Esok harinya disekolah.
"Selamat pagi teman-teman" sapaku pada teman-temanku yang sedang sibuk bergerombol mengerjakan PR bahasa Inggris.
"Se! Akhirnya datang juga. Mana PR?" Palak Zinan&Dika.
Aku padahal baru datang, sudah dipalaki saja. Memang mereka sangat menyebalkan, tetapi aku sangat sayang mereka. Mereka adalah keluarga kedua bagiku. Dan tiba-tiba mereka menyadari sesuatu, ada hal yang berbeda dariku. Menurut temanku, aku terlihat lebih fresh, dan seperti seseorang yang habis ketimpahan uang bermilyar-milyaran banyaknya. Tentu saja aku terlihat sangat senang, mengingat kemarin orang yang ku suka, mampir kerumahku sehabis menghantarku pulang, walau hanya sekedar menumpang sholat Ashr.
"Ada apasih? Nyengir terus kayak kuda" Tanya Dean.
"Kemarin aku habis diantar pulang kak Seanada" Ucapku sambil senyum-senyum.
"Yaelah Se, kenapa kamu jadi genit gitu sih sama ikhwan? Kalau masih bisa naik angkot, kenapa harus boncengan sama ikhwan?"
Raut wajah Dean mulai berubah."Dean, kemarin angkotnya ga ada. Aku sudah menunggunya tapi tidak lewat-lewat. Aku juga sangat lapar, akses ke rumahku kan hanya angkot. Lagi pula saat aku boncengan dengannya, aku tidak peluk-pelukan. Aku juga tau batasannya Dean." Jelasku.
Dia hanya terdiam setelah aku berkata seperti itu. Dan dia langsung mengalihkan pembicaraan.
Dikelas, kami kembali berbincang-bincang. Tapi aku merasa agak canggung sekarang dengan Dean. Aku merasa dia tidak suka dengan kak Seanada. Padahal dia berdua satu organisasi, Rohis. Aku daritadi memperhatikan sikapnya yang tiba-tiba kaku.
Lalu dari pintu kelas, ada suara ketukan. Dan pintu mulai terbuka sedikit, sontak itu membuat anak anak dikelas kaget hingga berlarian ke tempat duduknya masing masing.
"Assalamu'alaikum? Sese ada?"
Ternyata itu adalah kak Seanada! Astaga. Mengagetkan saja! Teman-teman dikelasku langsung menyorakkinya. Responnya hanya tertawa kecil.
"Yaelah si sese cowoknya ngagetin aja" gerutu Dika.
"Ada apa kak?" Tanyaku.
"Nanti pulang sekolah bareng ya, tunggu di lobby" ucapnya seraya pergi meninggalkan kelasku.
Ada apa ya kira-kira? Aku jadi deg-degan. Hingga bel pulang sekolah, aku terus memikirkannya. Bahkan, aku merasa detak jantungku berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Saat di lobby, aku bertemu kak Sean yang sedang menungguku.
Aku disambut oleh senyumannya, yang sangat manis.
Dia mengantarku pulang kerumah lagi. Pada saat sampai dirumah, dia berkata sesuatu yang membuat jantungku rasanya ingin copot."Kakak suka sama kamu,Se. Pacaran yuk"
Itu dia nembak atau ngajak ngopi?? Rasanya aku tak mampu berbicara apa apa.
"E.. aku juga suka sama kakak. Tapi apa pacaran itu boleh?"
Dia terdiam sebentar.
"Boleh, asal kita tidak ngapa-ngapain, jalanin aja"
Dan akhirnya. Aku menerimanya. Walaupun aku tau, pacaran itu tak dibolehkan dalam agama Islam. Tetapi aku tetap nekat menerimanya. Teman-temanku pun sudah mengetahuinya, begitu juga Dean. Dean hanya tersenyum kecut mendengarnya.
Menjalin hubungan dengan seseorang yang sangat terkenal disekolah itu, adalah hal yang sangat menantang. Karena apa? Ada saja yang tak suka. Perempuan-perempuan disekolahku merasa sangat cemburu, bahkan anak anak rohis (kecuali Dean dan Risna) juga melihatku dengan tatapan tak suka, sehingga aku yang kena imbasnya. Entah itu di bully,di ejek,dan di labrak. Bahkan ada seseorang yang mendatangi kelasku.
"Eh, apaansi cewek jelek kayak lo itu gapantes jadi pacar Seanada! Pantesan juga gue! Pake pelet apa lo?!"
Aku hanya bisa ber-istighfar dan menangis. Dan teman-temanku pun membelaku. Begitu juga Zara. Dia lah yang paling sering membela, bahkan memaki orang-orang yang telah menghinaku. Seanada? Hanya berkata "sabar, jangan diladenin. Yang ngejalanin kan aku sama kamu, kenapa mereka yang repot"Tetap saja, rasanya aku tak betah, tetapi aku kuatkan, karena memang aku sayang. Walaupun aku tau hubungan itu salah.
8bulan berlalu
Dan aku mulai merasakan sesuatu. Sesuatu yang agak kutakutkan bila benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Teen Fiction"Ini kisah kita, yang selalu membenarkan sesuatu yang keliru. Dulu. Aku pernah mencintaimu, Dan mungkin akan selalu begitu." By : -se