dia akhirnya asik berdua, memperhatikan gebetan mereka yang sedang bermain futsal di lapangan. Dan akhirnya Dean pun memutuskan untuk masuk ke kelas, membaca Alqur'an.
"Ya, daripada mandangin akhwat gitu. mending baca Al-Qur'an."
Aku akhirnya ikut Dean, sekalian Men-Charge handphone di dalam kelas. Dan sewaktu aku berdiri sambil menunduk dan tak memperhatikan sekeliling.

Bruk.

Aku menabrak seseorang. Aku sama sekali tak memperhatikan siapa dia. Cuma melihat sekilas, dan itu adalah kakak kelas. Yap, aku tau karena seragam per-Angkatan itu berbeda.

"Maaf." Ucapku singkat. Tanpa melihat ke arahnya. Dan langsung bergegas ke dalam kelas. Tetapi tiba-tiba.
"Hey, boleh minta waktunya sebentar ga?" , "oh iya kak boleh. ada apa kak?" Jawabku mencoba sopan kepadanya.
"Gini, kamu kelas TAV 2 kan? Saya mau minta tolong, tolong sampaikan ke Haekun. Nanti pulang sekolah jangan pulang dulu. Ada rohis."...

"Baiklah nanti akan ku sampaikan kak"..
"Hehe terimakasih dek. Ohiya, mau ikut rohis ga? Lumayan nambah ilmu"..

Dia ternyata adalah anak dari ekstrakulikuler Rohis, tetapi aku harus menolaknya, mungkin nanti kelas XI, karena aku sudah terikat kontrak di Paskibraka tingkat Kota didaerahku, aku takut jadwal rohis dan latihan bentrok, jadi ku tolak tawarannya. Sebelumnya aku kira dia adalah anak basket, biasanya anak anak yang tampan seperti dia, terkumpul di ekskul basket, biasanya. Ternyata dugaanku salah. Dia terlihat manis. Dan tampan..
Setelah percakapan kecil itu berakhir, aku langsung ke kelas.
Dan saat ingin mencharge handphoneku, tiba tiba bel masuk berbunyi.

Kringgggg... krinngggg..
"Ah, ini pasti karna terlalu lama berbicara dengan kakak kelas itu. Aku jadi tak sempat nge-charge" gumamku pada diri sendiri.
Tapi tiba tiba aku teringat sesuatu, tentang kakak kelas itu.
.

.

.

.

AKU TIDAK BERTANYA NAMANYA.
Cukup menyesal, karna jika tidak tau namanya, pasti aku akan lupa rupa seseorang yang pernah aku temui itu. Tetapi, Biarlah. Karena, untuk apa aku mengingatnya. Toh itu hanya percakapan singkat, dan tak ada yang menarik.
Ada sih, cuma senyumnya yang manis itu yang menarik.

Beberapa hari setelah itu.

Aku dan teman-teman pergi ke kantin, seperti biasa. Bergerombol hanya untuk membeli 1 piring siomay dan 2 minuman untuk dinikmati bersama-sama. Dan giliranku di tugaskan untuk membeli siomay yang letaknya jauh dari pintu kantin.
Sewaktu aku membeli siomay, terlihat dipojokan ada seorang laki-laki yang sedang memegang botol minuman, dia tersenyum ke arahku. Tapi aku hanya mengabaikannya, karena aku tidak kenal. Dan setelah aku selesai membeli siomay lalu berjalan kearah pintu kantin, dia seakan ingin memanggilku, tapi tidak jadi. Mungkin karna tatapan sinisku. Aku memang begini. Mau diapain lagi?

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang