Yang aku takutkan adalah. Apa nantinya aku akan menjadi salah satu dari korban yang terkena 'ingin fokus zone???
Kalian mengerti kan maksudnya?Contoh : "Aku mau fokus belajar/UjianNasional/Kuliah dan sebagainya, kita udahan aja ya"
Aku sangat takut jika itu terjadi. Karena kak Seanada sebentar lagi UN. Dan setelah itu lulus. Apa aku nantinya akan dicampakkan begitu saja? Aku takut tiba-tiba digantung hubungannya, seperti kebanyakan orang. Tapi aku selalu berharap itu tidak akan terjadi, semoga saja.
Hubunganku dengan kak Seanada sudah cukup lama. Tetapi, saat-saat ini, dia sering menghilang. Bukan sehari atau duahari. Paling sebentar itu seminggu. Aku maklum, karena hanya dalam hitungan minggu, dia akan mengikuti Ujian Nasional.
Walaupun aku satu sekolah dengannya, aku sudah jarang melihat dia. Hubungan ini mulai merenggang, dan pikiranku terasa sangat kacau. Teman-temanku dapat mengetahui hal itu, mereka mampu menebaknya. Tanpa kuceritakan terlebih dahulu."Kita akan selalu ada buat kamu Se. Jangan sedih gitu ah alay, cuma karena didiemin pacar aja cemberutnya ga hilang-hilang."
Mereka sangat perhatian. Bahkan mereka rela melakukan apapun agar aku kembali tersenyum. Tetapi tetap saja, disaat bersama mereka. Aku mampu melupakan sedikit rasa khawatirku ini terhadap dia. Tetapi jika sedang tak bersama mereka? Aku selalu kepikiran. Lalu aku memutuskan untuk curhat ke Zara. Akupun mulai terbuka soal masalah ini ke Zara."Jangan nangis ah. Siapa tau dia lagi fokus belajar Se. Kan mau UN. Aku tau, kamu digantung bukan hanya sehari, tapi hampir satu bulan. Tapi tetap saja, jangan sedih. Aku selalu ada untukmu. Kan kita dekat dimata,dan juga dekat dihati"
Ucapan Zara benar-benar membuatku terharu. Dan aku langsung memeluknya. Aku terus bercanda-canda dengannya, dan menghabiskan waktu bersamanya hingga bel pulang sekolah berbunyi.Karena ini adalah hari jum'at dan pulang jam 11. Aku memutuskan untuk main+belajar tambahan disekolah dahulu. Bersama Afi,Rinsai,Ashima,Risna,dan aku mengajak Zara. Kami belajar fisika bersama-sama. Dean,Zinan dan Dika sholat jum'at di masjid yang berada di dekat sekolah.
Aku mulai tidak menghawatirkan keadaan Seanada sekarang. Karena ada mereka. Dan aku sangat senang.
Tetapi rasa senangku mulai mengurang ketika melihat Zara hanya berdiam diri. Aku takut ada sesuatu yang sedang dia pikirkan. Karena dia sangat pucat, tidak seperti tadi saat sebelum bel pulang sekolah. Apa dia masuk angin?._. *plak*
Baru jam 12 kurang. Tiba-tiba Zara izin pulang. Afi dan Rinsaipun sama.
"Eh. Udah jam 12 nih. Zara pulang ya"
Ucap Zara."Afi juga deh" sahut Afi.
"Rinsai juga yaaa, mau bantu mami jualan nih" serobot Rinsai."Yah, yaudahdeh. Masih mau disekolah kan Se,Ma? Temenin jajan yuk,? laper nih." Tanyanya kepadaku dan Ashima. Lalu aku dan Ashima mengiyakan. Tapi yang menemani Risna hanya Ashima. Aku berjaga disekolah, Lagipula tas 3boy itu masih dikelas.
Afi,Rinsai,Zara pun mengenakan tas dan langsung berjalan kedepan menuju lobby. Ashima dan Risna mengikuti mereka, tetapi tak membawa tas. Karena ingin membeli makanan di warung yang berada didekat sekolah.
Lalu aku lanjut mengerjakan fisika, dan tiba-tiba saja..."Se. Hehe. Handphoneku ketinggalan"
Itu Zara. Aku baru tersadar handphonenya tertinggal di atas mejanya."Kamu ceroboh ya Ra. Untung belum jauh" ucapku padanya.
"Iya hahaha. Untung masih ada waktu"
Aku mulai heran dengan ucapannya. Dia sedang mengigau mungkin. Apa maksudnya dengan "masih ada waktu" ?? Aku hanya tersenyum, padahal aku tak mengerti ucapannya. Lalu dia pamit padaku."Aku pergi dulu ya se. Inget jangan nangis terus"
Entah kenapa, mendengar kata pergi, sangat membuatku heran. Mungkin dia sedang tidak enak badan jadi bicaranya tak seperti biasanya. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja.
Dia terlihat sangat cantik. Setelah pamit, dia hanya tersenyum kepadaku. Senyumnya sangat manis. Aku baru pertama kali melihatnya tersenyum semanis itu.
Lalu aku kembali sendirian didalam sekolah. Hanya terlihat paman OB sekolah yang sedang membersihkan lapangan. Tak lama, Ashima dan Risna datang. Aku langsung lanjut mengerjakan fisika.
Sekitar 15 menit berlalu. Akhirnya Zinan,Dika dan Dean datang. Dan menyusul mengerjakan soal-soal fisika. Pada saat sedang serius mengerjakan, tiba-tiba ada seseorang berlari kencang ke arah ruang guru. Ternyata itu paman OB yang lain. Wajahnya terlihat panik, dan itu membuat kami tak fokus untuk belajar. Lalu paman OB melihat kami. Dia langsung berlari kearah kami."KALIAN ANAK TAV 2 KAN?! HUBUNGI WALI KELAS KALIAN, DIA JUGA WALI KELAS TAV 3 KAN? ATAU SIAPAPUN GURU DISINI, JIKA KALIAN PUNYA. SEGERA HUBUNGI."
Ucapnya tergesa-gesa.
Ashima dan Risna terlihat panik. Aku pun sama."Tunggu, untuk apa kami menghubungi mereka, sebenarnya ada apa pak?"
"Zaratian, anak kelas tav 3 kan? Dia kecelakaan dan tak sadarkan diri di RSUD. Karena terserempet truk"
Aku mendengarnya langsung lemas. Dan langsung menelfon guru-guru. Yang lain juga sama.
Aku tak sadar, tiba-tiba aku menangis sejadi-jadinya. Aku sempat berfikir, mungkin hanya serempetan kecil, dan dia pingsan karena takut. Aku mencoba berpositif thinking.
Lama kelamaan aku makin kepikiran dan memutuskan untuk berlari ke tempat Zara, yang kebetulan RSUD itu jaraknya dekat dengan sekolahku. Yang lain mencoba mengejarku, saat aku sampai di rumah sakit, banyak polisi. Mereka mentap kearahku yang sedang menangis, lalu aku mencoba rileks dan mencoba untuk tidak menangis lagi. Saat aku berjalan kearah UGD. Aku melihat darah berceceran di lorong UGD. Aku yang melihatnya langsung semakin lemas. Aku nekat masuk kedalam UGD itu. Dan melihat Sahabatku terbaring sangat lemas, dengan darah yang berlumuran di kepalanya, semua tubuhnya penuh darah. Lalu aku mencoba mendekatinya, dan langsung memegang tangannya. Dan berkata "aku disini ra" , dia seperti mendengarku.Tanpa kusadari, aku tak bisa membendung air mata lagi.
Dan saat ku lihat dia, Matanya terlihat sedang melihat kebelakangku. Dia mulai melihat kesekeliling. Aku yang baru pertama kali melihat sakaratul maut, sangat kaget. Aku mencoba menenangkannya. Lalu dia mulai merintikkan air mata. Dan mulutnya seperti bergerak, seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku. Aku langsung mendekatkan telingaku ke mulutnya. Dan saat mendengarnya, aku langsung menangis sejadijadinya.
Dan langsung histeris ketika melihat sahabatku, menghembuskan nafas terakhirnya didepan mataku persis.
Mendengar jeritanku, Dean dan Zinan masuk kedalam UGD. Dan menarikku keluar. Diluar, aku melihat anak rohis yang ternyata sedari tadi berada di musholah sekolah. Mereka sudah tau info itu juga, dan mereka ikut datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Zara. Disana aku melihat Risna dan Ashima sedang menangis juga. Saat aku ditarik keluar dari UGD, aku melihat Seanada, dia lalu menghampiriku, dan langsung memelukku tanpa melihat sekitar."Se, ikhlasin. Itu memang udah takdirnya. Jangan menangis se"
Aku hanya terdiam melamun. Dan aku langsung teringat ucapan Zara didalam UGD tadi.
"Jangan nangis"
Itulah ucapan terakhirnya, kepadaku.
Lalu ia tersenyum.
Senyuman terakhir Zara. Yang tak akan pernah ku lihat lagi.
Aku menyayangimu, Sahabat. Semoga kelak kita bertemu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Teen Fiction"Ini kisah kita, yang selalu membenarkan sesuatu yang keliru. Dulu. Aku pernah mencintaimu, Dan mungkin akan selalu begitu." By : -se